26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:44 AM WIB

Gembleng Strategi Politik, Tamba-Ipat Adopsi Ide Winasa Tata Jembrana

Mantan Bupati Jembrana,  I Gede Winasa,  punya peran penting di Pilkada Jembrana 2020. Meski berstatus sebagai narapidana (napi)  Rutan Kelas II Negara,

dia turut mengatur strategi di balik layar atas kemenangan Pasangan Calon Bupati, I Nengah Tamba – I Gede Ngurah Patriana Krisna. 

 

M. BASIR, Negara

SEJAK Pilkada Jembrana diputuskan dilanjutkan di tengah pandemi, partai politik (parpol) mulai mencari sosok calon yang dirasa pas, yang akan diusung dan didukung.

Calon bupati I Nengah Tamba yang mendaftar dari partai koalisi Jembrana maju dan memutuskan untuk meminang I Gede Ngurah Patriana Krisna sebagai calon wakil bupati Jembrana.

Meski saat itu putra sulung I Gede Winasa itu berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Kediri, lobi politik yang dilakukan I Nengah Tamba dan timnya berhasil meyakinkan.

Bapak tiga anak ini mau menjadi calon wakil bupati meski harus menanggalkan status sebagai aparatur sipil negara (ASN).

Calon bupati I Nengah Tamba – I Gede Ngurah Patriana Krisna akhirya ditetapkan sebagai pasangan calon yang akan melawan pasangan calon I Made Kembang Hartawan dan I Ketut Sugiasa.

Kampanye pasangan calon I Nengah Tamba – I Gede Ngurah Patriana Krisna (paket “Tepat”) mulai gencar dilakukan ke seluruh pelosok Jembrana.

Salah satu yang menarik dari kampanye Tepat adalah dengan memasang foto I Gede Winasa dalam semua alat peraga kampanye dan bahan kampanye.

Pencantuman foto I Gede Winasa dalam APK pasangan calon Tepat tersebut bukan hanya karena ayah dari I Gede Ngurah Patriana Krisna.

Tujuannya tidak lain adalah untuk mengenalkan pasangan calon “Tepat” sebagai penerus kejayaan Jembrana seperti saat Winasa memimpin Jembrana.

Keberhasilan Winasa saat memimpin Jembrana menjadi modal politik yang kuat untuk pasangan Tepat. Hal tersebut diakui I Gede Ngurah Patriana Krisna, putra Winasa yang menjadi calon wakil bupati Jembrana.

Menurutnya, I Gede Winasa sebagai orang tua sering mendapat pesan -pesan selayaknya orang tua. “Pesannya seperti seorang bapak pada umumnya,” ujar Ipat.

Dari segi politik, Winasa mampu memberi pengalaman politiknya. Karena dari segi pengalaman Winasa lebih tahu dan berpengalaman.

Winasa membagikan pengalamannya pada Ipat, seperti cara mendapatkan suara, siapa saja orang yang harus ditemui, titik lokasi yang harus didatangi dan titik mana yang tidak perlu didatangi.

Bahkan strategi yang harus dijalakan saat gerilya mendapatkan suara mendapat masukan dari  Winasa. Strategi dari Winasa tersebut dikolaborasikan dengan strategi dari tim pemenangan pasangan calon “Tepat” tersebut.  

“Bapak lebih tahu, pengalamannya lebih banyak,” ungkapnya. Ke  depan dari segi pemerintahan, karena Winasa sudah pernah menjadi bupati dua periode juga banyak pengalaman,

maka pengalamannya dijadikan masukan yang akan dikolaborasikan dengan pemerintahan paslon Tamba-Ipat.

Misalnya dalam memaksimalkan pengelolaan APBD Jembrana, karena dulu dengan APBD Jembrana yang kecil bisa membuat program yang inovatif yang dirasakan masyarakat.

“Walaupun saya juga di pemerintahan, tapi levelnya jauh di bawah bapak,” ujar Ipat lagi. Karena menurutnya, sejumlah ide Winasa saat ini untuk diterapkan di Jembrana masih sangat relevan.

Selain ide-ide inovatif dari Winasa, sejumlah ide program dari I Nengah Tamba sebagai bupati Jembrana  dan dirinya sebagai wakil bupati nanti akan dikolaborasikan untuk memajukan Jembrana.

Setelah terpilih menjadi wakil bupati Jembrana, ada keinginan yang akan dilakukan Ipat untuk membantu Winasa.

Tentunya, dengan jalur hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Karena Ipat menyadari, meskipun akan menjadi wakil bupati Jembrana, tidak bisa serta merta bisa membantu Winasa.

Karena dirinya menjadi wakil bupati dan kasus hukum Winasa hal lain. Sehingga, salah satu cara untuk membantu Winasa dengan jalur hukum yang semestinya.

Misalnya, dengan menyediakan pengacara terbaik yang bisa membantu sepenuhnya kasus hukum Winasa.

Jika saat ini masih dalam proses peninjauan kembali, maka pengacara yang lebih baik lagi agar bisa membantu.

“Pengacara sudah pasti tahu caranya, mencari cara agar bisa membantu Winasa,” ujarnya. Ipat sudah menemui Winasa

setelah proses rekapitulasi dan penetapan perolehan suara yang menetapkan pasangan calon Tamba — Ipat sebagai peraih suara tertinggi.

Begitu juga dengan I calon bupati Nengah Tamba, sudah sempat menjenguk Winasa setelah dipastikan menjadi pemenang Pilkada Jembrana. (*)

Mantan Bupati Jembrana,  I Gede Winasa,  punya peran penting di Pilkada Jembrana 2020. Meski berstatus sebagai narapidana (napi)  Rutan Kelas II Negara,

dia turut mengatur strategi di balik layar atas kemenangan Pasangan Calon Bupati, I Nengah Tamba – I Gede Ngurah Patriana Krisna. 

 

M. BASIR, Negara

SEJAK Pilkada Jembrana diputuskan dilanjutkan di tengah pandemi, partai politik (parpol) mulai mencari sosok calon yang dirasa pas, yang akan diusung dan didukung.

Calon bupati I Nengah Tamba yang mendaftar dari partai koalisi Jembrana maju dan memutuskan untuk meminang I Gede Ngurah Patriana Krisna sebagai calon wakil bupati Jembrana.

Meski saat itu putra sulung I Gede Winasa itu berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Kediri, lobi politik yang dilakukan I Nengah Tamba dan timnya berhasil meyakinkan.

Bapak tiga anak ini mau menjadi calon wakil bupati meski harus menanggalkan status sebagai aparatur sipil negara (ASN).

Calon bupati I Nengah Tamba – I Gede Ngurah Patriana Krisna akhirya ditetapkan sebagai pasangan calon yang akan melawan pasangan calon I Made Kembang Hartawan dan I Ketut Sugiasa.

Kampanye pasangan calon I Nengah Tamba – I Gede Ngurah Patriana Krisna (paket “Tepat”) mulai gencar dilakukan ke seluruh pelosok Jembrana.

Salah satu yang menarik dari kampanye Tepat adalah dengan memasang foto I Gede Winasa dalam semua alat peraga kampanye dan bahan kampanye.

Pencantuman foto I Gede Winasa dalam APK pasangan calon Tepat tersebut bukan hanya karena ayah dari I Gede Ngurah Patriana Krisna.

Tujuannya tidak lain adalah untuk mengenalkan pasangan calon “Tepat” sebagai penerus kejayaan Jembrana seperti saat Winasa memimpin Jembrana.

Keberhasilan Winasa saat memimpin Jembrana menjadi modal politik yang kuat untuk pasangan Tepat. Hal tersebut diakui I Gede Ngurah Patriana Krisna, putra Winasa yang menjadi calon wakil bupati Jembrana.

Menurutnya, I Gede Winasa sebagai orang tua sering mendapat pesan -pesan selayaknya orang tua. “Pesannya seperti seorang bapak pada umumnya,” ujar Ipat.

Dari segi politik, Winasa mampu memberi pengalaman politiknya. Karena dari segi pengalaman Winasa lebih tahu dan berpengalaman.

Winasa membagikan pengalamannya pada Ipat, seperti cara mendapatkan suara, siapa saja orang yang harus ditemui, titik lokasi yang harus didatangi dan titik mana yang tidak perlu didatangi.

Bahkan strategi yang harus dijalakan saat gerilya mendapatkan suara mendapat masukan dari  Winasa. Strategi dari Winasa tersebut dikolaborasikan dengan strategi dari tim pemenangan pasangan calon “Tepat” tersebut.  

“Bapak lebih tahu, pengalamannya lebih banyak,” ungkapnya. Ke  depan dari segi pemerintahan, karena Winasa sudah pernah menjadi bupati dua periode juga banyak pengalaman,

maka pengalamannya dijadikan masukan yang akan dikolaborasikan dengan pemerintahan paslon Tamba-Ipat.

Misalnya dalam memaksimalkan pengelolaan APBD Jembrana, karena dulu dengan APBD Jembrana yang kecil bisa membuat program yang inovatif yang dirasakan masyarakat.

“Walaupun saya juga di pemerintahan, tapi levelnya jauh di bawah bapak,” ujar Ipat lagi. Karena menurutnya, sejumlah ide Winasa saat ini untuk diterapkan di Jembrana masih sangat relevan.

Selain ide-ide inovatif dari Winasa, sejumlah ide program dari I Nengah Tamba sebagai bupati Jembrana  dan dirinya sebagai wakil bupati nanti akan dikolaborasikan untuk memajukan Jembrana.

Setelah terpilih menjadi wakil bupati Jembrana, ada keinginan yang akan dilakukan Ipat untuk membantu Winasa.

Tentunya, dengan jalur hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Karena Ipat menyadari, meskipun akan menjadi wakil bupati Jembrana, tidak bisa serta merta bisa membantu Winasa.

Karena dirinya menjadi wakil bupati dan kasus hukum Winasa hal lain. Sehingga, salah satu cara untuk membantu Winasa dengan jalur hukum yang semestinya.

Misalnya, dengan menyediakan pengacara terbaik yang bisa membantu sepenuhnya kasus hukum Winasa.

Jika saat ini masih dalam proses peninjauan kembali, maka pengacara yang lebih baik lagi agar bisa membantu.

“Pengacara sudah pasti tahu caranya, mencari cara agar bisa membantu Winasa,” ujarnya. Ipat sudah menemui Winasa

setelah proses rekapitulasi dan penetapan perolehan suara yang menetapkan pasangan calon Tamba — Ipat sebagai peraih suara tertinggi.

Begitu juga dengan I calon bupati Nengah Tamba, sudah sempat menjenguk Winasa setelah dipastikan menjadi pemenang Pilkada Jembrana. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/