25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:13 AM WIB

Pertemuan Bilateral Mendag RI dan Dubes USTR

Mendag Lutfi: Perlu Sinergi Indo-Pasifik dengan ASEAN

BANGKOK, radarbali.id– Menteri  Perdagangan  Muhammad  Lutfi  menegaskan perlunya sinergi ekonomi  kawasan  Indo–Pasifik  dengan  ASEAN.  Sinergi  Indo–Pacific  Economic  Framework  (IPEF) dengan  ASEAN  Outlook  on  the  Indo–Pacific  (AOIP)  akan  menghasilkan  dampak  maksimal  bagi perkembangan  ekonomi  kawasan.  Saat  ini,  Indonesia  tengah mempelajari  keinginan  Amerika Serikat  (AS)  untuk  mempererat  partisipasi  ekonomi  dengan  kawasan  Indo–Pasifik  melalui  Indo–Pacific Economic Framework (IPEF).

 

“Kami harus menyampaikan kembali perlunya menyinergikan IPEF dengan AOIP, sesuai mandat Presiden  RI  Joko  Widodo  pada  Konferensi  Tingkat  Tinggi  ASEAN–AS.  Sebagai  kekuatan  besar  di kawasan, ASEAN memiliki peran penting untuk membentuk arah kerja sama,”kata Mendag Lutfi.

 

Mendag  Lutfi  melakukan  pertemuan  bilateral  dengan  United  States  Trade  Representative  (USTR) Duta  Besar  Katherine  Tai,  Sabtu  (21/5). Pertemuan  tersebut  berlangsung  di  sela-sela  Pertemuan Menteri-Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) di Bangkok, Thailand pada 21–22 Mei 2022.

 

Mendag  Lutfi  menambahkan,  Indonesia  ingin  melihat  hasil-hasil  konkret  dari  tawaran  kerja  sama AS,    terutama    yang    menyangkut    perdagangan,    rantai    pasok,    dan    dampaknya    terhadap kesejahteraan masyarakat di kawasan Indo–Pasifik khususnya ASEAN.

 

Dalam  pertemuan  tersebut,  isu  lain  yang  dibahas  adalah  Pertemuan  Tingkat  Menteri  Trade  and Investment   Framework   Agreement(TIFA)dengan   USTR   pada   September   2022   mendatang. Mendag  Lutfi  berharap,  pertemuan  yang  dipimpin  para  menteri  tersebut  dapat  mengirim  sinyal kuat ke kalangan bisnis ASEAN dan AS untuk menjalin suatu kolaborasi yang meningkatkan upaya pemulihan  ekonomi. “Kami ingin memastikan bahwa Indonesia dan AS memiliki kesamaan visi bahwa  pertemuan TIFA  mendatang  harus  membahas  isu-isu strategis mulai saat itu,”ungkap Mendag Lutfi.

 

Terkait   Konferensi   Tingkat   Menteri    ke-12   Organisasi   Perdagangan   Dunia,   Mendag   Lutfi menyampaikan  kepada  Dubes  Tai  bahwa salah  satu tujuan  utama  pertemuan  tersebut  adalah membuka  kesempatan  negara-negara  anggota  untuk  berdiskusi dan  memastikan  bahwa  regulasi-regulasi perdagangan masih relevan dengan kondisi saat ini.

 

Selain  itu,  Mendag  Lutfi juga meminta  AS  untuk mendukung  Presidensi G20  tahun  ini,  khususnya terhadap  Kelompok  Kerja  Perdagangan,  Investasi,  dan  Industri  (Trade,  Investment,  and  Industry Working  Group).  Pertemuan  TIIWG  yang  kedua  akan  dilaksanakan  secara  hibrida  di  Solo,  Jawa Tengah, 4—7 Juli 2022.

 

Di  sisi  lain,  Dubes  Tai  mengatakan  keterlibatan  Indonesia  dan  ASEAN  sangat  penting  dalam  IPEF, maka ia mengajak Indonesia untuk bergabung dalam kerja sama tersebut. Dubes Tai juga berharap dapat mengembangkan cakupan kerja sama yang lebih luas dengan ASEAN melalui TIFA. Dubes Tai juga mengajak Indonesia untuk bergabung dalam Joint Services Initiatives on Domestic Regulation. Ia  juga  menyampaikan  akan  menindaklanjuti  permintaan Indonesia untuk  kembali mendapatkan Generalized System of Preference(GSP).

 

Total  perdagangan  Indonesia–AS  pada  periode  Januari—Maret  2022  tercatat  sebesar  USD  10,16 miliar.  Nilai  ini  meningkat  29  persen  dibandingkan  periode  yang  sama  tahun  2021  yang  tercatat sebesar USD 7,88 miliar.

 

Sementara  itu  pada  2021,  perdagangan  Indonesia  dengan  AS  tercatat  sebesar  USD  37,02  miliar dengan  ekspor  Indonesia ke  AS  sebesar  USD  25,77  miliar  dan  impor  Indonesia  dari  AS  sebesar 11,25 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus perdagangan terhadap AS sebesar 14,52 miliar.

 

Pada  2021,  komoditas  ekspor  unggulan  Indonesia  ke  AS  adalah  minyak  kelapa  sawit,  krustasea hidup,  alas  kaki,  ragam  krustasea  dan  moluska,  serta  furnitur.  Sementara  itu,  komoditas  impor unggulan  Indonesia  dari  AS  adalah  bahan  bakar  minyak,  kacang  kedelai,  vaksin,  residu  pati (residues of starch manufacture), dan tepung. (rba/ken)

BANGKOK, radarbali.id– Menteri  Perdagangan  Muhammad  Lutfi  menegaskan perlunya sinergi ekonomi  kawasan  Indo–Pasifik  dengan  ASEAN.  Sinergi  Indo–Pacific  Economic  Framework  (IPEF) dengan  ASEAN  Outlook  on  the  Indo–Pacific  (AOIP)  akan  menghasilkan  dampak  maksimal  bagi perkembangan  ekonomi  kawasan.  Saat  ini,  Indonesia  tengah mempelajari  keinginan  Amerika Serikat  (AS)  untuk  mempererat  partisipasi  ekonomi  dengan  kawasan  Indo–Pasifik  melalui  Indo–Pacific Economic Framework (IPEF).

 

“Kami harus menyampaikan kembali perlunya menyinergikan IPEF dengan AOIP, sesuai mandat Presiden  RI  Joko  Widodo  pada  Konferensi  Tingkat  Tinggi  ASEAN–AS.  Sebagai  kekuatan  besar  di kawasan, ASEAN memiliki peran penting untuk membentuk arah kerja sama,”kata Mendag Lutfi.

 

Mendag  Lutfi  melakukan  pertemuan  bilateral  dengan  United  States  Trade  Representative  (USTR) Duta  Besar  Katherine  Tai,  Sabtu  (21/5). Pertemuan  tersebut  berlangsung  di  sela-sela  Pertemuan Menteri-Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) di Bangkok, Thailand pada 21–22 Mei 2022.

 

Mendag  Lutfi  menambahkan,  Indonesia  ingin  melihat  hasil-hasil  konkret  dari  tawaran  kerja  sama AS,    terutama    yang    menyangkut    perdagangan,    rantai    pasok,    dan    dampaknya    terhadap kesejahteraan masyarakat di kawasan Indo–Pasifik khususnya ASEAN.

 

Dalam  pertemuan  tersebut,  isu  lain  yang  dibahas  adalah  Pertemuan  Tingkat  Menteri  Trade  and Investment   Framework   Agreement(TIFA)dengan   USTR   pada   September   2022   mendatang. Mendag  Lutfi  berharap,  pertemuan  yang  dipimpin  para  menteri  tersebut  dapat  mengirim  sinyal kuat ke kalangan bisnis ASEAN dan AS untuk menjalin suatu kolaborasi yang meningkatkan upaya pemulihan  ekonomi. “Kami ingin memastikan bahwa Indonesia dan AS memiliki kesamaan visi bahwa  pertemuan TIFA  mendatang  harus  membahas  isu-isu strategis mulai saat itu,”ungkap Mendag Lutfi.

 

Terkait   Konferensi   Tingkat   Menteri    ke-12   Organisasi   Perdagangan   Dunia,   Mendag   Lutfi menyampaikan  kepada  Dubes  Tai  bahwa salah  satu tujuan  utama  pertemuan  tersebut  adalah membuka  kesempatan  negara-negara  anggota  untuk  berdiskusi dan  memastikan  bahwa  regulasi-regulasi perdagangan masih relevan dengan kondisi saat ini.

 

Selain  itu,  Mendag  Lutfi juga meminta  AS  untuk mendukung  Presidensi G20  tahun  ini,  khususnya terhadap  Kelompok  Kerja  Perdagangan,  Investasi,  dan  Industri  (Trade,  Investment,  and  Industry Working  Group).  Pertemuan  TIIWG  yang  kedua  akan  dilaksanakan  secara  hibrida  di  Solo,  Jawa Tengah, 4—7 Juli 2022.

 

Di  sisi  lain,  Dubes  Tai  mengatakan  keterlibatan  Indonesia  dan  ASEAN  sangat  penting  dalam  IPEF, maka ia mengajak Indonesia untuk bergabung dalam kerja sama tersebut. Dubes Tai juga berharap dapat mengembangkan cakupan kerja sama yang lebih luas dengan ASEAN melalui TIFA. Dubes Tai juga mengajak Indonesia untuk bergabung dalam Joint Services Initiatives on Domestic Regulation. Ia  juga  menyampaikan  akan  menindaklanjuti  permintaan Indonesia untuk  kembali mendapatkan Generalized System of Preference(GSP).

 

Total  perdagangan  Indonesia–AS  pada  periode  Januari—Maret  2022  tercatat  sebesar  USD  10,16 miliar.  Nilai  ini  meningkat  29  persen  dibandingkan  periode  yang  sama  tahun  2021  yang  tercatat sebesar USD 7,88 miliar.

 

Sementara  itu  pada  2021,  perdagangan  Indonesia  dengan  AS  tercatat  sebesar  USD  37,02  miliar dengan  ekspor  Indonesia ke  AS  sebesar  USD  25,77  miliar  dan  impor  Indonesia  dari  AS  sebesar 11,25 miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus perdagangan terhadap AS sebesar 14,52 miliar.

 

Pada  2021,  komoditas  ekspor  unggulan  Indonesia  ke  AS  adalah  minyak  kelapa  sawit,  krustasea hidup,  alas  kaki,  ragam  krustasea  dan  moluska,  serta  furnitur.  Sementara  itu,  komoditas  impor unggulan  Indonesia  dari  AS  adalah  bahan  bakar  minyak,  kacang  kedelai,  vaksin,  residu  pati (residues of starch manufacture), dan tepung. (rba/ken)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/