28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:19 AM WIB

Dosen Stikes Buleleng Kompak Bikin APD Pelindung Wajah Bagi Tim Medis

Semangat untuk terus berbuat dan peduli ditengah wabah Covid-19 belum sirna. Di Buleleng para tenaga dosen kebidanan dan keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Buleleng

membuat alat pelindung diri (APD) berupa alat pelindung wajah atau face shield. Alat pelindung wajah dibuat secara gontong royong yang akan dibagikan bagi tenaga medis Puskemas dan rumah sakit di Buleleng.   

 

JULIADI, Singaraja

DI salah satu ruang dosen Stikes Buleleng tampak sibuk beberapa dosen dan staf pegawai. Mereka rupanya sedang bekerja membuat

alat pelindung diri (APD) face shiled (pelindung wajah) yang tengah mengalami kelangkaan sejak pandemi Covid-19 mewabah.

Mulai ada yang menyiapkan bahan, mengukur, mengunting, menempel sampai merangkai menjadi alat pelindung wajah.

Bahan yang mereka gunakan sangat sederhana dan mudah didapat di sejumlah toko di Buleleng serta harganya pun relatif murah.

Seperti berbahan kertas mika, busa, lem tembak dan karet plaster. Rata-rata alat pelindung wajah tersebut perhari mampu diproduksi dalam jumlah ratusan.

“APD pelindung wajah ini nantinya akan disumbangkan kepada tenaga medis yang berada di puskemas, rumah sakit yang nantinya dibagikan secara gratis.

Karena ini bagian gerakan solidaritas memerangi Covid-19,” ujar Ketua Stikes Buleleng I Made Sundayana kepada Jawa Pos Radar Bali.

Dalam pembuatan alat pelindung wajah, sebagain besar adalah tenaga dosen kesehatan dan dibantu oleh sejumlah mahasiswa di Stikes Buleleng.

Jadi, para dosen mendesain produk awal, baru mahasiswa dan pegawai merangkainya. Alat pelindung wajah yang dibuat tidak mengurangi jam waktu pembelajaran secara online (darling).

Untuk bahan pelindung wajah tidak mengalami kelangkaan bisa didapat di lokal Buleleng. Kendati alat pelindung wajah ini di produksi secara manual, namun tetap dengan literatur referensi medis.

“Jadi sudah standar kesehatan aman ketika digunakan oleh tenaga medis dan nyaman digunakan,” ucap pria yang juga selaku ketua persatuan perawat nasional Indonesia cabang Buleleng ini.

Keyakinan untuk ikut berbuat dan membantu paramedis khsusus untuk kebutuhan APD, disamping karena belum tercukupi kebutuhan APD di Buleleng,

juga karena banyak lulusan Stikes Buleleng yang bekerja di puskemas dan rumah sakit. Apalagi mereka garda terdepan menangani pasien Covid-19.

“Kami buat APD pelindung wajah bagi tenaga medis, karena mereka rentan terpapar virus karena langsung kontak dengan pasien,” tegasnya.  

Sundayana menyebut dalam sehari pihaknya dapat membuat 200 APD wajah. Saat ini sudah 800 pelindung wajah yang terbuat dan sudah tersalurkan ke puskemas dan rumah sakit.

Bahkan, ada puskemas yang sudah meminta tambahan APD pelindung wajah. Pembuatan APD wajah ini bagi tenaga medis akan terus dikerjakan, sampai stok APD di Buleleng benar-benar tersesedia.

“Kami (besok red) rencananya akan menyalurkan ke Puskemas Sawan, karena merekan yang meminta bantuan,” tandasnya. (*)

 

Semangat untuk terus berbuat dan peduli ditengah wabah Covid-19 belum sirna. Di Buleleng para tenaga dosen kebidanan dan keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Buleleng

membuat alat pelindung diri (APD) berupa alat pelindung wajah atau face shield. Alat pelindung wajah dibuat secara gontong royong yang akan dibagikan bagi tenaga medis Puskemas dan rumah sakit di Buleleng.   

 

JULIADI, Singaraja

DI salah satu ruang dosen Stikes Buleleng tampak sibuk beberapa dosen dan staf pegawai. Mereka rupanya sedang bekerja membuat

alat pelindung diri (APD) face shiled (pelindung wajah) yang tengah mengalami kelangkaan sejak pandemi Covid-19 mewabah.

Mulai ada yang menyiapkan bahan, mengukur, mengunting, menempel sampai merangkai menjadi alat pelindung wajah.

Bahan yang mereka gunakan sangat sederhana dan mudah didapat di sejumlah toko di Buleleng serta harganya pun relatif murah.

Seperti berbahan kertas mika, busa, lem tembak dan karet plaster. Rata-rata alat pelindung wajah tersebut perhari mampu diproduksi dalam jumlah ratusan.

“APD pelindung wajah ini nantinya akan disumbangkan kepada tenaga medis yang berada di puskemas, rumah sakit yang nantinya dibagikan secara gratis.

Karena ini bagian gerakan solidaritas memerangi Covid-19,” ujar Ketua Stikes Buleleng I Made Sundayana kepada Jawa Pos Radar Bali.

Dalam pembuatan alat pelindung wajah, sebagain besar adalah tenaga dosen kesehatan dan dibantu oleh sejumlah mahasiswa di Stikes Buleleng.

Jadi, para dosen mendesain produk awal, baru mahasiswa dan pegawai merangkainya. Alat pelindung wajah yang dibuat tidak mengurangi jam waktu pembelajaran secara online (darling).

Untuk bahan pelindung wajah tidak mengalami kelangkaan bisa didapat di lokal Buleleng. Kendati alat pelindung wajah ini di produksi secara manual, namun tetap dengan literatur referensi medis.

“Jadi sudah standar kesehatan aman ketika digunakan oleh tenaga medis dan nyaman digunakan,” ucap pria yang juga selaku ketua persatuan perawat nasional Indonesia cabang Buleleng ini.

Keyakinan untuk ikut berbuat dan membantu paramedis khsusus untuk kebutuhan APD, disamping karena belum tercukupi kebutuhan APD di Buleleng,

juga karena banyak lulusan Stikes Buleleng yang bekerja di puskemas dan rumah sakit. Apalagi mereka garda terdepan menangani pasien Covid-19.

“Kami buat APD pelindung wajah bagi tenaga medis, karena mereka rentan terpapar virus karena langsung kontak dengan pasien,” tegasnya.  

Sundayana menyebut dalam sehari pihaknya dapat membuat 200 APD wajah. Saat ini sudah 800 pelindung wajah yang terbuat dan sudah tersalurkan ke puskemas dan rumah sakit.

Bahkan, ada puskemas yang sudah meminta tambahan APD pelindung wajah. Pembuatan APD wajah ini bagi tenaga medis akan terus dikerjakan, sampai stok APD di Buleleng benar-benar tersesedia.

“Kami (besok red) rencananya akan menyalurkan ke Puskemas Sawan, karena merekan yang meminta bantuan,” tandasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/