Trend barbershop atau jasa potong rambut pria dengan gaya masa kini memang mulai menjamur. Usaha inilah yang kini digeluti oleh salah seorang anggota kepolisian disela-sela kesibukan bertugas di Polres Buleleng.
JULIADI, Singaraja
JEMARI tangan Briptu Putu Yustina Wandika yang dilepas piket tugas tampak lihai mencukur rambut seorang anak muda yang menginginkan gaya rambut pompadour.
Di usaha barbershop miliknya beberapa gambar gaya rambut pria masa kini terpasang. Pelanggan yang datang tinggal memilih sesuai keinginan.
Suara nyaring mesin pencukur rambut pada genggaman tangan Briptu Putu Yustina Wandika menemani Jawa Pos Radar Bali untuk mengulik usaha jasa potong rambut barbershop yang sedang digeluti oleh anggota Satreskrim Polres Buleleng ini.
Sambil memangkas rambut pelanggan, pria yang lulus menjadi anggota Polri tahun 2013 bercerita mengapa dirinya tertarik membuka usaha barbershop “Mai Cukur” disela-sela tugas menjadi anggota polisi.
“Saya tertarik buka usaha barbershop. Karena ada teman SMA yang buka, kemudian peluang ada dan dukungan dari teman-teman. Juga karena hobi dengan gaya rambut.
Sementara waktu itu belum bisa mencukur rambut,” akunya ditemui di usaha barbershop miliknya yang berada di Jalan Gempol Nomor. 46 Banyuning, Singaraja belum lama ini.
Sebelum memulai usaha barbershop tahun 2019 lalu, mau tidak mau dirinya harus bisa mencukur rambut. Dan kala itu dirinya belajar secara otodidak.
“Jadi saat sela lepas piket tugas saya belajar potong rambut teman dulu. Kebetulan juga ada bakat dan suka dengan gaya rambut cepat saya bisa,” ucap pria berusia 25 tahun.
Membuka usaha barbershop modal murni dari gaji sebagai anggota polisi yang disisihkan oleh Briptu Wandika.
Selain itu ada dukungan dari dari orang tua dan rekan-rekannya yang menyumbang berbagai alat dan aksesoris potong rambut.
Dari usaha jasa potong rambut yang dia buka, selain menambah penghasilan sampingan sebagai seorang anggota, usaha barbershop juga membuka peluang kerja bagi anak muda.
Kini dia sudah mempekerjakan dua karyawan dengan kisaran keuntungan yang didapat sekitar Rp 2 juta per bulannya.
“Ya lumayan menjalankan usaha barbershop. Tidak harus mendapat uang. Tapi tahu karakter orang (pelanggan) dan gaya rambut yang digandrungi anak muda,” ungkapnya.
Diakuinya, dominan pelanggan yang datang ke barbershop miliknya adalah kalangan anak muda. Biasanya anak muda saat ini lebih suka gaya rambut pompadour.
Pompadour haircut atau potongan rambut model klasik gaya rambut orang Eropa. Selain itu potongan gaya rambut yang kini sedang naik daun yakni undercut dengan model potongan yang bagian bawahnya tipis.
Sedangkan bagian atas masih tebal dan panjang. “Mereka (anak muda) yang datang bukan sekedar untuk mencukur rambut semata.
Tetapi melakukan creambath, semir rambut, pelurus rambut dan vacum pembersihan rambut. Untuk biaya potong rambut cukup Rp 20 ribu yang mereka keluarkan,” ungkapnya.
Dia menambahkan mengapa barbershop lebih banyak diminati sisi lainnya pelayanan yang juga ditawarkan dan diberikan kepada pelanggan.
Barbershop selain pengguntingan rambut mendapat servis shaving (mencukur kumis dan janggut).
“Pangkas rambut barbershop pada dasarnya sama dengan pangkas rambut tradisional. Namun fasilitasnya pangkas rambut tradisional lebih minim.
Di barbershop, pelanggan akan merasakan tempat yang lebih nyaman, santai dan sejuk karena ber-AC,” tandasnya.(*)