Pandemic Covid – 19 membuat aktivitas masyarakat tak berjalan normal. Semua perhatian tertuju pada virus asal Wuhan, Tiongkok ini.
Tapi, Palang Merah Indonesia (PMI) tak gusar. Tetap mencari pasokan darah meski di larang berkerumun dan harus menerapkan physical distancing.
NI KADEK NOVI FEBRIANI, Denpasar
DARAH selalu dibutuhkan. Kondisi wabah virus seperti ini, relawan PMI harus berjibaku untuk selalu bisa menyediakan darah.
Apalagi para pasien Covid – 19 butuh banyak darah. Ditambah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat tajam.
Berbagai cara dilakukan PMI. Salah satunya tetap melakukan kegiatan donor darah dengan tetap menerapkan imbauan pemerintah pakai masker dan jaga jarak.
Seperti yang terlihat di aula Kesdam IX/Udayana di Jalan PB Sudirman, Denpasar, Selasa lalu (7/4).
Humas UTD PMI Bali Tjok Gede Agung Kurniawan mengatakan, stok darah saat ini memang menipis. Sebagai catatan, kebutuhan darah per hari kurang lebih 150 kantong.
Namun, karena ada virus corona ini stok darah berkisar 80 sampai 100 kantong yang tersedia. Sehingga tak jarang, pasien membawa pendonor pengganti untuk mendonorkan darahnya.
“Saat ini sih stok darah masih terpenuhi. Namun, kami terus berusaha memenuhi, jangan sampai kehabisan. Di samping itu pasien sendiri bawa donor pengganti memenuhi kebutuhan darah.
Kami berupaya sosialisasi khsusunya saat ini kami adakan di Kesdam IX/Udayana,” ucap Tjok Gede Agung Kurniawan
Golongan darah yang banyak permintaan adalah O dan B. Kemudian yang langka itu AB, tetapi permintaannya juga tidak banyak.
Tjok Gde Agung Kurniawan berharap masyarakat mau mendonorkan darahnya. Seperti yang dilakukan kegiatan di Kesdam IX Udayana.
“Ini kami target bisa mendapatkan 50 kantong darah di Kesdam ini,” katanya. Mereka berusaha memenuhi kebutuhan darah di PMI Provinsi Bali.
Banyak pasien yang membutuhkan darah, selain DBD, ibu yang pendarahan karena usai melahirkan. Selain itu, juga pasien yang kecelakaan yang membutuhkan darah.
“Kepada rekan-rekan yang mau mendonorkan silakan datang secara mandiri ke kantor unit PMI Bali, Jalan Imam Bonjol, Denpasar,” sebutnya.
PMI membuka gerai di markas PMI, Jalan Imam Bonjol karena diketahui merebaknya Covid-19, sehingga pendonor takut ke rumah sakit.
Maka dari itu, dibukakan gerai supaya pendonor bisa melakukan donor darah secara mandiri. “Kami berusaha sosialisasi juga ke instansi. Menjaga pakem-pakem pakai masker physical distancing. Pakai masker,” ucapnya.
Lanjutnya, pihak PMI akan memberikan masker kepada pendonor yang data tanpa menggunaka alat pelindung diri (APD).
“Kalau jumlah pastinya keseluruhan kami masih terkendala jumlah, 80-100 kantong sehari, kebutuhan sehari itu hari yang normal 150 kantong.
Tapi, masyarakat datang secara mandiri menyadari donor darah belum bisa diselenggarakan sintetis,” ucapnya.
Sementara itu, Kakesdam IX/Udayana, Kolonel Ckm dr. I Made Mardika mengatakan, jumlah pendonor ada 60 orang terdiri dari mahasiswa akademi perawat sebanyak 20 dan anggota TNI berjumlah 40 orang.
Diakuinya aksi sosial ini adalah untuk membantu PMI dalam memenuhi kebutuhan darah. Sebab, di masa pandemi ini pasti banyak darah yang diperlukan.
“Kegiatan hari ini akibat pandemi corona. Ini perintah Pangdam IX/Udayana, setiap balak harus melaksanakan donor. PMI kekurangan darah,” ucapnya.
Menurutnya, kegiatan donor darah ini dilakukan bertahap. Mengingat harus menjaga jarak dan mencegah terjadinya kerumunan.
Diakui, yang datang sebagai pendonor kemarin adalah PNS TNI Angkatan Darat dan Kowad yang berkeluarga.
Tapi, khusus untuk ikut kegiatan kemarin, mereka datang. Aksi donor darah ini akan berlanjut pada anggota satuan lainnya di wilayah Kodam IX/Udayana.
“Untuk stok darah di RSAD kami biasanya langsung minta ke PMI, tapi untuk saat ini masih terpenuhi,” pungkasnya. (*)