29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:42 AM WIB

Keamanan Kejati Bali Mendadak Diperketat, Upacara Mecaru Belum Jelas

Biasanya untuk masuk ke Kantor Kejati Bali tidak sulit. Cukup menyalakan klakson kepada satpam yang berjaga di depan, maka sudah bisa masuk.

Namun, sejak kemarin (1/9) sehari usai peristiwa bunuh diri yang dilakukan Tri Nugraha, pengamanan mendadak diperketat.

 

MAULANA SANDIJAYA, Denpasar

SATU unit mobil polisi terparkir di depan pintu masuk Kantor Kejati Bali di Jalan Tantular Nomor 5, Renon, Denpasar.

Di sebelah mobil polisi banyak motor berjajar. Motor itu milik awak media yang sedang liputan. Ketika Jawa Pos Radar Bali hendak melewati pintu gerbang disetop dua orang satpam dan dua orang polisi.

“Tolong kartu wartawannya, Pak,” ujar salah seorang satpam. Jawa Pos Radar Bali bertanya balik tumben harus mengeluarkan kartu identitas wartawan, satpam tersebut menyebut untuk kepentingan keamanan.

Sementara polisi yang tidak asing dengan Jawa Pos Radar Bali ikut mengawasi proses pemeriksaan. Setelah mengeluarkan kartu pers, petugas giliran mengecek suhu tubuh menggunakan thermo gun.

“36,4. Silakan masuk,” kata satpam satunya. Dari kejauhan tampak belasan awak media cetak, televisi, dan online duduk santai di ruang media.

Ruang mungil itu letaknya hanya sepelemparan batu dari pintu gerbang. Pemeriksaan keamanan ini berlaku untuk semua orang.

Kurir yang membawa paket pun diberhentikan di depan. Paketnya diminta dan kurirnya disuruh balik.

Bahkan, dua orang yang mengaku wartawan gagal masuk karena tidak bisa menunjukkan kartu identitas wartawan.

“Maaf, tidak ada kartu identitas wartawan tidak bisa masuk,” tutur satpam dengan nada sopan. Dua wartawan tersebut lantas celingukan sambal membuka ponselnya, mencoba menghubungi seseorang.

Sementara bagi pengendara mobil harus melewati portal. Namun, pemeriksaan keamanan ini hanya berlaku bagi tamu. Beberapa orang jaksa bebas lalulang masuk tanpa pemeriksaan. Baik yang naik motor maupun mobil.

Pemeriksaan keamanan juga berlaku di dalam lobi Kantor Kejati Bali. Saat Jawa Pos Radar Bali masuk ke dalam lobi, langsung ditanya dari mana dan ada kepentingan apa oleh petugas piket.

Setelah diberitahu hendak bertemu Kasi Penkum A. Luga Harlianto, Jawa Pos Radar Bali juga tidak diizinkan naik ke lantai dua, tempat Humas Kejati Bali.

Ini tentu tidak seperti biasanya. Sebab, biasanya awak media yang ingin wawancara, setelah ada konfirmasi, langsung diizinkan.

Petugas piket kemudian menelepon Luga. “Silakan ditunggu di luar, Pak. Nanti Pak Luga yang ke sana,” ujar jaksa yang masih muda itu.

Tidak lama kemudian datang Luga. Dari langkahnya terlihat gontai. Kasi Penkum yang akrab dengan media itu terlihat capek. “Maaf, Bro. Pemberian keterangan media di sini saja,” kata mantan Kasi Datun Kejari Merauke itu.

Luga menyampaikan tim pengawasan Kejagung RI sedang menuju ke Bali untuk melakukan pemeriksaan internal pada para jaksa yang dianggap tahu peristiwa bunuh diri.

Ditanya kapan rencana mecaru, Luga belum bisa memastikan. “Untuk mecaru belum ada informasi kapan dilakukan. Nanti kalau ada info kami kabari,” jelasnya.

Saat ini toilet yang menjadi tempat eks Kepala BPN Denpasar dan Badung Tri Nugraha bunuh diri masih dipasangi police line atau garis polisi.(*)

 

Biasanya untuk masuk ke Kantor Kejati Bali tidak sulit. Cukup menyalakan klakson kepada satpam yang berjaga di depan, maka sudah bisa masuk.

Namun, sejak kemarin (1/9) sehari usai peristiwa bunuh diri yang dilakukan Tri Nugraha, pengamanan mendadak diperketat.

 

MAULANA SANDIJAYA, Denpasar

SATU unit mobil polisi terparkir di depan pintu masuk Kantor Kejati Bali di Jalan Tantular Nomor 5, Renon, Denpasar.

Di sebelah mobil polisi banyak motor berjajar. Motor itu milik awak media yang sedang liputan. Ketika Jawa Pos Radar Bali hendak melewati pintu gerbang disetop dua orang satpam dan dua orang polisi.

“Tolong kartu wartawannya, Pak,” ujar salah seorang satpam. Jawa Pos Radar Bali bertanya balik tumben harus mengeluarkan kartu identitas wartawan, satpam tersebut menyebut untuk kepentingan keamanan.

Sementara polisi yang tidak asing dengan Jawa Pos Radar Bali ikut mengawasi proses pemeriksaan. Setelah mengeluarkan kartu pers, petugas giliran mengecek suhu tubuh menggunakan thermo gun.

“36,4. Silakan masuk,” kata satpam satunya. Dari kejauhan tampak belasan awak media cetak, televisi, dan online duduk santai di ruang media.

Ruang mungil itu letaknya hanya sepelemparan batu dari pintu gerbang. Pemeriksaan keamanan ini berlaku untuk semua orang.

Kurir yang membawa paket pun diberhentikan di depan. Paketnya diminta dan kurirnya disuruh balik.

Bahkan, dua orang yang mengaku wartawan gagal masuk karena tidak bisa menunjukkan kartu identitas wartawan.

“Maaf, tidak ada kartu identitas wartawan tidak bisa masuk,” tutur satpam dengan nada sopan. Dua wartawan tersebut lantas celingukan sambal membuka ponselnya, mencoba menghubungi seseorang.

Sementara bagi pengendara mobil harus melewati portal. Namun, pemeriksaan keamanan ini hanya berlaku bagi tamu. Beberapa orang jaksa bebas lalulang masuk tanpa pemeriksaan. Baik yang naik motor maupun mobil.

Pemeriksaan keamanan juga berlaku di dalam lobi Kantor Kejati Bali. Saat Jawa Pos Radar Bali masuk ke dalam lobi, langsung ditanya dari mana dan ada kepentingan apa oleh petugas piket.

Setelah diberitahu hendak bertemu Kasi Penkum A. Luga Harlianto, Jawa Pos Radar Bali juga tidak diizinkan naik ke lantai dua, tempat Humas Kejati Bali.

Ini tentu tidak seperti biasanya. Sebab, biasanya awak media yang ingin wawancara, setelah ada konfirmasi, langsung diizinkan.

Petugas piket kemudian menelepon Luga. “Silakan ditunggu di luar, Pak. Nanti Pak Luga yang ke sana,” ujar jaksa yang masih muda itu.

Tidak lama kemudian datang Luga. Dari langkahnya terlihat gontai. Kasi Penkum yang akrab dengan media itu terlihat capek. “Maaf, Bro. Pemberian keterangan media di sini saja,” kata mantan Kasi Datun Kejari Merauke itu.

Luga menyampaikan tim pengawasan Kejagung RI sedang menuju ke Bali untuk melakukan pemeriksaan internal pada para jaksa yang dianggap tahu peristiwa bunuh diri.

Ditanya kapan rencana mecaru, Luga belum bisa memastikan. “Untuk mecaru belum ada informasi kapan dilakukan. Nanti kalau ada info kami kabari,” jelasnya.

Saat ini toilet yang menjadi tempat eks Kepala BPN Denpasar dan Badung Tri Nugraha bunuh diri masih dipasangi police line atau garis polisi.(*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/