26.5 C
Jakarta
21 November 2024, 1:52 AM WIB

Empat Perbekel Hadiri Deklarasi, Ini Kata Tim Pemenangan KBS – ACE

SINGARAJA – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Buleleng segera memanggil empat orang perbekel yang ikut hadir dalam deklarasi

pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Koster-Ace), yang dilangsungkan di Taman Kota Singaraja, Sabtu (18/1) lalu.

Panwaslu Buleleng memergoki keempat perbekel itu hadir, dan dikuatkan dengan bukti dokumentasi yang dipegang Panwaslu.

Atas temuan itu, Ketua Tim Pemenangan KBS-ACE Buleleng, Gede Supriatna menegaskan pihaknya sama sekali tak memobilisasi perbekel dan ASN.

Tim pemenangan bahkan mempersilahkan Panwaslu melakukan proses klarifikasi sesuai aturan yang ada.

Supriatna pun meminta agar Panwaslu bisa memposisikan diri dengan baik, agar tidak salah melakukan penilaian terhadap orang-orang yang hadir dalam kegiatan deklarasi itu.

“Bisa saja mereka menonton misalnya, karena ada kegiatan parade budaya. Kalau itu dipahami sebagai melibatkan diri, ya agak membingungkan juga.

Kami harap bisa dinilai secara objektif. Karena siapa tahu niat mereka nonton parade, kemudian dipahami dengan melibatkan mereka dalam kegiatan politik,” ujar Supriatna.

SINGARAJA – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Buleleng segera memanggil empat orang perbekel yang ikut hadir dalam deklarasi

pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Koster-Ace), yang dilangsungkan di Taman Kota Singaraja, Sabtu (18/1) lalu.

Panwaslu Buleleng memergoki keempat perbekel itu hadir, dan dikuatkan dengan bukti dokumentasi yang dipegang Panwaslu.

Atas temuan itu, Ketua Tim Pemenangan KBS-ACE Buleleng, Gede Supriatna menegaskan pihaknya sama sekali tak memobilisasi perbekel dan ASN.

Tim pemenangan bahkan mempersilahkan Panwaslu melakukan proses klarifikasi sesuai aturan yang ada.

Supriatna pun meminta agar Panwaslu bisa memposisikan diri dengan baik, agar tidak salah melakukan penilaian terhadap orang-orang yang hadir dalam kegiatan deklarasi itu.

“Bisa saja mereka menonton misalnya, karena ada kegiatan parade budaya. Kalau itu dipahami sebagai melibatkan diri, ya agak membingungkan juga.

Kami harap bisa dinilai secara objektif. Karena siapa tahu niat mereka nonton parade, kemudian dipahami dengan melibatkan mereka dalam kegiatan politik,” ujar Supriatna.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/