Kasus percobaan perampokan terhadap sopir taksi online di wilayah Baturiti yang sempat heboh Jumat (10/1) lalu terus
didalami aparat kepolisian. Dari proses penyelidikan yang dilakukan ada sejumlah fakta baru yang ditemukan dari dua pelaku ini.
ZULFIKA RAHMAN, Tabanan
AKSI nekat yang dilakukan dua pelaku perampokan terhadap sopir taksi online yakni Kristianus Jahore, 34, beberapa waktu lalu membuat heboh pengguna jalan yang melintas di jalan Denpasar-Singaraja.
Dalam menjalankan aksi itu, dua pelaku yakni Gilang, 18 warga asal Ngawi, Jawa Timur dan Liem George Geraldo, 21 warga asal Surabaya, Jawa Timur, itu, dilakukan di siang bolong.
Kondisi jalan tepatnya di depan Hotel P.I Bedugul masuk Banjar Taman Tanda, Desa Batunya, Baturiti saat itu juga tengah ramai.
Hingga dengan mudah pelaku ini diringkus oleh rombongan polisi Polres Badung dan Polda Bali. Fakta terbaru dari perampokan menggunakan senjata tajam berupa gunting dan pisau kecil tersebut telah direncanakan.
Menurut Kapolsek Baturiti, Kompol I Nengah Sudiarta, dari pengembangan yang dilakukan polisi terhadap kasus ini, kedua pelaku datang ke Bali awalnya untuk mencari kerja.
Namun, setelah tiba di Bali, niat tersebut berubah. Selama 4 hari tinggal di Bali sebelum merencanakan aksi perampokan, pelaku Gilang dan Liem George Geraldo ini tinggal berpindah-pindah.
“Sehari di Denpasar, terus di Badung, pernah juga tidur di terminal Mengwi sebelum akhirnya melakukan aksi perampokan itu,” kata Sudiarta.
Selama berpindah-pindah, kondisi keuangan kedua pelaku yang belum lama kenal di kota Surabaya ini sempat melakukan sejumlah perbuatan hukum.
Dari pengakuannya, saat berada di terminal Mengwi itu, untuk bertahan hidup, Gilang sempat mencuri uang milik seseorang senilai Rp200 ribu. Selain mencuri uang, keduanya juga mencuri nasi bungkus di terminal.
“Akhirnya merencanakan perampokan taksi online. Rencananya mobil korban ini yang menjadi sasaran utama untuk dirampok dan rencananya akan dijual di Jawa,” bebernya.
Namun, hal itu gagal, karena sebelum berhasil melumpuhkan korban dengan senjata tajam dan membawa kabur mobil milik korban itu,
aksi keduanya diketahui oleh rombongan polisi Polres Badung dan Polda Bali yang saat itu melintas di lokasi usai melakukan kegiatan tanam pohon di SPN Singaraja.
Disinggung apakah keduanya pernah memiliki catatan tindakan kriminal di wilayah lain, perwira dengan pangkat melati di pundak ini mengungkapkan dari pengakuan pelaku tindakan kriminal hanya dilakukan di wilayah Mengwi saja.
Sementara di wilayah lain di luar Bali masih akan didalami. “Nanti akan didalami lagi, apakah mereka pernah melakukan kajahatan sebelum di Bali, atau ada pelaku lain yang terlibat dalam kasus ini,” terangnya.
Aparat kepolisian saat ini tengah berusaha menghubungi pihak keluarga pelaku. Namun belum berhasil.
“Pengakuan pelaku, orang tuanya katanya tinggal pindah-pindah juga. Gak tau keberadaanya. Makanya kami belum dapat kontak dengan orang tua kedua pelaku,” tuturnya. (*)