30.2 C
Jakarta
29 April 2024, 23:31 PM WIB

Saya dari Madura, Keluarga Tak Datang, Sedih, tapi Mau Bagaimana Lagi

DENPASAR – Ketika matahari kian tenggelam, warga binaan Lapas Kerobokan beragama Islam bersama keluarganya duduk di halaman depan Masjid At. Taubah kemarin (31/5).

Mereka berkumpul menunggu datangnya suara beduk, tanda untuk berbuka puasa bareng. Canda tawa dan senyum mengiasi wajah para terpidana ini.

Melepas kangen bersama keluarga adalah hal yang dinanti-nantikan. Tak terasa, suara beduk terdengar. Mereka pun menikmati takjil sebagai makanan untuk berbuka puasa.

Kebahagiaan bersama keluarga itu tampaknya tak dapat dinikmati oleh Suryadi. Terpidana kasus narkoba jenis sabu ini berbuka tak ditemani oleh keluarganya.

“Saya dari Madura, keluarga saya nggak datang. Sedih tapi mau bagaimana lagi,” ujar Suryadi. Pria kelahiran 1978 yang divonis selama 5 tahun subsider 3 bulan ini pun mengaku cukup kuat.

Katanya, hal ini sudan menjadi hal yang biasa. Maklum, buka puasa bersama keluarga sudah dilakoninya sejak di jeruji besi tahun 2016 silam.

Aktivitasnya selama di dalam penjara, adalah mengikuti pesantren kilat. Pria yang terjerat karena menyimpan dan memiliki barang sabu ini pun mengaku hidupnya telah cukup banyak mengalami perubahan.
“Sejak ikut pesantren kilat, saya merasa banyak perubahan. Saya banyak belajar, seperti baca Al Quran yang dari nol dan sekarang sudah mulai lancar,” ucapnya.

Suryadi yang rencananya bila tidak ada halangan tahun depan dapat bebas ini dapat menjadi orang yang lebih baik lagi.

Sementara itu, Kalapas Kerobokan Tony Nainggolan disela-sela acara menyatakan buka puasa bersama sudah dirancang dari dua minggu yang lalu.

Surat untuk keluarga dikirim yang pointnya mengajak keluarga sejumlah dua orang dewasa untuk mengikuti acara buka Bersama ini.

“Kami sudah siapkan takjil, air mineral dan nasi buka puasa. Kalau ada yang bawa barang titipan, bisa dibawah lebih dahulu, dari jam dua hingga setengah lima sore tadi,” ucapnya.

Para keluarga hanya diperbolehkan masuk dengan membawa alat kelengkapan salat saja. Sekitar 770 umat musilm dari total 1728 warra binaan ini berkumpul dengan keluarganya.

“Harapan kami, rasa kerinduan di dalam dapat sedikit terobati. Dan biasanya kerinduan ini muncul saat di hari raya seperti ini,” pungkasnya.

Dalam acara buka bersama tersebut, hadir juga Ketua Ombudsman Bali, Umar Ibnu Alkhatab. Katanya, ini pertama kalinya dia mengikuti acara ini.

“Saya merasa terharu. Lapas Kerobokan memberikan kesempatan kepada warga binaan bertemu dalam acara buka bersama,” ujarnya.

Baginya, ini bagian dari upaya Lapas untuk memberikan dampak psikologis yang baik, sehingga warga binaan dapat menikmati suasana kebatinan. 

DENPASAR – Ketika matahari kian tenggelam, warga binaan Lapas Kerobokan beragama Islam bersama keluarganya duduk di halaman depan Masjid At. Taubah kemarin (31/5).

Mereka berkumpul menunggu datangnya suara beduk, tanda untuk berbuka puasa bareng. Canda tawa dan senyum mengiasi wajah para terpidana ini.

Melepas kangen bersama keluarga adalah hal yang dinanti-nantikan. Tak terasa, suara beduk terdengar. Mereka pun menikmati takjil sebagai makanan untuk berbuka puasa.

Kebahagiaan bersama keluarga itu tampaknya tak dapat dinikmati oleh Suryadi. Terpidana kasus narkoba jenis sabu ini berbuka tak ditemani oleh keluarganya.

“Saya dari Madura, keluarga saya nggak datang. Sedih tapi mau bagaimana lagi,” ujar Suryadi. Pria kelahiran 1978 yang divonis selama 5 tahun subsider 3 bulan ini pun mengaku cukup kuat.

Katanya, hal ini sudan menjadi hal yang biasa. Maklum, buka puasa bersama keluarga sudah dilakoninya sejak di jeruji besi tahun 2016 silam.

Aktivitasnya selama di dalam penjara, adalah mengikuti pesantren kilat. Pria yang terjerat karena menyimpan dan memiliki barang sabu ini pun mengaku hidupnya telah cukup banyak mengalami perubahan.
“Sejak ikut pesantren kilat, saya merasa banyak perubahan. Saya banyak belajar, seperti baca Al Quran yang dari nol dan sekarang sudah mulai lancar,” ucapnya.

Suryadi yang rencananya bila tidak ada halangan tahun depan dapat bebas ini dapat menjadi orang yang lebih baik lagi.

Sementara itu, Kalapas Kerobokan Tony Nainggolan disela-sela acara menyatakan buka puasa bersama sudah dirancang dari dua minggu yang lalu.

Surat untuk keluarga dikirim yang pointnya mengajak keluarga sejumlah dua orang dewasa untuk mengikuti acara buka Bersama ini.

“Kami sudah siapkan takjil, air mineral dan nasi buka puasa. Kalau ada yang bawa barang titipan, bisa dibawah lebih dahulu, dari jam dua hingga setengah lima sore tadi,” ucapnya.

Para keluarga hanya diperbolehkan masuk dengan membawa alat kelengkapan salat saja. Sekitar 770 umat musilm dari total 1728 warra binaan ini berkumpul dengan keluarganya.

“Harapan kami, rasa kerinduan di dalam dapat sedikit terobati. Dan biasanya kerinduan ini muncul saat di hari raya seperti ini,” pungkasnya.

Dalam acara buka bersama tersebut, hadir juga Ketua Ombudsman Bali, Umar Ibnu Alkhatab. Katanya, ini pertama kalinya dia mengikuti acara ini.

“Saya merasa terharu. Lapas Kerobokan memberikan kesempatan kepada warga binaan bertemu dalam acara buka bersama,” ujarnya.

Baginya, ini bagian dari upaya Lapas untuk memberikan dampak psikologis yang baik, sehingga warga binaan dapat menikmati suasana kebatinan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/