29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:27 AM WIB

Gunakan Basic Diving, Kalau Tak Paham Teknik Bisa Berbahaya

Mendengar kata putri duyung, generasi 90-an akan mengingat sebuah sinetron yang diperankan oleh aktris cantik Ayu Azhari.

Tontonan dengan karakter fiksi ini begitu hits pada jamannya, bahkan masih diputar di era sekarang. Namun tahu kah Anda kalau karakter putri duyung bisa dijumpai di Bali?

 

I WAYAN WIDYANTARA, Tuban

CUACA Minggu sore kemarin sedikit mendung. Gerimis lalu hujan ringan hingga lebat kadang turun membasahi tanah Pulau Dewata.

Namun dari kejauhan, sejumlah perempuan, baik usia dewasa maupun anak-anak terlihat sibuk menggunakan pakaian berwarna warni di sebuah kolam hotel di wilayah Tuban, Badung, Bali.

Setelah didekati, semakin terlihat pakaian atau kostum yang mereka gunakan itu berbentuk ekor ikan. Bersisik namun berwarna indah.

Yup, para perempuan ini adalah peserta didik dari sekolah putri duyung di Bali yang mereka beri nama Bali Mermaid School. Hah? Sekolah Putri Duyung? Semakin penasaran dong.

Sebelum lebih jauh mengenal sekolah ini, rasa penasaran dengan aktivitas mereka pun menjadi tontonan sejumlah pengunjung di hotel itu.

Awalnya, mereka menggunakan pakaian renang seperti biasa. Kemudian mereka perlahan menggunakan kostumnya dipinggir kolam.

Ternyata tak gampang memakainya. Membutuhkan kerjasama tim, terutama untuk memasang bagian kaki. Untuk menggunakannya, kaki harus rapat terlebih dahulu, baru kostum itu bisa masuk hingga dibagian pinggang.

“Kurang pas ini, bantu tarik dong,” begitulah kata salah seorang perserta dalam kesibukannya saat memasang kostumnya.

Setelah pakaian terpasang dengar benar, sekitar belasan perempuan baik anak –anak dan dewasa ini membentuk setengah lingkaran mengelilingi sebagian kolam renang.

Intruksi untuk menghidupkan musik pun diminta oleh seorang instruktur. Layaknya seperti ritual, mereka duduk dan menari-nari dengan gerakan kecil, sambari saling percikan air ke teman sebelahnya.

Sekitar 4 menit kemudian, musik tanpa vokal itu pun berhenti. Perlahan mereka masuk ke kolam yang dalamnya mencapai 1,5 meter.

Di situ mereka berenang dengan beragam teknik yang mereka pelajari selama di sekolah putri duyung ini. Menjadi perhatian kalangan banyak, sudah pasti. Maka tak sedikit dari pengujung yang memotret mereka berenang.

Namun, apa yang mereka lakukan, bukanlah sesuatu hal yang tidak berbahaya. Banyak teknik berenang yang mereka pelajari dalam hal berenang menggunkan kostum putri duyung ini.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Deva, pendiri Bali Mermaid School saat ditemui usai ikut menjadi salah satu putri duyung di acara setahun sekolahnya itu berdiri.

Sebelumnya, perempuan bertubuh mungil bertutur awal ide membuat sekolah ini di Bali tak lepas dari bidang entertainment yang ia geluti. Yakni menjadi menjadi seorang penari.

“Nah, dari sana, saya ingin memiliki sesuatu yang beda di Bali. Yaitu dancer (penari) tapi di air,” ujar Deva, Minggu (20/12) sembari mengatakan ide itu muncul tiga tahun lalu.

Dikatakan, untuk mempelajari berenang dengan cara seperti ini, basic atau dasar pertamanya adalah free diving, yakni dengan menahan nafas di air tanpa oksigen, namun juga ditambah teknik berenang lainnya.

Tekadnya sangat bulat. Ia pun mendatangi sejumlah negara di Asia untuk belajar hal ini. Bahkan, akhirnya ia sempat mewakili Indonesia ke China untuk mengikuti World Mermaid Championship.

Banyak mendapatkan pengalaman disana, barulah Deva memberanikan diri untuk membuat sekolah putri duyung ini di Bali.

“Saya melihat banyak anak-anak di Bali yang menggunakan alat-alat mainan mermaid ini. Itu sangat berbahaya. Banyak orang tua yang tidak tahu soal ini.

Mereka pikir, hanya cukup membelikan anak alat-alat mermaid kemudian dilepas begitu saja. Padahal, belum tentu anak yang bisa berenang bisa menggunakan alat-alat ini. Itu sangat berbahaya,” tegas Deva lagi.

Disitulah ia merasa perlu mengajarkan anak-anak ini untuk menggunakan alat dengan benar dan juga teknik dalam berenang.

Terlebih, Bali sebagai salah satu destinasi dunia memiliki keindahan laut yang luar biasa. Namun belum ada yang menambahkan keindahanan laut ini dengan sosok putri duyung yang berenang mengintari karang yang indah.

Biasanya, hanya sebatas pakaian diving yang berwarna hitam seperti yang kita tahu selama ini. Namun, tak hanya menikmati keindahan laut, terpenting kata Deva adalah ikut menjaga laut ini agar tidak rusak.

Sebagaimana yang juga sering dikampanyekan pihaknya selama ini. Mengapa menggunakan sosok putri duyung?

“Saya ingin mengajak masyarakat untuk berani berenang. Tidak takut dengan laut. Terutama anak-anak. Nah dari sini, saya melihat sosok putri duyung ini dapat menarik perhatian anak-anak untuk berani dengan air karena cukup menarik,” jawabnya.

Di Bali sendiri, sekolah ini menjadi-satu-satunya yang ada. Ke depan, Deva ingin sekolah ini ada juga ada di berbagai daerah di Indonesia. Tertarik mencoba? (*)

 

Mendengar kata putri duyung, generasi 90-an akan mengingat sebuah sinetron yang diperankan oleh aktris cantik Ayu Azhari.

Tontonan dengan karakter fiksi ini begitu hits pada jamannya, bahkan masih diputar di era sekarang. Namun tahu kah Anda kalau karakter putri duyung bisa dijumpai di Bali?

 

I WAYAN WIDYANTARA, Tuban

CUACA Minggu sore kemarin sedikit mendung. Gerimis lalu hujan ringan hingga lebat kadang turun membasahi tanah Pulau Dewata.

Namun dari kejauhan, sejumlah perempuan, baik usia dewasa maupun anak-anak terlihat sibuk menggunakan pakaian berwarna warni di sebuah kolam hotel di wilayah Tuban, Badung, Bali.

Setelah didekati, semakin terlihat pakaian atau kostum yang mereka gunakan itu berbentuk ekor ikan. Bersisik namun berwarna indah.

Yup, para perempuan ini adalah peserta didik dari sekolah putri duyung di Bali yang mereka beri nama Bali Mermaid School. Hah? Sekolah Putri Duyung? Semakin penasaran dong.

Sebelum lebih jauh mengenal sekolah ini, rasa penasaran dengan aktivitas mereka pun menjadi tontonan sejumlah pengunjung di hotel itu.

Awalnya, mereka menggunakan pakaian renang seperti biasa. Kemudian mereka perlahan menggunakan kostumnya dipinggir kolam.

Ternyata tak gampang memakainya. Membutuhkan kerjasama tim, terutama untuk memasang bagian kaki. Untuk menggunakannya, kaki harus rapat terlebih dahulu, baru kostum itu bisa masuk hingga dibagian pinggang.

“Kurang pas ini, bantu tarik dong,” begitulah kata salah seorang perserta dalam kesibukannya saat memasang kostumnya.

Setelah pakaian terpasang dengar benar, sekitar belasan perempuan baik anak –anak dan dewasa ini membentuk setengah lingkaran mengelilingi sebagian kolam renang.

Intruksi untuk menghidupkan musik pun diminta oleh seorang instruktur. Layaknya seperti ritual, mereka duduk dan menari-nari dengan gerakan kecil, sambari saling percikan air ke teman sebelahnya.

Sekitar 4 menit kemudian, musik tanpa vokal itu pun berhenti. Perlahan mereka masuk ke kolam yang dalamnya mencapai 1,5 meter.

Di situ mereka berenang dengan beragam teknik yang mereka pelajari selama di sekolah putri duyung ini. Menjadi perhatian kalangan banyak, sudah pasti. Maka tak sedikit dari pengujung yang memotret mereka berenang.

Namun, apa yang mereka lakukan, bukanlah sesuatu hal yang tidak berbahaya. Banyak teknik berenang yang mereka pelajari dalam hal berenang menggunkan kostum putri duyung ini.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Deva, pendiri Bali Mermaid School saat ditemui usai ikut menjadi salah satu putri duyung di acara setahun sekolahnya itu berdiri.

Sebelumnya, perempuan bertubuh mungil bertutur awal ide membuat sekolah ini di Bali tak lepas dari bidang entertainment yang ia geluti. Yakni menjadi menjadi seorang penari.

“Nah, dari sana, saya ingin memiliki sesuatu yang beda di Bali. Yaitu dancer (penari) tapi di air,” ujar Deva, Minggu (20/12) sembari mengatakan ide itu muncul tiga tahun lalu.

Dikatakan, untuk mempelajari berenang dengan cara seperti ini, basic atau dasar pertamanya adalah free diving, yakni dengan menahan nafas di air tanpa oksigen, namun juga ditambah teknik berenang lainnya.

Tekadnya sangat bulat. Ia pun mendatangi sejumlah negara di Asia untuk belajar hal ini. Bahkan, akhirnya ia sempat mewakili Indonesia ke China untuk mengikuti World Mermaid Championship.

Banyak mendapatkan pengalaman disana, barulah Deva memberanikan diri untuk membuat sekolah putri duyung ini di Bali.

“Saya melihat banyak anak-anak di Bali yang menggunakan alat-alat mainan mermaid ini. Itu sangat berbahaya. Banyak orang tua yang tidak tahu soal ini.

Mereka pikir, hanya cukup membelikan anak alat-alat mermaid kemudian dilepas begitu saja. Padahal, belum tentu anak yang bisa berenang bisa menggunakan alat-alat ini. Itu sangat berbahaya,” tegas Deva lagi.

Disitulah ia merasa perlu mengajarkan anak-anak ini untuk menggunakan alat dengan benar dan juga teknik dalam berenang.

Terlebih, Bali sebagai salah satu destinasi dunia memiliki keindahan laut yang luar biasa. Namun belum ada yang menambahkan keindahanan laut ini dengan sosok putri duyung yang berenang mengintari karang yang indah.

Biasanya, hanya sebatas pakaian diving yang berwarna hitam seperti yang kita tahu selama ini. Namun, tak hanya menikmati keindahan laut, terpenting kata Deva adalah ikut menjaga laut ini agar tidak rusak.

Sebagaimana yang juga sering dikampanyekan pihaknya selama ini. Mengapa menggunakan sosok putri duyung?

“Saya ingin mengajak masyarakat untuk berani berenang. Tidak takut dengan laut. Terutama anak-anak. Nah dari sini, saya melihat sosok putri duyung ini dapat menarik perhatian anak-anak untuk berani dengan air karena cukup menarik,” jawabnya.

Di Bali sendiri, sekolah ini menjadi-satu-satunya yang ada. Ke depan, Deva ingin sekolah ini ada juga ada di berbagai daerah di Indonesia. Tertarik mencoba? (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/