26.7 C
Jakarta
25 November 2024, 5:00 AM WIB

Tergugah Lihat Tembok Polsek Lapuk, Rogoh Kocek Hampir Setengah Miliar

Dalam situasi pandemi Covid-19, bos Delta Supermarket, I Putu Muliadi, 49, menyumbangkan tembok untuk Polsek Ubud.

Tak tanggung-tanggung, biaya tembok dengan arsitektur Bali itu mencapai Rp 400 juta. Itu dilakukan sebagai bentuk sinergi antara masyarakat dengan kepolisian.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

WAJAH Markas Polsek Ubud di Jalan Raya Andong, tepatnya 200 meter ke arah utara dari perempatan Patung Arjuna, tampak berubah.

Tembok dan gapura sepanjang 75 meter dengan tinggi 2,5 meter dibangun berasitektur Bali. Tembok dengan bahan bata merah itu baru saja diresmikan Selasa lalu (19/1).

Anggaran pembangunan tembok tersebut mencapai Rp 400 juta. Seluruh dana itu disumbangkan oleh bos Delta Supermarket, I Putu Muliadi.

Kebetulan supermarket itu berada tepat di depan Polsek. Ditemui Kamis kemarin (21/1), Muliadi, tergugah mengganti tembok Polsek Ubud yang tadinya tampak lapuk saat duduk menghadap Polsek.

Kebetulan di sebelah Delta ada kedai kopi. “Saya lagi duduk-duduk. Pas hujan deras. Saya menghadap ke arah Polsek. Saya inisiatif ingin bantu bikin tembok,” ujar pria asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud tersebut.

Sebagai tetangga Polsek, Muliadi sempat berkoordinasi dengan Kapolsek Ubud. Akhirnya, disepakati, Muliadi merogoh kocek sebesar Rp 400 juta.

Dana tersebut diborongkan kepada pemborong. “Jadi saya terima sudah jadi. Saya hanya keluarkan

uangnya,” jelasnya.

Untuk desainnya, Muliadi menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolsek. Sebagai pengusaha yang merintis sejak usia 22 tahun, Muliadi mengaku banyak membantu Polsek.

“Dari awal berdiri Polsek ini saya sumbangkan pura. Tempat ibadah nomor satu,” jelas I Putu Muliadi lagi.

Selanjutnya, seiring perjalanan waktu, Muliadi berinisiatif menyumbangkan tembok. Kamis kemarin, kebetulan Muliadi bertemu pemahat asal Desa Mas, Kecamatan Ubud.

“Rencana akan bangun patung, sebagai tambahan,” terangnya. Mengenai situasi Covid-19 ini, diakui terdampak kepada usahanya. Pendapatan usahanya turun 30 persen.

“Usaha ikut terkena dampak. Untuk pekerja giliran. Pakai shift,” jelasnya. Muliadi sendiri tak berpikiran untung rugi soal sumbangan.

 Sebab, Muliadi sudah dikenal sering membantu masyarakat. “Saya sering menyumbang di pura. Waktu awal Covid, saya juga banyak sumbang beras. Tidak masalah,” terangnya.

Dia berprinsip, apa yang diperoleh saat ini merupakan titipan. “Seperti saya punya usaha ini. Mungkin saya disuruh (Tuhan, red) mempekerjakan orang.

Makanya saya buka usaha,” jelas bos supermarket yang juga punya usaha penyosohan beras di daerah Jembrana itu.

Apalagi, usahanya berada tepat di depan Polsek. “Sehingga saya merasa terus dijaga oleh kepolisian,” terangnya.

Sementara itu, Kapolsek Ubud AKP Gede Sudyatmaja, mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pengusaha Muliadi.

“Ini adalah bentuk sinergi kepolisian dengan masyarakat. Kami ucapkan terima kasih,” ujar Kapolsek di depan Muliadi dan Jawa Pos Radar Bali ini.

Mengenai desain, memang sengaja dipilih bernuansa Bali. “Bangunan tembok ini sesuai aturan bangunan Bali.

Dibuat begini karena Ubud tempat pariwisata. Ini menunjukkan, bahwa Polsek saja begini,” terang Kapolsek didampingi Panit Buser Polsek Ubud Ngakan Jaya Wijaya.

Dijelaskan, kondisi tembok lama dibangun pada 1983. “Dari cetakan. Sudah lapuk, dipegang saja mungkin bisa roboh,” imbuhnya.

Setelah rampung, tembok tersebut dinamai Gahana Sarining Mahayodha. Yang artinya Kokoh, kuat dan teguh yang tidak bisa ditembus oleh kekuatan apapun juga untuk mencapai tujuan utama sebagai prajurit Bhayangkara utama. (*)

Dalam situasi pandemi Covid-19, bos Delta Supermarket, I Putu Muliadi, 49, menyumbangkan tembok untuk Polsek Ubud.

Tak tanggung-tanggung, biaya tembok dengan arsitektur Bali itu mencapai Rp 400 juta. Itu dilakukan sebagai bentuk sinergi antara masyarakat dengan kepolisian.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

WAJAH Markas Polsek Ubud di Jalan Raya Andong, tepatnya 200 meter ke arah utara dari perempatan Patung Arjuna, tampak berubah.

Tembok dan gapura sepanjang 75 meter dengan tinggi 2,5 meter dibangun berasitektur Bali. Tembok dengan bahan bata merah itu baru saja diresmikan Selasa lalu (19/1).

Anggaran pembangunan tembok tersebut mencapai Rp 400 juta. Seluruh dana itu disumbangkan oleh bos Delta Supermarket, I Putu Muliadi.

Kebetulan supermarket itu berada tepat di depan Polsek. Ditemui Kamis kemarin (21/1), Muliadi, tergugah mengganti tembok Polsek Ubud yang tadinya tampak lapuk saat duduk menghadap Polsek.

Kebetulan di sebelah Delta ada kedai kopi. “Saya lagi duduk-duduk. Pas hujan deras. Saya menghadap ke arah Polsek. Saya inisiatif ingin bantu bikin tembok,” ujar pria asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud tersebut.

Sebagai tetangga Polsek, Muliadi sempat berkoordinasi dengan Kapolsek Ubud. Akhirnya, disepakati, Muliadi merogoh kocek sebesar Rp 400 juta.

Dana tersebut diborongkan kepada pemborong. “Jadi saya terima sudah jadi. Saya hanya keluarkan

uangnya,” jelasnya.

Untuk desainnya, Muliadi menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolsek. Sebagai pengusaha yang merintis sejak usia 22 tahun, Muliadi mengaku banyak membantu Polsek.

“Dari awal berdiri Polsek ini saya sumbangkan pura. Tempat ibadah nomor satu,” jelas I Putu Muliadi lagi.

Selanjutnya, seiring perjalanan waktu, Muliadi berinisiatif menyumbangkan tembok. Kamis kemarin, kebetulan Muliadi bertemu pemahat asal Desa Mas, Kecamatan Ubud.

“Rencana akan bangun patung, sebagai tambahan,” terangnya. Mengenai situasi Covid-19 ini, diakui terdampak kepada usahanya. Pendapatan usahanya turun 30 persen.

“Usaha ikut terkena dampak. Untuk pekerja giliran. Pakai shift,” jelasnya. Muliadi sendiri tak berpikiran untung rugi soal sumbangan.

 Sebab, Muliadi sudah dikenal sering membantu masyarakat. “Saya sering menyumbang di pura. Waktu awal Covid, saya juga banyak sumbang beras. Tidak masalah,” terangnya.

Dia berprinsip, apa yang diperoleh saat ini merupakan titipan. “Seperti saya punya usaha ini. Mungkin saya disuruh (Tuhan, red) mempekerjakan orang.

Makanya saya buka usaha,” jelas bos supermarket yang juga punya usaha penyosohan beras di daerah Jembrana itu.

Apalagi, usahanya berada tepat di depan Polsek. “Sehingga saya merasa terus dijaga oleh kepolisian,” terangnya.

Sementara itu, Kapolsek Ubud AKP Gede Sudyatmaja, mengucapkan terima kasih atas perhatian dari pengusaha Muliadi.

“Ini adalah bentuk sinergi kepolisian dengan masyarakat. Kami ucapkan terima kasih,” ujar Kapolsek di depan Muliadi dan Jawa Pos Radar Bali ini.

Mengenai desain, memang sengaja dipilih bernuansa Bali. “Bangunan tembok ini sesuai aturan bangunan Bali.

Dibuat begini karena Ubud tempat pariwisata. Ini menunjukkan, bahwa Polsek saja begini,” terang Kapolsek didampingi Panit Buser Polsek Ubud Ngakan Jaya Wijaya.

Dijelaskan, kondisi tembok lama dibangun pada 1983. “Dari cetakan. Sudah lapuk, dipegang saja mungkin bisa roboh,” imbuhnya.

Setelah rampung, tembok tersebut dinamai Gahana Sarining Mahayodha. Yang artinya Kokoh, kuat dan teguh yang tidak bisa ditembus oleh kekuatan apapun juga untuk mencapai tujuan utama sebagai prajurit Bhayangkara utama. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/