SEMARAPURA-Jebloknya perolehan suara pasangan calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno saat Pilpres 2019 membuat orang nomor satu di Gumi Serombotan “tertampar”.
Terlebih sebagai petinggi di DPC Partai Gerindra Klungkung dan sebagai kepala daerah yang diusung oleh Partai Gerindra, perolehan suara di TPS Bupati dan Wakil Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dan I Made Kasta justru jeblok.
Terkait hancur leburnya perolehan suara paslon 02, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat dikonfirmasi di sela menyalurkan hak pilihnya di TPS 009, mengatakan bahwa sebagai bagian dari Partai Gerindra sudah semestinya ia bertanggungjawab untuk memenangkan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Namun mengingat posisinya sebagai bupati Klungkung, ia mengaku tidak bisa bergerak bebas untuk memenangkan Prabowo-Sandi.
“Sebagai tanggungjawab moral di posisi partai, tentu harapan saya pasti sesuai dengan harapan partai juga. Tetapi posisi saya sebagai bupati sekarang, saya tidak bisa mengintervensi, tidak bisa bergerak bebas karena sekarang kan saya milik masyarakat,” ujar Suwirta yang juga Dewan Pembina DPC Partai Gerindra Klungkung ini.
“Jadi saya harus mengayomi masyarakat. Saya harus melindungi masyarakat, saya harus menjadi contoh baik kepada masyarakat. Siapa pun nanti yang menjadi presiden dan wakil presiden, itulah pilihan kita bersama,” imbuhnya.
Sedangkan Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta juga mengatakan, sebagai bagian dari Partai Gerindra, sudah barang tentu pihaknya telah berupaya agar Prabowo-Sandi bisa menang di Kabupaten Klungkung, terutamanya di TPSnya sendiri meski ia tidak ditarget untuk itu.
Hanya saja jika hasilnya tidak sesuai harapan, Kasta yang juga menjabat sebagai sekretaris DPC Partai Gerindra itu mengaku bahwa hal itu sudah sebagai pilihan rakyat yang harus dihormati.