RadarBali.com – Modal 431.657 KTP sudah lebih dari cukup mengantarkan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengikuti pertarungan memperebutkan kursi Bali 1.
Namun, Partai Nasional Demokrat (NasDem) Rabu (22/11) kemarin menegaskan Walikota Denpasar itu tak akan maju lewat jalur independen.
Penegasan tersebut disampaikan Ketua DPW NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa. Menariknya, selain membeberkan tabulasi perolehan pengumpulan KTP
di masing-masing kabupaten/kota di Bali, Gunastawa menyebut NasDem yang sedari awal mengusung Rai Mantra maju sebagai calon Gubernur Bali kembali mempelopori terbentuknya koalisi.
Koalisi dimaksud mengambil istilah pernikahan dalam adat istiadat Bali. Koalisi tersebut bernama Koalisi Pada Gelahang.
Gunastawa menyebut dinamika politik di Bali menjelang Pilgub Bali 2018 melatarbelakangi terbentuknya koalisi yang terdiri atas Partai NasDem, Golkar, Demokrat, dan Gerindra tersebut.
“Partai kami dari awal mendorong pak Rai Mantra untuk maju. Ini kami buktikan dengan penggalangan KTP yang mencapai 431.657.
Hari ini kami bisa sampaikan bahwa Partai Demokrat sudah final mengusung Bapak Rai Mantra, begitu juga dengan Partai Gerindra,” ungkap Ida Bagus Oka Gunastawa di Sekretariat DPW Nasdem Bali, Jalan Tukad Batanghari, Denpasar.
Gunastawa menerangkan support Demokrat dan Gerindra, membuat NasDem semakin mantap. Pasalnya jika dihitung berdasarkan perolehan kursi di DPRD Provinsi Bali, ketiga partai tersebut mengumpulkan 17 kursi dari 55 kursi yang ada.
“Dalam Pilgub Bali kami tetap mengusung pak Rai Mantra menjadi gubernur. Sementara untuk wakil kita mengikuti dinamika politik yang ada.
Yang pasti, Partai NasDem tidak akan pernah turun semangat. Justru semakin bergairah menjalani dinamika politik yang ada,” terangnya.
Disinggung keberlangsungan Koalisi Rakyat Bali (KRB) yang beberapa waktu lalu dibentuk bersama dengan 9 partai politik di Bali, Gunastawa mengatakan,
hingga detik ini posisi Partai NasDem tetap berada di KRB, meskipun ada partai lain yang memilih keluar dan bergabung dengan kubu PDI Perjuangan.
“Kita tidak keluar dan tidak masuk, karena kita sudah di dalam KRB. Terkait Koalisi Pada Gelahang, ini merupakan suatu konsep yang ingin kami tawarkan sebagai satu esensi
koalisi di mana kita benar-benar menempatkan kepentingan rakyat sebagai kepentingan tertinggi dan diatas segala-galanya, apalagi kepentingan partai politik,” terang Gunastawa.
Bagaimana dengan paket Dharma-Kerta, Gunastawa mengaku paket tersebut sudah disodorkan kepada DPP Nasdem. “Paket tunggal,” ungkapnya.
Ditambahkannya paket tersebut masih terus digodok. Namun bila tak menemui kata sepakat, Gunastawa menyebut tak masalah.
“Koalisi Pada Gelahang mengandung konsep partai politik bersama-sama menurunkan egonya demi kepentingan lebih luas, yakni masyarakat.
Kami garis bawahi dinamika ini menguntungkan kami,” ungkapnya sembari menyebut NasDem tak mempermasalahkan berapa paket Cagub-Cawagub yang muncul.
“Yang penting sudah berbuat benar demi masyarakat. Bapak Rai Mantra tidak punya atasan di Jakarta. Bukan milik siapa-siapa. Bukan juga milik NasDem. Ini posisi strategis,” ungkapnya.
Apakah karena lelah menunggu sikap tegas Koalisi Bali Bersatu (KRB) yang memicu lahirnya Koalisi Pada Gelahang? Gunastawa menjawab tegas; tidak