Warning: Undefined variable $reporternya in /var/www/devwpradar/wp-content/themes/Newspaper/functions.php on line 229
26.1 C
Jakarta
21 Juli 2024, 6:56 AM WIB

Berawal dari Musik Klasik, Rilis Album Internasional Berjudul Inscape

Cantik, muda, berbakat. Tiga kata itu tepat untuk menggambarkan sosok Zerlina Devi. Perempuan kelahiran Denpasar 8 April 1992 ini merupakan musisi jazz yang piawai memainkan keyboard yang namanya kian harum dikancah internasional.

 

ZULFIKA RAHMAN, Denpasar

Mengenal aliran jazz sejak kecil membuatnya kepincut untuk berkarir di dunia musik. Bakat itu memang terlihat saat ia menginjak usia 10 tahun.

Hingga saat ini, satu album telah ditelurkan berjudul Inscape yang dirilis tahun 2016 silam di Amerika Serikat. Bahkan, saat ini dia masih berkiprah di negeri berjuluk Paman Sam tersebut.

Ditemui di Ryoshi House of Jazz kawasan Kuta, Zerlina menceritakan awal mula ketertarikannya di dunia musik jazz.

Semenjak ia kecil, ia terbiasa mendengar alunan musik jazz di rumahnya. Ternyata di umur yang terbilang masih kecil ia pun jatuh cinta, hingga akhirnya di umur 10 tahun, ia memutuskan untuk kursus musik klasik.

Dia juga merupakan salah satu murid dari musisi jazz ternama Erik Sondhy. “Dari kursus ini kemampuan terus terasah dalam bermusik.

Tapi, ada rasa bosan saat bermain musik klasik akhirnya lebih tertarik ke jazz,” ujar Zerlina Devi ditemui Jawa Pos Radar Bali usai manggung beberapa hari lalu.

Alumnus SMA Taman Rama ini baru mulai menjajal berbagai panggung di usianya ke 17 tahun. Dari sana permainannya mulai diasah dan kemampuannya semakin terlihat.

Saat itu masih membawakan lagu-lagu cover milik musisi lain. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meneruskan kuliah di salah satu sekolah musik di Boston Amerika Serikat.

Disana Zerlina mengambil jurusan performance dan jazz composition. “Di sana (Amerika) saya banyak bertemu teman musisi. Banyak masukan juga mulai dari berbagai genre.

Makanya jazz yang aku mainkan saat ini tidak kental jazz tapi ada juga pengaruh genre lain,” katanya yang saat itu ditemui mengenakan pakaian serba hitam. 

Di Amerika juga Zerlina kerap tampil di even musik hingga kafe-kafe. Hingga akhirnya di tahun 2016 Zerlina mengeluarkan album perdana berjudul Inscape yang berisi 7 lagu. 

Saat ini ia mengaku tengah mempersiapkan album keduanya yang ditargetkan bisa rampung tahun ini. Materi lagu diakui tidak jauh berbeda dari album sebelumnya.

Namun perbedaan terlihat pada proses produksi. “Kalau dulu kan take rekaman hanya satu sampai dua kali. Kalau sekarang aransemennya lebih di produseri,” terangnya.

Karakter kuat yang dipegang oleh Zerlina sendiri adalah mix antara inspirasi dari etnik dicamour dengan jazz and soul.(*)

 

Cantik, muda, berbakat. Tiga kata itu tepat untuk menggambarkan sosok Zerlina Devi. Perempuan kelahiran Denpasar 8 April 1992 ini merupakan musisi jazz yang piawai memainkan keyboard yang namanya kian harum dikancah internasional.

 

ZULFIKA RAHMAN, Denpasar

Mengenal aliran jazz sejak kecil membuatnya kepincut untuk berkarir di dunia musik. Bakat itu memang terlihat saat ia menginjak usia 10 tahun.

Hingga saat ini, satu album telah ditelurkan berjudul Inscape yang dirilis tahun 2016 silam di Amerika Serikat. Bahkan, saat ini dia masih berkiprah di negeri berjuluk Paman Sam tersebut.

Ditemui di Ryoshi House of Jazz kawasan Kuta, Zerlina menceritakan awal mula ketertarikannya di dunia musik jazz.

Semenjak ia kecil, ia terbiasa mendengar alunan musik jazz di rumahnya. Ternyata di umur yang terbilang masih kecil ia pun jatuh cinta, hingga akhirnya di umur 10 tahun, ia memutuskan untuk kursus musik klasik.

Dia juga merupakan salah satu murid dari musisi jazz ternama Erik Sondhy. “Dari kursus ini kemampuan terus terasah dalam bermusik.

Tapi, ada rasa bosan saat bermain musik klasik akhirnya lebih tertarik ke jazz,” ujar Zerlina Devi ditemui Jawa Pos Radar Bali usai manggung beberapa hari lalu.

Alumnus SMA Taman Rama ini baru mulai menjajal berbagai panggung di usianya ke 17 tahun. Dari sana permainannya mulai diasah dan kemampuannya semakin terlihat.

Saat itu masih membawakan lagu-lagu cover milik musisi lain. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meneruskan kuliah di salah satu sekolah musik di Boston Amerika Serikat.

Disana Zerlina mengambil jurusan performance dan jazz composition. “Di sana (Amerika) saya banyak bertemu teman musisi. Banyak masukan juga mulai dari berbagai genre.

Makanya jazz yang aku mainkan saat ini tidak kental jazz tapi ada juga pengaruh genre lain,” katanya yang saat itu ditemui mengenakan pakaian serba hitam. 

Di Amerika juga Zerlina kerap tampil di even musik hingga kafe-kafe. Hingga akhirnya di tahun 2016 Zerlina mengeluarkan album perdana berjudul Inscape yang berisi 7 lagu. 

Saat ini ia mengaku tengah mempersiapkan album keduanya yang ditargetkan bisa rampung tahun ini. Materi lagu diakui tidak jauh berbeda dari album sebelumnya.

Namun perbedaan terlihat pada proses produksi. “Kalau dulu kan take rekaman hanya satu sampai dua kali. Kalau sekarang aransemennya lebih di produseri,” terangnya.

Karakter kuat yang dipegang oleh Zerlina sendiri adalah mix antara inspirasi dari etnik dicamour dengan jazz and soul.(*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/