SINGARAJA – Ketua DPD Golkar Bali, Ketut Sudikerta rupanya masih ngotot menjadi calon gubernur.
Meski hasil survey yang dirilis pihak Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengunggulkan paket Rai Mantra-Ketut Sudikerta, Sudikerta dengan tegas menyatakan dirinya masih menjadi bakal calon Gubernur Bali dari Partai Golkar.
Hal itu diungkapkan Sudikerta, saat ditemui wartawan usai Musorprov Bali, di Lovina, Sabtu (16/12) kemarin.
Sudikerta dengan tegas dan lugas menyatakan, bila ia diberikan kesempatan menjadi Gubernur Bali, pembangunan akan gampang terwujud.
“Pilih orang yang berkomitmen. Yang tidak ambil uang rakyat,” ujarnya berpromosi. Saat disinggung posisinya sebagai calon gubernur yang terancam tanpa pendamping wakil gubernur, Sudikerta menyebut paket yang akan diusung partai sudah diumumkan oleh pengurus pusat.
“Sudah diumumkan ini di pusat. Pusat yang umumkan, bukan saya,” kata Sudikerta.
Saat disinggung siapa paketnya, Sudikerta hanya menyebut soal survey. Pernyataan Sudikerta itu merujuk pada hasil survey LSI yang menyatakan paket Rai Mantra-Ketut Sudikerta yang memiliki elektabilitas tertinggi.
Meski hasil survey telah merujuk paket itu, Sudikerta menegaskan ia akan menjadi calon gubernur. “Tapi saya tetap maju nomor satu.
Karena itu komitmen saya. Kecuali ada penugasan, saya tidak bisa menolak. Kalau penugasan partai, siapapun yang ditugaskan pasti turut dan patuh pada partainya itu,” imbuhnya.
Artinya ada peluang negosiasi? Sudikerta yang kini menjabat Wakil Gubernur Bali itu mengaku masih membuka peluang itu.
Tapi negosiasi yang dimaksud ialah menjadikan dirinya sebagai calon gubernur. “Tetap masih nego, karena komitmen saya mau maju nomor satu,” imbuhnya.
Kalau toh nantinya ia ditugaskan partai menjadi calon wakil gubernur, Sudikerta meminta agar fungsi pengelolaan ekonomi pembangunan diberikan padanya.
“Saya harus diberikan mengelola ekonomi pembangunan. Sehingga saya bisa membangun jalan tol. Saya bisa bangun stadion sebagai fasilitas olahraga. Saya bisa bangun yang lainnya,” imbuhnya.
Kini soal posisi, Sudikerta menyerahkan sepenuhnya kepada induk partai, dan koalisi partai politik. Mengingat Golkar harus berkoalisi dengan partai politik lain untuk mengusung calon pada Pilgub Bali 2018.