DENPASAR – Mencuatnya informasi kunjungan ke Bali dijual murah di Tiongkok ikut mengundang keprihatinan kalangan DPRD Bali.
Anggota Komisi II DPRD Bali AA Ngurah Adhi Ardana menyebut, Bali diobral untuk turis Tiongkok bukan masalah baru.
Pria yang akrab disapa Gung Adhi itu menandaskan, lemahnya pengawasan terhadap penyedia jasa menjadi faktor utama Bali dijual murah di Tiongkok.
“Kami sudah dari awal ada menengarai ada jaring khusus dalam masalah ini. Ada travel agent, hotel, restoran,
dan pusat oleh-oleh yang seluruhnya pelakunya dari Tiongkok dengan nomini (pinjam nama orang lokal),” beber Gung Adhi.
Menurut dia, masalah ini sejatinya sudah pernah ditindaklanjuti Satpol PP Pemprov Bali. Tapi, karena belum ada kejelasan status hukum akhirnya kembali lagi terulang masalah yang sama.
“Yang bermasalah adalah pengawasannya yang lemah dan aturannya belum jelas,” tandasnya.
Padahal, lanjut dia, pasar Tiongkok sangat potensial karena Tiongkok merupakan negara yang sedang maju dengan perputaran uang sangat besar.
Lebih lanjut dijelaskan, ada beberapa hal yang harus dipahami untuk menggaet pasar Tiongkok.
Pertama, Bali harus membuat mereka aman dan nyaman. Kedua, dengan kekuatan uang Tiongkok yang cukup besar seharusnya level turis yang datang level atas.
Dia mencontohkan orang Tiongkok ke Amerika tidak ada yang seperti ke Bali. Saat di Amerika mereka membawa uang cukup.
“Lalu kenapa di Bali mereka seperti ini, karena di Bali pengawasannya terlalu longgar. Karena terlalu longgar jaring-jaring tidak benar berkembang, semua pakai nomini,” jelas politisi PDIP itu.