DENPASAR-Korban investasi bodong berkedok bisnis “Pet Shop Cat Kostel” terus berjatuhan.
Setelah sebelumnya Ibnu Qoyyim Hatta mengaku menjadi korban penipuan investasi Pet Shop hingga Rp 1 miliar lebih, kini giliran Dimas warga Jalan Teuku Umar Denpasar mengaku menjadi korban serupa.
Kepada Jawa Pos Adar Bali, Dimas juga mengaku menjadi korban investasi bodong bisnis penyedia perlengkapan dan pakan kucing yang ditawarkan perempuan berinisial ML hingga puluhan juta rupiah.
Diceritakan, awal mula hingga ia tertipu aksi pepuan dengan kedok investasi itu, berawal saat perkenalan Dimas dengan pelaku ML sejak setahun lalu.
Sekitar awal April 2018, ML mencoba menawarkan investasi kepada korban Dimas.
“Saya awalnya coba investasi ke dia dengan jumlah kecil. Karena menurut saya, nilainya masih masuk akal dengan kondisi dan perkembangan usaha dia cukup bagus,” kata Dimas di Denpasar, Rabu (30/1).
Menurut Dimas, awalnya, modal dan keuntungan sebesar 15 -18 persen yang menjadi haknya selalu dikembalikan ML setiap tahunnya.
Bahkan jalinan kemitraan antara Dimas dengan ML sempat berjalan normal, bahkan setiap bulannya, Dimas selalu menerima kentungan 15-18 dari modalnya.
“Bahkan hingga bulan Desember 2018 dia ( ML) masih membayar kok”akunya.
Hingga akhirnya, awal Januari 2019, Dimas mulai merasakan kejanggalan. ML tiba-tiba hilang kontak. Media sosialnya pun dihapus.
“Sejak kejanggalan itu, saya sempat mencoba mendatangi tempat usahanya di jalan Pulau Lingga Denpasar Selatan ada yang bilang ternyata dia (ML) sudah kabur,” terang Dimas.
Dimas pun bertambah kaget saat mengetahui ternyata identitas di KTP pelaku selama ini palsu.
Kemudian setelah beberapa hari, Dimas juga bertambah kaget saat beberapa orang yang juga merupakan teman-teman dari Dimas mengaku ikut menjadi korban ML.
“Korbannya banyak. Sudah dilaporkan ke polisi juga. Cuman mungkin banyak yang tidak melapor karena nilainya tidak terlaku besar dan hanya berkisa antara Rp 3 juta- Rp 5 juta,” tambahnya.
Kata Dimas, nilai kerugian para korban bervariasi. Ada yang belasan juta, puluhan hingga ratusan juta.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Artha Ariawan belum bisa memberikan keterangan banyak terkait laporan kasus ini.
“Ya, coba saya cek dulu ya,” tandasnya.