26.8 C
Jakarta
24 April 2024, 20:26 PM WIB

Kini Gelar Festival Subak untuk Mencoba Memikat

Merosotnya minat bertani membuat Dinas Pertanian Karangasem memutar otak. Mereka pun menyiapkan Festival Subak yang akan digelar 14 – 16 September mendatang, untuk menarik minat anak muda hingga anak-anak untuk bertani.

 

WAYAN PUTRA, Amlapura

INI memang bagian dari upaya itu. Seperti dituturkan Kadis Pertanian Pemkab Karangasem Wayan Supandi. Dituturkan, ini memang baru pertama kali digelar di Karangasem.

Lokasi yang dipilih ada di Subak Hyang Taluh, Sidemen, Karangasem. Biar menarik warga secara luas, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak beberapa bulan lalu. Tujuannya adalah biar acara ini bisa lebih bergaung.

Di antaranya melakukan penanaman di demplot seluas 1,3 haktare. Tujuan kegiatan ini salah satunya adalah untuk melestarikan subak di Karangasem.

Selain itu juga untuk menginisiasi sinergitas antara pertanian dan sektor pariwisata, mendidik petani dan masyarakat untuk menerapkan teknologi pertanian.

Juga sekaligus jadi sarana mempromosikan hasil pertanian dan menumbuhkan ekonomi kreatif dalam sektor pertanian.

Kegiatan ini akan diikuti seluruh subak di Kabupetan Karangasem. Selain itu juga melibatkan kelompok wanita tani, produsen dan distributor benih, pembasmi hama, berikut pupuk serta alat – alat pertanian.

Dalam festival kali ini akan ditampilkan 23 jenis komoditas pertanian unggulan yang ditanam dalam demplot- demplot.

Ada juga contoh kandang ternak sapi dan domba bulu tebal yang cukup terkenal di Sidemen. Juga akan ada workshop dengan melibatkan anak – anak sekolah tentang pertanian.

Sehingga kalangan remaja bisa kembali mencintai pertanian. Selain menampilkan demplot, juga akan ada pameran hasil pertanian dan panggung hiburan.

Untuk pameran sendiri akan dilakukan di Lapangan Mamed, Sidemen. Pihak panpel juga akan mengatur para peserta atau pengunjung yang terlibat untuk berjalan kaki dari lapangan Mamed menuju demplot selama sekitar 30 menit.

Aksi ini dinamai fun trip. Selain itu juga akan digelar berbagai lomba. Seperti lomba membuat lelakut (orang-orangan sawah), gebongan, dan yang tidak kalah menariknya adalah lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA dengan tema Saya Bangga jadi Petani.

Sementara untuk fun trip sendiri sudah dilakukan survei. Ini mendapat sambutan dari kalangan wisatawan di Sidemen.

Bahkan, mereka ada yang sudah ikut melakukan survei lokasi untuk jalan pertanian tersebut. Workshop petani muda juga ada.

Selain itu, juga akan mengundang para buyer sehingga terjadi transaksi pada ajang ini. Tak hanya anak muda, acara untuk anak – anak juga ada.

Anak- anak akan diajak mencintai pertanian sebagai salah satu tradisi warisan nenek moyang turun temurun.

Untuk pameran sendiri akan menampilkan delapan stan dari UPTD Pertanian. Mereka ini akan menampilkan potensi unggulan di kecamatan masing – masing.

Selain itu, akan ada 20 stan lainnya seperti usaha kecil. Seperti mete, salak, ayam, pameran bibit, dan benih serta pupuk.

Pada gelaran teknologi yang ditanam pada demplot yang ada akan menampilkan beberapa tanaman unggulan. Di antaranya adalah kedelai edamame dari Jepang.

Kedelai ini sendiri sekarang sudah ditanam dan usianya sudah 70 hari. Selain itu ada juga jagung hibrida, jagung merah putih, jagung hitam, dan tidak ketinggalan adalah jagung ketan yang merupakan produksi lokal.

Sementara untuk padi yang akan ditampilkan adalah jenis Cihereng yang merupakan varietas unggul.

Ada juga cabe besar dan kecil, bawah merah, kacang kacangan, dan juga bunga gumitir serta bunga lainya. “Pokoknya ada 23 jenis tanaman,” ujar Supandi.

Sekarang ini perawatan untuk demplot yang sudah ditanam dilakukan masing masing UPTD Pertanian di masing masing kecamatan.

Alasan dipilihnya Sidemen karena kawasan ini cocok untuk pertanian. Pertimbangan lain, di Sidemen sudah ada sinergi antara pertanian dan pariwisata.

Wisatawan di Sidemen sekarang lebih banyak berjalan – jalan di areal pertanian. Mereka juga menginap di pondokan di sawah yang disediakan khusus warga.

Potensi ini sejatinya bisa terus digarap. Salah satu yang perlu dilakukan adalah promosi. Sehingga masuk dalam paket tur wisata. Sementara itu Supandi menekankan pada ajang ini dilarang menggunakan aplikasi kimiawi untuk tanaman. 

Merosotnya minat bertani membuat Dinas Pertanian Karangasem memutar otak. Mereka pun menyiapkan Festival Subak yang akan digelar 14 – 16 September mendatang, untuk menarik minat anak muda hingga anak-anak untuk bertani.

 

WAYAN PUTRA, Amlapura

INI memang bagian dari upaya itu. Seperti dituturkan Kadis Pertanian Pemkab Karangasem Wayan Supandi. Dituturkan, ini memang baru pertama kali digelar di Karangasem.

Lokasi yang dipilih ada di Subak Hyang Taluh, Sidemen, Karangasem. Biar menarik warga secara luas, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak beberapa bulan lalu. Tujuannya adalah biar acara ini bisa lebih bergaung.

Di antaranya melakukan penanaman di demplot seluas 1,3 haktare. Tujuan kegiatan ini salah satunya adalah untuk melestarikan subak di Karangasem.

Selain itu juga untuk menginisiasi sinergitas antara pertanian dan sektor pariwisata, mendidik petani dan masyarakat untuk menerapkan teknologi pertanian.

Juga sekaligus jadi sarana mempromosikan hasil pertanian dan menumbuhkan ekonomi kreatif dalam sektor pertanian.

Kegiatan ini akan diikuti seluruh subak di Kabupetan Karangasem. Selain itu juga melibatkan kelompok wanita tani, produsen dan distributor benih, pembasmi hama, berikut pupuk serta alat – alat pertanian.

Dalam festival kali ini akan ditampilkan 23 jenis komoditas pertanian unggulan yang ditanam dalam demplot- demplot.

Ada juga contoh kandang ternak sapi dan domba bulu tebal yang cukup terkenal di Sidemen. Juga akan ada workshop dengan melibatkan anak – anak sekolah tentang pertanian.

Sehingga kalangan remaja bisa kembali mencintai pertanian. Selain menampilkan demplot, juga akan ada pameran hasil pertanian dan panggung hiburan.

Untuk pameran sendiri akan dilakukan di Lapangan Mamed, Sidemen. Pihak panpel juga akan mengatur para peserta atau pengunjung yang terlibat untuk berjalan kaki dari lapangan Mamed menuju demplot selama sekitar 30 menit.

Aksi ini dinamai fun trip. Selain itu juga akan digelar berbagai lomba. Seperti lomba membuat lelakut (orang-orangan sawah), gebongan, dan yang tidak kalah menariknya adalah lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA dengan tema Saya Bangga jadi Petani.

Sementara untuk fun trip sendiri sudah dilakukan survei. Ini mendapat sambutan dari kalangan wisatawan di Sidemen.

Bahkan, mereka ada yang sudah ikut melakukan survei lokasi untuk jalan pertanian tersebut. Workshop petani muda juga ada.

Selain itu, juga akan mengundang para buyer sehingga terjadi transaksi pada ajang ini. Tak hanya anak muda, acara untuk anak – anak juga ada.

Anak- anak akan diajak mencintai pertanian sebagai salah satu tradisi warisan nenek moyang turun temurun.

Untuk pameran sendiri akan menampilkan delapan stan dari UPTD Pertanian. Mereka ini akan menampilkan potensi unggulan di kecamatan masing – masing.

Selain itu, akan ada 20 stan lainnya seperti usaha kecil. Seperti mete, salak, ayam, pameran bibit, dan benih serta pupuk.

Pada gelaran teknologi yang ditanam pada demplot yang ada akan menampilkan beberapa tanaman unggulan. Di antaranya adalah kedelai edamame dari Jepang.

Kedelai ini sendiri sekarang sudah ditanam dan usianya sudah 70 hari. Selain itu ada juga jagung hibrida, jagung merah putih, jagung hitam, dan tidak ketinggalan adalah jagung ketan yang merupakan produksi lokal.

Sementara untuk padi yang akan ditampilkan adalah jenis Cihereng yang merupakan varietas unggul.

Ada juga cabe besar dan kecil, bawah merah, kacang kacangan, dan juga bunga gumitir serta bunga lainya. “Pokoknya ada 23 jenis tanaman,” ujar Supandi.

Sekarang ini perawatan untuk demplot yang sudah ditanam dilakukan masing masing UPTD Pertanian di masing masing kecamatan.

Alasan dipilihnya Sidemen karena kawasan ini cocok untuk pertanian. Pertimbangan lain, di Sidemen sudah ada sinergi antara pertanian dan pariwisata.

Wisatawan di Sidemen sekarang lebih banyak berjalan – jalan di areal pertanian. Mereka juga menginap di pondokan di sawah yang disediakan khusus warga.

Potensi ini sejatinya bisa terus digarap. Salah satu yang perlu dilakukan adalah promosi. Sehingga masuk dalam paket tur wisata. Sementara itu Supandi menekankan pada ajang ini dilarang menggunakan aplikasi kimiawi untuk tanaman. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/