28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:50 AM WIB

CATAT! Jika Sistem Perhitungan Baru, PDIP Pemenang Pileg

RadarBali.com—Disahkannya UU Pemilu yang terbaru dengan menggunakan sistem proporsional terbukan metode perhitungan suara menggunakan sistem launge murni membuat Golkar Karangasem ketar ketir.

Jika sistem ini digunakan sekarang, maka yang keluar sebagai pemenang Pileg adalah PDIP. Sementara Golkar akan berada pada posisi nomor dua.

Ini juga berarti Ketua DPRD Karangasem dipastikan akan di pegang I Gede Dana sebagai Ketua DPC PDIP Karangasem.

Hal ini dibenarkan Ketua Fraksi Golkar DPRD Karangasem 2009—2012 I Wayan Sekep Aryana.

Untuk diketahui pada Pileg 2014 lalu Golkar Karangasem berhasil keluar sebagai pemenang Pileg dengan 13 kursi DPRD. Sementara PDIP berada di posisi kedua dengan 12 kursi.

Tetapi jika menggunakan sistem perhitungan dengan menggunakan suara terbanyak maka PDIP akan keluar sebagai pemanang dengan 11 kursi.

Sementara Golkar dengan pehitungan tersebut hanya akan merebut 10 kursi. Ini bisa dilihat per dapil perolahan suara Pileg 2014 lalu.

Dapil I Karangasem dengan perhitungan terbaru PDIP akan merebut 2 kursi dari tiga kursi sekarang sementara Golkar juga akan merebut dua kursi dari tiga kursi sekarang ini.

Sementara dua kursi lainya akan di rebut PKS untuk kursi ke 9, Hanura untuk kursi ke 8. Sementara pada dapil II, Bebandem-Manggis PDIP akan mengantongo 3 kursi tetap seperti perhitungan saat ini.

Sementara Golkar akan mendapatkan 2 kursi. Dengan ini maka kursi Golkar akan berkurang 1. Kursi Golkar dapil Bebandem Manggis ini akan direbut PKPI. Sementara dapil III, Selat, Rendang, Sidemen PDIP akan tetap dengan 3 kursi dan Golkar juga 3 kursi dan Demokrat 1.

Pada dapil IV, Kubu Golkar tetap dengan 2 kursi dan PDIP juga akan tetap dengan 1 kursi. Sementara pada dapil V Abang Golkar yang sekarang ini 2 kursi dengan sistem perhitungan baru akan mendapatkan 1 kursi dan PDIP tetap dengan 2 kursi.

Satu kursi Golkar Dapil Abang akan beralih ke Hanura. Sehingga anggota DPRD Karangasem yang 45 kursi akan terbagi dengan PDIP 11 kursi, Golkar 10 Kursi, Demokrat 6, Gerindra 5, Nasdem 5, Hanura 3 dan PKPI 3.

Hanura dan PKPI mendapatkan tambahan kursi dari dapil Bebandem dan Abang. Sementara PKS akan menjadi dua kursi dengan tambahan satu kursi dari Kota.

Dengan sistem ini, menurut Sekep, kalau kondisi fakta perolahan suara seperti sekarang ini Golkar Karangasem jelas dirugikan.

Hanya saja untuk Pileg 2019 tentunya situasi akan berbeda. Hanya saja ini bisa menjadi warning bagi kader Golkar untuk bekerja keras memanangkan kontentan Pilkada  dan juga Pileg.

Kalau perhitungan ini digunakan pada perolehan 2014 ini maka PDIP akan keluar sebagai pemenang dengan 74 ribu suara.

Sementara Golkar pada posisi kedua dengan 70 ribu suara. “Artinya kalau situasinya seperti ini Golkar masih diuntungkan dengan sistem yang lama,” katanya.

Untuk itu ke depan agar Golkar Karangasem mampu merebut 13 kursi tentunya perlu kerja keras.  Selain itu kader Golkar juga harus pintar melakukan pemetaan politik dan juga strategi.

Selain itu konsolidasi internal Golkar juga mutlak dilakukan agar Golkar bisa menang. “Kalau dengan sistem ini Gede Dana akan menjadi ketua DPRD,” ujarnya. 

RadarBali.com—Disahkannya UU Pemilu yang terbaru dengan menggunakan sistem proporsional terbukan metode perhitungan suara menggunakan sistem launge murni membuat Golkar Karangasem ketar ketir.

Jika sistem ini digunakan sekarang, maka yang keluar sebagai pemenang Pileg adalah PDIP. Sementara Golkar akan berada pada posisi nomor dua.

Ini juga berarti Ketua DPRD Karangasem dipastikan akan di pegang I Gede Dana sebagai Ketua DPC PDIP Karangasem.

Hal ini dibenarkan Ketua Fraksi Golkar DPRD Karangasem 2009—2012 I Wayan Sekep Aryana.

Untuk diketahui pada Pileg 2014 lalu Golkar Karangasem berhasil keluar sebagai pemenang Pileg dengan 13 kursi DPRD. Sementara PDIP berada di posisi kedua dengan 12 kursi.

Tetapi jika menggunakan sistem perhitungan dengan menggunakan suara terbanyak maka PDIP akan keluar sebagai pemanang dengan 11 kursi.

Sementara Golkar dengan pehitungan tersebut hanya akan merebut 10 kursi. Ini bisa dilihat per dapil perolahan suara Pileg 2014 lalu.

Dapil I Karangasem dengan perhitungan terbaru PDIP akan merebut 2 kursi dari tiga kursi sekarang sementara Golkar juga akan merebut dua kursi dari tiga kursi sekarang ini.

Sementara dua kursi lainya akan di rebut PKS untuk kursi ke 9, Hanura untuk kursi ke 8. Sementara pada dapil II, Bebandem-Manggis PDIP akan mengantongo 3 kursi tetap seperti perhitungan saat ini.

Sementara Golkar akan mendapatkan 2 kursi. Dengan ini maka kursi Golkar akan berkurang 1. Kursi Golkar dapil Bebandem Manggis ini akan direbut PKPI. Sementara dapil III, Selat, Rendang, Sidemen PDIP akan tetap dengan 3 kursi dan Golkar juga 3 kursi dan Demokrat 1.

Pada dapil IV, Kubu Golkar tetap dengan 2 kursi dan PDIP juga akan tetap dengan 1 kursi. Sementara pada dapil V Abang Golkar yang sekarang ini 2 kursi dengan sistem perhitungan baru akan mendapatkan 1 kursi dan PDIP tetap dengan 2 kursi.

Satu kursi Golkar Dapil Abang akan beralih ke Hanura. Sehingga anggota DPRD Karangasem yang 45 kursi akan terbagi dengan PDIP 11 kursi, Golkar 10 Kursi, Demokrat 6, Gerindra 5, Nasdem 5, Hanura 3 dan PKPI 3.

Hanura dan PKPI mendapatkan tambahan kursi dari dapil Bebandem dan Abang. Sementara PKS akan menjadi dua kursi dengan tambahan satu kursi dari Kota.

Dengan sistem ini, menurut Sekep, kalau kondisi fakta perolahan suara seperti sekarang ini Golkar Karangasem jelas dirugikan.

Hanya saja untuk Pileg 2019 tentunya situasi akan berbeda. Hanya saja ini bisa menjadi warning bagi kader Golkar untuk bekerja keras memanangkan kontentan Pilkada  dan juga Pileg.

Kalau perhitungan ini digunakan pada perolehan 2014 ini maka PDIP akan keluar sebagai pemenang dengan 74 ribu suara.

Sementara Golkar pada posisi kedua dengan 70 ribu suara. “Artinya kalau situasinya seperti ini Golkar masih diuntungkan dengan sistem yang lama,” katanya.

Untuk itu ke depan agar Golkar Karangasem mampu merebut 13 kursi tentunya perlu kerja keras.  Selain itu kader Golkar juga harus pintar melakukan pemetaan politik dan juga strategi.

Selain itu konsolidasi internal Golkar juga mutlak dilakukan agar Golkar bisa menang. “Kalau dengan sistem ini Gede Dana akan menjadi ketua DPRD,” ujarnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/