DENPASAR – Setelah disemayamkan hampir enam hari di rumah duka, jenazah mantan Wakil Ketua DPRD Bali I Gede Komang Swastika alias Jro Jangol akhirnya diaben Jumat (4/1) siang.
Ribuan pelayat memadati rumah duka yang berada di Jalan Batanta, Denpasar. Suasana duka sangat terasa.
Dalam perjalanan menuju setra (kuburan) Sebelanga, Desa Pakraman Denpasar, yang berjarak 100 meter dari rumah duka, terlihat mata para keluarga dekat politisi Partai Gerindra ini berkaca-kaca.
Terutama para istri terpidana yang terlibat kasus narkoba ini. Tak ketinggalan, keluarga besar Baladika Bali di bawah komando I Bagus Alit Sucipta alias Gus Bota hadir memberi penghormatan terakhir kepada Jro Jangol yang merupakan Ketua Harian DPD Baladika Bali.
Sebelum tiba di kuburan, jenazah Jro Jangol dari rumah duka diarak terlebih dahulu ke rumah tuanya yang berada sekitar 200 meter dari rumahnya.
Di rumah tua tersebut, jenazah Jro Jangol dinaikkan di sebuah bade (wadah) dan kemudian antar ke kuburan.
10 menit kemudian, jenazah tiba dan kemudian dilanjutkan dengan proses upacara pengabenan sebelum jenazah dibakar.
Di sela-sela upacara tersebut, ada dua orang perempuan dari keluarga Jro Jangol yang sempat pingsan. Mereka yang terjatuh seolah tak kuasa menerima kepergian pria yang pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
Setelah upacara selesai, sejumlah anggota keluarga suka duka Baladika Bali mendekat ke mendiang Jro Jangol.
“Kami perwakilan dari Baladika Bali meminta maaf bilamana ada kesalahan yang pernah diperbuat oleh Jro Jangol. Mari sekarang kita doakan Jro Jangol agar tenang di tempat barunya,” ujar perwakilan Baladika dengan menggunakan toa.
“Kami dari keluarga suka duka Baladika Bali juga turut mengucapkan terimakasi kepada Jro Jangol karena telah ikut serta
membangun Baladika hingga menjadi sekarang ini. Jasa beliau besar,” ujarnya lagi didampingi oleh Gus Bota, Ketua Umum Baladika Bali.
Setelah itu, sejumlah keluarga besar suka duka Baladika Bali diminta untuk mencakupkan tangan di dada dan kemudian berdoa agar Jro Jangol mendapatkan tempat yang layak.
Upacara kemudian dilanjutkan dengan pembakaran jenazah. Gus Bota dan juga Ketua Umum Laskar Bali AA Ketut Suma Wedanta alias Gung Alit
yang hadir dalam acara pengabenan tersebut diberikan kesempatan untuk mematik api untuk membakar jenazah.