27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:51 AM WIB

Ungkap Ada Peredaran Narkoba di Lapas, Bertahan Hidup dengan Makan Ubi

Usai sudah pelarian Gede Ngurah Darma Yasa, 46, narapidana Lapas Kelas IIB Singaraja. Setelah dua bulan kabur dari lapas, Darma Yasa akhirnya berhasil

ditangkap disebuah gubuk di Tukad Saba Seririt, Buleleng oleh Team Opsnal Unit Reskrim Polsek Seririt. Seperti apa kisah penangkapan sang buron?

 

 

JULIADI, Seririt

KABURNYA Gede Ngurah Darma tahanan Lapas Kelas IIB Singaraja memang membuat petugas kalang kabut.

Bagaimana tidak berbagai cara dilakukan petugas lapas untuk menelusuri keberadaan Ngurah Darma. Kalapas Singaraja pun membentuk tim pencari tahanan kabur.

Bahkan mencari keberadaan Ngurah Darma dengan pencarian niskala mendatangkan balian. Namun juga tak berhasil ditemukan.

Dua bulan pelarian dari dalam Lapas Ngurah Darma tak mampu berkutik setelah ditondong dengan pistol tim Team Opsnal Unit Reskrim Polsek Seririt yang dipimpin

Kanitreskrim Polsek Seririt Iptu Putu Edy Sukaryawan disebuah gubuk pinggiran sungai (Tukad) Saba Seririt yang terbuat dari barang-barang rongsokan.

Residivis kasus pencurian ini tertangkap oleh petugas ketika hendak tidur beristirahat Senin (23/12) sekitar pukul 05.30 pagi.

Usai dibekuk Ngurah Darma langsung dibawa ke Mapolsek untuk diinterogasi petugas Reskrim Polsek Seririt.

Pengakuan Darma kabur dari lapas cukup menarik. Sebelum kabur ia mengaku terancam setelah diketahui petugas lapas membawa bong (alat hisap sabu) dari tempat pelatihan membuat batako.

Sejak itu Darmayasa mengaku merasa di lingkungan lapas banyak yang mengancamnya. Banyaknya ancaman itu dirasakan saat acap kali berpapasan dengan napi sesama lapas yang mengatakan “number one”.

“Ada ucapan teman-teman number one saat berpapasan dengan saya. Saya merasa takut dan memilih lalu kabur dari lapas,” aku Ngurah Darma sembari mengungkap soal adanya peredaran narkoba di dalam lapas Singaraja ditemui di Mapolsek Seririt.  

Selain itu Ngurah Darma Yasa mengaku kaburnya dari dalam Lapas pada tanggal 24 Oktober lalu memanfaatkan kondisi minimnya

pengawasan dari petugas lapas ketika dia mengikuti pelatihan pembuatan batako. Karena pelatihan berada diluar lapas.

“Saya kabur saat istirahat usai pelatihan batako saya kabur,” kata Ngurah Darma menceritakan dirinya sehingga bisa kabur dari Lapas.

Kabur dari dalam lapas Oktober lalu dengan alasan kepada petugas sipil lapas beli obat sakit perut. Petugas yang percaya dirinya sakit perut kemudian memberikan izin keluar.

Namun, tidak ada petugas yang mengawalnya ketika membeli obat. “Padahal saya tidak sakit perut, uang pun saya tidak punya untuk membeli obat. Saya berpura-pura kepada petugas,” ungkap Ngurah Darma di Mapolsek Seririt.

Selama kabur dari Lapas Ngurah Darma membantah bahwa dirinya  bersembunyi hutan atau melarikan diri di rumah keluarga. Mungkin petugas mengira demikian.

“Itu tidak saya bersembunyi dibawah kolong jembatan Tukad Banyuasri lokasi pasar Banyuasri sementara setelah itu berpindah ke Sungai Seririt,” ujarnya.

Ngurah menyebut awalnnya kabur dari dalam lapas bersembunyi di daerah Padangkeling, Kelurahan Banyuning selama seminggu.

Kemudian baru berpindah ke kolong jembatan Sungai Banyuasri selama tiga minggu dan berpindah tempat ke Sungai Seririt untuk menghidari jejak polisi.

Dalam bertahan hidup di selama diluar  lapas dikatakan Ngurah Darma hanya makan buah mangga dan ubi mentah yang diambil dilahan pertanian warga dipinggiran aliran sungai.

“Kalau untuk minum sehari-hari, ya saya minum air sungai,” tutur Ngurah. Untuk mengelabui orang sekitarnya dalam pelariannya Ngurah Darma mengaku sebagai pemancing sehingga orang lain percaya.

“Saya tinggal ditempat itu, gubuk kecil disawah pinggir sungai sampai ditangkap polisi,” terang Ngurah Darma.

Sementara itu Kapolsek Seririt Kompol Made Uder membenarkan penangkapan Ngurah Darma Yasa residivis tahanan lapas Singaraja.

Setelah tertangkap, Darma sempat mengalami gangguan lambung saat diberi makan nasi oleh petugas polisi karena terlalu lama tidak makan nasi.

“Sempat mual dan muntah saat kami beri makan nasi,” ucap Kompol Uder. Untuk memastikan kondisi kesehatannya, Darma sempat diperiksakan ke dokter dan dinyatakan sehat.

“Selanjutnya Ngurah Darma sudah kami serah ke Polres Buleleng untuk diserahkan kembali ke Lapas Singaraja,” ungkap Kompol Uder. (*)

 

Usai sudah pelarian Gede Ngurah Darma Yasa, 46, narapidana Lapas Kelas IIB Singaraja. Setelah dua bulan kabur dari lapas, Darma Yasa akhirnya berhasil

ditangkap disebuah gubuk di Tukad Saba Seririt, Buleleng oleh Team Opsnal Unit Reskrim Polsek Seririt. Seperti apa kisah penangkapan sang buron?

 

 

JULIADI, Seririt

KABURNYA Gede Ngurah Darma tahanan Lapas Kelas IIB Singaraja memang membuat petugas kalang kabut.

Bagaimana tidak berbagai cara dilakukan petugas lapas untuk menelusuri keberadaan Ngurah Darma. Kalapas Singaraja pun membentuk tim pencari tahanan kabur.

Bahkan mencari keberadaan Ngurah Darma dengan pencarian niskala mendatangkan balian. Namun juga tak berhasil ditemukan.

Dua bulan pelarian dari dalam Lapas Ngurah Darma tak mampu berkutik setelah ditondong dengan pistol tim Team Opsnal Unit Reskrim Polsek Seririt yang dipimpin

Kanitreskrim Polsek Seririt Iptu Putu Edy Sukaryawan disebuah gubuk pinggiran sungai (Tukad) Saba Seririt yang terbuat dari barang-barang rongsokan.

Residivis kasus pencurian ini tertangkap oleh petugas ketika hendak tidur beristirahat Senin (23/12) sekitar pukul 05.30 pagi.

Usai dibekuk Ngurah Darma langsung dibawa ke Mapolsek untuk diinterogasi petugas Reskrim Polsek Seririt.

Pengakuan Darma kabur dari lapas cukup menarik. Sebelum kabur ia mengaku terancam setelah diketahui petugas lapas membawa bong (alat hisap sabu) dari tempat pelatihan membuat batako.

Sejak itu Darmayasa mengaku merasa di lingkungan lapas banyak yang mengancamnya. Banyaknya ancaman itu dirasakan saat acap kali berpapasan dengan napi sesama lapas yang mengatakan “number one”.

“Ada ucapan teman-teman number one saat berpapasan dengan saya. Saya merasa takut dan memilih lalu kabur dari lapas,” aku Ngurah Darma sembari mengungkap soal adanya peredaran narkoba di dalam lapas Singaraja ditemui di Mapolsek Seririt.  

Selain itu Ngurah Darma Yasa mengaku kaburnya dari dalam Lapas pada tanggal 24 Oktober lalu memanfaatkan kondisi minimnya

pengawasan dari petugas lapas ketika dia mengikuti pelatihan pembuatan batako. Karena pelatihan berada diluar lapas.

“Saya kabur saat istirahat usai pelatihan batako saya kabur,” kata Ngurah Darma menceritakan dirinya sehingga bisa kabur dari Lapas.

Kabur dari dalam lapas Oktober lalu dengan alasan kepada petugas sipil lapas beli obat sakit perut. Petugas yang percaya dirinya sakit perut kemudian memberikan izin keluar.

Namun, tidak ada petugas yang mengawalnya ketika membeli obat. “Padahal saya tidak sakit perut, uang pun saya tidak punya untuk membeli obat. Saya berpura-pura kepada petugas,” ungkap Ngurah Darma di Mapolsek Seririt.

Selama kabur dari Lapas Ngurah Darma membantah bahwa dirinya  bersembunyi hutan atau melarikan diri di rumah keluarga. Mungkin petugas mengira demikian.

“Itu tidak saya bersembunyi dibawah kolong jembatan Tukad Banyuasri lokasi pasar Banyuasri sementara setelah itu berpindah ke Sungai Seririt,” ujarnya.

Ngurah menyebut awalnnya kabur dari dalam lapas bersembunyi di daerah Padangkeling, Kelurahan Banyuning selama seminggu.

Kemudian baru berpindah ke kolong jembatan Sungai Banyuasri selama tiga minggu dan berpindah tempat ke Sungai Seririt untuk menghidari jejak polisi.

Dalam bertahan hidup di selama diluar  lapas dikatakan Ngurah Darma hanya makan buah mangga dan ubi mentah yang diambil dilahan pertanian warga dipinggiran aliran sungai.

“Kalau untuk minum sehari-hari, ya saya minum air sungai,” tutur Ngurah. Untuk mengelabui orang sekitarnya dalam pelariannya Ngurah Darma mengaku sebagai pemancing sehingga orang lain percaya.

“Saya tinggal ditempat itu, gubuk kecil disawah pinggir sungai sampai ditangkap polisi,” terang Ngurah Darma.

Sementara itu Kapolsek Seririt Kompol Made Uder membenarkan penangkapan Ngurah Darma Yasa residivis tahanan lapas Singaraja.

Setelah tertangkap, Darma sempat mengalami gangguan lambung saat diberi makan nasi oleh petugas polisi karena terlalu lama tidak makan nasi.

“Sempat mual dan muntah saat kami beri makan nasi,” ucap Kompol Uder. Untuk memastikan kondisi kesehatannya, Darma sempat diperiksakan ke dokter dan dinyatakan sehat.

“Selanjutnya Ngurah Darma sudah kami serah ke Polres Buleleng untuk diserahkan kembali ke Lapas Singaraja,” ungkap Kompol Uder. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/