Di tengah pandemi covid-19 para pelaku seni sangat kena dampak. Sebab, mereka sementara kehilangan panggung untuk mengekspresikan karya seni mereka.
Namun, hal itu tidak menjadi halangan bagi musisi musisi jazz ternama tanah air Indra Lesmana. Sebab di masa pandemi ini banyak cara yang bisa dilakukan oleh para pelaku. Seperti apa?
MADE DWIJA PUTRA, Tibubeneng
DI tengah pandemi ini Indra Lesmana juga masih tetap aktif berkarya. Sebab, ia juga tergolong masih aktif berkarya.
Selain itu juga bisa memanfaatkan ruang- media sosial maupun pentas virtual yang bisa dijadikan sarana untuk mengekspresikan karya seni.
Pengalaman berkarya di masa pandemi ini juga disampaikan oleh Indra Lesmana saat dialog dengan pelaku seni kreatif Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, tepatnya di Warung Eksis, Selasa (10/11) lalu.
Pada kesempatan itu, Indra berbagi pengalaman perjalanan menapak karir, masuk industri musik dan tetap eksis hingga saat ini.
Terlebih lagi saat masa pandemi Covid-19 seperti ini insan kreatif dituntut tetap beraktivitas meskipun dalam ruang gerak terbatas dan menjalankan protokol kesehatan.
Indra Lesmana sendiri telah menetap lima tahun lebih di Bali. Dia pun mengapresiasi teruna-teruni Tibubeneng yang ternyata tidak berhenti dari kegiatan kreatif pada masa pandemi ini.
Perubahan perilaku akibat pandemi ini, kata dia, akan menghadirkan kesadaran untuk kesehatan, kebersihan, lingkungan dan terutama momentum meningkatkan kualitas diri.
“Saya salut teman-teman di sini memiliki kesadaran bagaimana menghadapi pandemi dan masih berkreasi.
Pandemi bukanlah sebuah halangan, daya kreasi dan aktivitas kesenian harus tetap berjalan,” beber Indra Lesmana pada kesempatan itu.
Mengenai kekaryaan, menurutnya karya seni musik, misalnya, bukan hanya pengaruh dari apa yang dilihat dan dengar, tetapi juga dari alam lingkungan yang memberikan inspirasi dan imajinasi.
“Mari kita jaga ini agar kita terus mendapatkan vibrasi baik dari lingkungan kita dan melahirkan karya-karya yang bisa dinikmati masyarakat,” katanya.
Dia juga mendorong para seniman dalam keterbatasan ruang gerak seperti sekarang memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan luaskan karya, tetapi harus benar-benar digarap dengan baik.
“Jangan hanya berharap mendapat follower dan like yang banyak, tetapi fokuslah menggarap konten yang unik, kreatif, dan inovatif. Ini akan menjadi marketing efektif bagi kalian. Jika karyanya bagus pasti akan disukai khalayak,” ungkapnya.
Menurutnya, konten bukan hanya kerja kreator, tetapi juga andil mereka yang berada di balik kreasi, baik secara audio maupun visual agar menghasilkan karya sempurna.
Pada sesi dialog itu Indra berharap bisa berkolaborasi dengan seniman Tibubeneng dan melahirkan karya yang bisa dibanggakan bersama baik untuk Badung maupun Bali.
“Saya nanti siap memberikan pelatihan untuk meningkatkan mutu konten dan tampilan karya, ” terangnya.
Di tengah dialog tersebut, salah satu tokoh masyarakat I Ketut Suiasa yang hadir spontan dalam acara itu menyambut harapan tersebut dengan positif.
Ia mengajak para insan seni untuk menata diri agar lebih bisa bertahan dan tidak ragu berkreativitas.
Kata dia, Pemkab Badung akan terus mendukung kreativitas positif anak muda, terlebih lagi terhadap berbagai upaya untuk menjaga seni dan budaya.
“Kami juga siap mendukung musisi Indra Lesmana untuk mewujudkan kerjasama dan kolaborasi dengan generasi milenial di wilayah kami agar dapat membawa manfaat bagi industri kreatif, pariwisata maupun masyarakat luas,” kata Suiasa.
Begitu juga tokoh warga Tibubeneng Made Kamajaya yang selama ini memberikan wadah bagi kegiatan seni budaya seperti Berawa Beach Art Festival (BBAF), Festival Musik Mandala, pekan seni dan olahraga serta berbagai aktivitas lainnya.
Kata dia, perhatian Indra Lesmana tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran dan kualitas seni di Tibubeneng terutama dalam industri jasa hiburan yang dapat dinikmati wisatawan di kawasan tersebut.
“Apalagi setelah nanti suasana normal kembali atau new normal life kami harapan peran Indra Lesmana meningkatan peran dan kualitas seni di Tibubeneng ini,” pungkasnya. (*)