RadarBali.com – Gubernur Bali Mangku Pastika, tampaknya, tak perlu kebakaran jenggot dengan naiknya angka kemiskinan di Bali sejak beberapa bulan terakhir.
Pasalnya, data yang dirilis BPS Bali berdasar penelitian. Sebagai catatan, kemiskinan di Bali berdasar data BPS meningkat dari tahun 2016.
BPS Provinsi Bali mencatat, penduduk miskin di Bali pada bulan Maret 2017 sebesar 4,25 persen atau mengalami naik 0,10 persen dibanding September 2016 sebesar 4,15 persen dari keseluruhan penduduk Bali.
Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho mengatakan, selama ini pemerintah hanya melihat angka kemiskinan atau persentasenya saja.
Peningkatan kemiskinan dibarengi dengan kenaikan indeks kedalaman kemiskinan sebesar 0,153 poin dan keparahan kemiskinan sebesar 0,053 poin.
Menurut Adi, kue pembangunan dari pariwisata, pertanian, industri, dan sektor lainnya masih belum dinikmati dengan merata oleh masyarakat Bali.
Pembagian kue pembangunan menjadi bermasalah kalau sudah mengarah pada ketimpangan.
Sementara Sekretaris Komisi III DPRD Bali, Ketut Kariyasa Adnyana menganggap data yang dirilis BPS belum akurat.
Sebab, Kariyasa menilai angka kemiskinan di Bali sejatinya lebih besar dari yang dikeluarkan BPS.
Metode pendataan warga miskin yang dilakukan BPS juga dinilai tidak tepat sasaran karena hanya menggunakan sampel.
Kariyasa menyatakan, banyak rumah tangga miskin yang belum terdata BPS. “Masih banyak rumah tangga miskin yang tercecer, terutama di daerah dengan kantong kemiskinan tertinggi, seperti Buleleng, Karangasem dan Bangli. Kami minta pemprov serius membuat data kemiskinan ini,” tegas Kariyasa.