28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:26 AM WIB

Muncul Mendadak di Sungai Angker Setelah Warga Pukul Gong

Seorang petani, I Wayan Cakra Widana, 57, sempat hilang usai berkebun pada Sabtu (10/12) di Banjar Kesian, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar.

Keluarganya bingung mencari kakek yang tidak pulang semalaman. Kebetulan atau tidak, pencarian terhadap si kakek membuahkan hasil setelah pihak keluarga mencari menggunakan sarana gong.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

KABAR hilangnya kakek I Wayan Cakra sempat membuat geger warga Banjar Kesian. Itu karena kakek yang memiliki riwayat penurunan daya ingat itu tidak pulang dari aktivitas di sawah.

Cakra pergi ke sawah pada Sabtu lalu (9/12), dia diketahui hilang pukul 10.00 dan tidak pulang semalam.

Bahkan putra Cakra, yang menjadi anggota polisi juga sempat melapor ke kantor polisi Sabtu petang.

Tidak hanya itu, pencarian melalui media sosial juga dilakukan oleh pihak keluarga. Namun, kata Kasatreskrim Polres Gianyar AKP Marzel Doni, kasus itu sudah selesai.

“Sudah ketemu, tadi oleh keluarganya,” ujar AKP Marzel kemarin. Putra kakek Cakra, I Komang Adi Saputra, 31, menjelaskan, pihak keluarga sejak Sabtu sudah melakukan pencarian.

Karena tidak membuahkan hasil, pencarian kembali dilakukan pada Minggu subuh pukul 05.00. Pihak keluarga kembali bangun melakukan upaya pencarian keliling sawah dan kebun.

Selanjutnya, pada pukul 06.00 pencarian dibantu oleh krama Banjar Kesian untuk melakukan pencarian menggunakan gong. Suara gong pun dipukul bertalu-talu keliling sawah dan kebun.

“Ada sekitar 6 sampai 10 kali kami memutar di satu kawasan. Areal sawah dekat dengan tukad Sangsang. Tapi nggak ketemu,” ujar Adi Saputra, kemarin.

Yang membuatnya tercengang, ketika dicari menggunakan gong, akhirnya sang ayah ditemukan di sungai Sangsang yang tadi sempat dilalui.

“Ajaibnya, ayah saya muncul begitu saja sekitar jam 09.00,” ujarnya sedikit heran. Ayahnya muncul dari tukad Sangsang yang memang dikenal angker.

Sungai Sangsang itu berada sekitar 6 kilometer dari kediaman kakek Cakra. “Saat kami temukan, kondisinya agak lemas langsung kami papah bawa ke rumah,” jelasnya.

Saat ditemukan, tidak ada luka pada tubuh kakek Cakra. Setibanya di rumah, kakek Cakra sempat ditanyai oleh keluarganya.

“Kami sempat tanya, katanya ada sesosok laki-laki yang mengajak bapak ke sebuah rumah mewah,” ujarnya.

Lanjut Komang Adi, di dalam rumah mewah itu kakek Cakra merasa berada di alam manusia. “Saat ini kondisi bapak baik, rencana mau ajak berobat alternatif,” terangnya.

Dijelaskan Komang Adi, ayahnya sudah biasa melakukan aktivitas ke sawah. Meski mengalami penurunan daya ingat, kakek Cakra biasa berangkat ke sawah sekitar pukul 06.00 dan pulang pukul 10.00.

Namun tak seperti biasa, pada Sabtu siang sang ayah tak pulang. Hingga akhirnya dilakukan pencarian.

Seorang petani, I Wayan Cakra Widana, 57, sempat hilang usai berkebun pada Sabtu (10/12) di Banjar Kesian, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar.

Keluarganya bingung mencari kakek yang tidak pulang semalaman. Kebetulan atau tidak, pencarian terhadap si kakek membuahkan hasil setelah pihak keluarga mencari menggunakan sarana gong.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

KABAR hilangnya kakek I Wayan Cakra sempat membuat geger warga Banjar Kesian. Itu karena kakek yang memiliki riwayat penurunan daya ingat itu tidak pulang dari aktivitas di sawah.

Cakra pergi ke sawah pada Sabtu lalu (9/12), dia diketahui hilang pukul 10.00 dan tidak pulang semalam.

Bahkan putra Cakra, yang menjadi anggota polisi juga sempat melapor ke kantor polisi Sabtu petang.

Tidak hanya itu, pencarian melalui media sosial juga dilakukan oleh pihak keluarga. Namun, kata Kasatreskrim Polres Gianyar AKP Marzel Doni, kasus itu sudah selesai.

“Sudah ketemu, tadi oleh keluarganya,” ujar AKP Marzel kemarin. Putra kakek Cakra, I Komang Adi Saputra, 31, menjelaskan, pihak keluarga sejak Sabtu sudah melakukan pencarian.

Karena tidak membuahkan hasil, pencarian kembali dilakukan pada Minggu subuh pukul 05.00. Pihak keluarga kembali bangun melakukan upaya pencarian keliling sawah dan kebun.

Selanjutnya, pada pukul 06.00 pencarian dibantu oleh krama Banjar Kesian untuk melakukan pencarian menggunakan gong. Suara gong pun dipukul bertalu-talu keliling sawah dan kebun.

“Ada sekitar 6 sampai 10 kali kami memutar di satu kawasan. Areal sawah dekat dengan tukad Sangsang. Tapi nggak ketemu,” ujar Adi Saputra, kemarin.

Yang membuatnya tercengang, ketika dicari menggunakan gong, akhirnya sang ayah ditemukan di sungai Sangsang yang tadi sempat dilalui.

“Ajaibnya, ayah saya muncul begitu saja sekitar jam 09.00,” ujarnya sedikit heran. Ayahnya muncul dari tukad Sangsang yang memang dikenal angker.

Sungai Sangsang itu berada sekitar 6 kilometer dari kediaman kakek Cakra. “Saat kami temukan, kondisinya agak lemas langsung kami papah bawa ke rumah,” jelasnya.

Saat ditemukan, tidak ada luka pada tubuh kakek Cakra. Setibanya di rumah, kakek Cakra sempat ditanyai oleh keluarganya.

“Kami sempat tanya, katanya ada sesosok laki-laki yang mengajak bapak ke sebuah rumah mewah,” ujarnya.

Lanjut Komang Adi, di dalam rumah mewah itu kakek Cakra merasa berada di alam manusia. “Saat ini kondisi bapak baik, rencana mau ajak berobat alternatif,” terangnya.

Dijelaskan Komang Adi, ayahnya sudah biasa melakukan aktivitas ke sawah. Meski mengalami penurunan daya ingat, kakek Cakra biasa berangkat ke sawah sekitar pukul 06.00 dan pulang pukul 10.00.

Namun tak seperti biasa, pada Sabtu siang sang ayah tak pulang. Hingga akhirnya dilakukan pencarian.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/