Banyak hal di luar dugaan terjadi pada pari pertama pendaftaran cagub – cawagub Bali kemarin (8/1). Di antaranya kemunculan mendadak Pastika yang mengejutkan massa pendukung paket Koster – Ace.
MAULANA SANDIJAYA, Denpasar
BUNYI klakson motor dan mobil memekikkan telinga. Arus kendaraan roda dua dan empat tertahan lantaran ribuan orang
memakai baju adat madya didominasi warna merah memadati tepi Jalan Cok Agung Tresna, depan kantor KPU Bali sejak pagi.
Jalanan yang padat membuat laju lalulintas pagi tersendat. Petugas kepolisian yang diturunkan terlihat bekerja keras mengurai kendaraan yang merayap.
Semakin mendekati kantor KPU Bali, suara tabuhan baleganjur bersahutan dengan bunyi pulit polisi berpadu dengan suara musik pop Bali yang berasal dari pengeras suara salah satu mobil semakin keras.
Di tepi jalan telah berjajar ribuan orang menunggu kedatangan Koster – Ace dari kantor DPD PDIP Bali. Mereka asyik ngobrol. Tak sedikit juga yang berswafoto dengan rekannya.
Di tengah suasana sibuk dan berisik itu, sekitar pukul 10.30, tiba-tiba massa berhamburan mendekati mobil nomor polisi DK 1.
“Pak Gub, Pak Gub,” teriak massa perempuan mengenakan kebaya merah sambil menyalami Gubernur Pastika yang turun dari jalan.
Sambil menyalami massa, Pastika didampingi tokoh PDIP asal Bangli Nyoman Adnyana, Karo Humas dan Protokol Dewa Mahendra, Kepala Kesbangpolinmas Jaya Suartama, jalan menuju kantor KPU Bali.
Hanya butuh beberapa langkah dari jalan raya, Pastika masuk ruang transit KPU Bali. Pastika yang pernah diusung PDIP pada Pilgub Bali 2008 lalu itu menemui paket Koster – Ace dan sejumlah tokoh PDIP Bali.
Nah, saat di dalam ruangan itu, Pastika bertemu AA Ngurah Puspayoga, Menteri Koperasi dan UMKM. Keduanya pun reuni setelah lama “bercerai” hampir lima tahun lalu.
Ya, saat Pilgub Bali 2013 lalu, Pastika yang berpasangan dengan Ketut Sudikerta menjadi lawan Puspayoga bertandem dengan Dewa Sukrawan.
Sebelumnya pada pemilu 2008, Pastika satu paket dengan Puspayoga. Pastika berada di dalam ruangan transit sekitar 15 menit.
Sejumlah orang yang menyaksikan pertemuan Pastika dengan Puspayoga menyebut keduanya saling sapa dan akrab. Keduanya juga sempat berjabatan tangan ala komando.
“Saya ingin mengecek kesiapan KPU dan jajarannya. Bahwa proses ini berjalan dengan baik, sehingga bisa memilih pemimpin sesuari rakyat,” kata Pastika.
Saat ditanya dirinya secara pribadi mendukung siapa, Pastika menjawab dengan bernyanyi. “Ada lagunya,
kalau ada orang bawa ember dan handuk, lagunya begini ‘jangan ditanya, kemana aku pergi,’. Itu lagu orang mau mandi,” selorohnya lantas tertawa.
Ketut Kariyasa Adnyana, anggota DPRD Bali dapil Buleleng yang berada tak jauh dari Pastika langsung menyambar omongan Pastika dengan celetukan. “Nyame Buleleng (saudara dari Buleleng) Pak Gub,” celetuk Kariyasa.
Sementara di dalam ruangan, Koster dan Cok Ace dikawal bupati-wabup kader PDIP. Bupati dan wabup se-Bali kader PDIP yang hadir di antaranya Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti;
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana; Bupati Jembrana, Putu Artha, Bupati Bangli, I Made Gianyar; Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta; wakil walikota Denpasar, IGN Jayanegara. Hadir juga Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama.
Para bupati itu duduk di belakang Koster. Selama menunggu proses vefrivikasi berkas oleh komisioner KPU, Koster dan anak buahnya tampak pakrimik.
Mereka tidak menyangka jika berkas yang diserahkan langsung diverivikasi. Ternyata, verifikasi itu memakan waktu hingga 2,5 jam lebih.
Celakanya, selama hampir tiga jam duduk di ruangan mereka tidak diberi minum ataupun snack oleh KPU. Mereka pun pakrimik saling melempar kode merasa haus dan lapar.
Tamu undangan yang lain juga tampak celingukan mencari air minum. “Haus dan lapar, sing ade ape,” seloroh salah satu tamu undangan yang duduk di barisan barat.
Koster yang duduk di bawah airconditioner (AC) tampak kedinginan. Sambil menyilangkan dua tangannya di dada, tubuh Koster tampak menggigil.
“Tolong matikan AC-nya buk, kasihan beliau,” ujar salah satu pendukung Koster yang duduk di belakang.
Yang menarik ketika Adi Wiryatama merasa bosan lama menunggu, mantan Bupati Tabanan dua periode itu bangkit dari tempat duduknya.
Adi kemudian keliling memfoto barisan tamu undangan. Komisioner KPU yang duduk di depan juga tak luput dari jepretan kamera ponselnya.
Melihat ulah bapaknya, Eka Wiryastuti tertawa terbahak. “Selama saya mendaftar di KPU ini paling lama,” gerutu Adi saat meninggalkan ruangan.
Adi menilai KPU Bali kurang siap. Salah satu indikasinya surat serah terima yang baru diketik belakangan.
“Kami adminisrasi kalau kurang lengkap tidak ada-apa, dari kami tidak ada yang tidak lengkap. Kurang siap mereka,” cetus Adi.
Pendaftaran paslon akan dilanjutkan Selasa hari ini. Paket yang akan mendaftar adalah IB Rai Dharmawijaya Mantra – Ketut Sudikerta (Mantra – Kerta).