30.4 C
Jakarta
1 November 2024, 9:26 AM WIB

Tegalalang “Doyan” Politik Uang, Begini Penjelasan FISIP Unud…

GIANYAR – Pilkada 2018, yakni Pilgub Bali dan Pilbup Gianyar mendapat evaluasi dari Fakultas Ilmu Sosial Politik Universtas Udayana (Fisip Unud).

Ada dua penelitian yang dilakukan, yakni tentang politik uang dan pemilih milenial. Untuk politik uang, masyarakat di kecamatan Tegalalang lebih banyak suka politik uang.

Yang menarik, masyarakat yang “doyan” dengan uang sebanyak 21 persen. Daerah yang paling besar “doyan” uang adalah kecamatan Tegalalang.

“Yang paling rendah kecamatan Payangan dan kecamatan Gianyar,” ujar Ketua KPU Bali AA Gde Putra kemarin.

Sementara itu, dosen Fisip Unud, Ras Amanda Gelgel, menyatakan, penelitian dilakukan usai Pilkada 2018, pada bulan Juli-Agustus.

“Kami membagikan kuisioner. Kalau ditanya apakah kamu dapat uang, tentu mereka tidak mau jawab. Maka kami pancing, dengan kalimat kalau dapat uang bagaimana?,” jelasnya.

Pertanyaan itu memperoleh respons yang beragam dengan hasil yang telah dia paparkan dihadapan pengurus parpol di Gianyar, kemarin.

“Bukan berarti Tegalalang paling tinggi politik uangnya. Jadi Tegalalang respondennya paling tinggi menerima apabila dikasih uang,” jelasnya.

Kata Amanda Gelgel, responden beralasan macam-macam. “Yang menerima belum tentu akan memilih yang ngasih uang. Paling hanya 22 persen penerima uang,” bebernya.

Dengan adanya hasil penelitian itu, pihaknya mendorong KPU Gianyar memberikan pendidikan politik di wilayah yang rawan dengan politik yang.

“Kalau kayak gini, perlu ada sosialisasi bahwa politik uang tidak baik. Fokus sosialisasi lebih ke Tegalalang. Itu rekomendasi ke KPU,” tukasnya. 

GIANYAR – Pilkada 2018, yakni Pilgub Bali dan Pilbup Gianyar mendapat evaluasi dari Fakultas Ilmu Sosial Politik Universtas Udayana (Fisip Unud).

Ada dua penelitian yang dilakukan, yakni tentang politik uang dan pemilih milenial. Untuk politik uang, masyarakat di kecamatan Tegalalang lebih banyak suka politik uang.

Yang menarik, masyarakat yang “doyan” dengan uang sebanyak 21 persen. Daerah yang paling besar “doyan” uang adalah kecamatan Tegalalang.

“Yang paling rendah kecamatan Payangan dan kecamatan Gianyar,” ujar Ketua KPU Bali AA Gde Putra kemarin.

Sementara itu, dosen Fisip Unud, Ras Amanda Gelgel, menyatakan, penelitian dilakukan usai Pilkada 2018, pada bulan Juli-Agustus.

“Kami membagikan kuisioner. Kalau ditanya apakah kamu dapat uang, tentu mereka tidak mau jawab. Maka kami pancing, dengan kalimat kalau dapat uang bagaimana?,” jelasnya.

Pertanyaan itu memperoleh respons yang beragam dengan hasil yang telah dia paparkan dihadapan pengurus parpol di Gianyar, kemarin.

“Bukan berarti Tegalalang paling tinggi politik uangnya. Jadi Tegalalang respondennya paling tinggi menerima apabila dikasih uang,” jelasnya.

Kata Amanda Gelgel, responden beralasan macam-macam. “Yang menerima belum tentu akan memilih yang ngasih uang. Paling hanya 22 persen penerima uang,” bebernya.

Dengan adanya hasil penelitian itu, pihaknya mendorong KPU Gianyar memberikan pendidikan politik di wilayah yang rawan dengan politik yang.

“Kalau kayak gini, perlu ada sosialisasi bahwa politik uang tidak baik. Fokus sosialisasi lebih ke Tegalalang. Itu rekomendasi ke KPU,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/