33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:11 PM WIB

Gelar “Live Cooking”, Adopsi Resep di Buku Mustika Rasa

Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno tak hanya dikenal sebagai politisi cum aktivis. Soekarno juga dikenal sebagai pecinta kuliner nusantara.

Jelang lengser dari tampuk kepemimpinan, ia sempat menerbitkan buku berjudul “Mustika Rasa” yang merangkum resep-resep kuliner khas nusantara.

Sejumlah menu dalam buku itu, diaplikasikan oleh para politisi PDI Perjuangan di Buleleng. Seperti apa?

 

EKA PRASETYA, Singaraja

SEJUMLAH politisi PDI Perjuangan berkumpul di auditorium Mapindo Singaraja, Jumat (26/6) kemarin. Mereka mengenakan seragam berwarna merah.

Warna yang selama ini identik dengan PDI Perjuangan. Mereka bersiap melakukan live cooking dengan merujuk resep masakan yang tercantum dalam buku Mustika Rasa, yang penerbitannya digagas oleh Soekarno tatkala menjabat sebagai presiden.

Buku itu memang istimewa. Isinya menghimpun resep-resep masakan dari seluruh nusantara. Dari Sabang sampai Merauke.

Buku itu bahkan sangat tebal. Total halamannya mencapai 1.123 halaman. Buku tersebut diketahui terbit pertama kali pada tahun 1967 silam.

Didampingi koki profesional, sejumlah politisi mulai mengulik resep-resep yang ada di dalam buku tersebut. Bahan dasar yang digunakan pun bermacam-macam.

Ada yang menggunakan daging ayam, ikan, ada pula daging babi. Masakan yang dihasilkan juga beragam. Salah satu yang menjadi favorit ialah ayam rica-rica.

Ketua Indonesia Chef Association (ICA) Provinsi Bali, I Gede Putu Eka Hendra Mahena mengungkapkan, resep yang tercantum dalam buku mustika rasa, memunculkan rasa yang otentik.

“Taste-nya memang enak. Tapi kami sebagai chef juga bisa melakukan kreasi dan melakukan modernisasi,” katanya.

Resep-resep yang tercantum dalam buku mustika rasa, kata Hendra, sebenarnya layak dijual di hotel maupun restoran.

Dengan sedikit sentuhan dari para chef, hidangan itu bisa menjadi ciri khas tersendiri. “Di buku ini ada 150 jenis masakan. Anggap saja di tiap-tiap kabupaten mengadopsi 5 resep.

Jadi, sudah ada 45 jenis masakan yang diadopsi dan dijual. Memang resep-resep yang dihadirkan sangat khas masakan Indonesia, sangat kaya rempah,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar live cooking resep masakan yang tercantum dalam buku mustika rasa.

Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya para kader, merayakan Bulan Bung Karno yang jatuh sepanjang bulan Juni ini.

“Ini juga pengamalan dari Trisakti Bung Karno. Yakni berdikari di bidang ekonomi. Kita punya banyak sekali bahan baku yang bisa dimanfaatkan untuk masakan kita.

Tapi, sekarang anak-anak kita lebih banyak konsumsi fast food. Sehingga tanpa kita sadari, ekonomi kita juga tertekan.

Kami harap kedepan dengan proses semacam ini, anak-anak kita bisa jadi lebih menggemari masakan khas Indonesia,” ujar Agus. (*)

 

Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno tak hanya dikenal sebagai politisi cum aktivis. Soekarno juga dikenal sebagai pecinta kuliner nusantara.

Jelang lengser dari tampuk kepemimpinan, ia sempat menerbitkan buku berjudul “Mustika Rasa” yang merangkum resep-resep kuliner khas nusantara.

Sejumlah menu dalam buku itu, diaplikasikan oleh para politisi PDI Perjuangan di Buleleng. Seperti apa?

 

EKA PRASETYA, Singaraja

SEJUMLAH politisi PDI Perjuangan berkumpul di auditorium Mapindo Singaraja, Jumat (26/6) kemarin. Mereka mengenakan seragam berwarna merah.

Warna yang selama ini identik dengan PDI Perjuangan. Mereka bersiap melakukan live cooking dengan merujuk resep masakan yang tercantum dalam buku Mustika Rasa, yang penerbitannya digagas oleh Soekarno tatkala menjabat sebagai presiden.

Buku itu memang istimewa. Isinya menghimpun resep-resep masakan dari seluruh nusantara. Dari Sabang sampai Merauke.

Buku itu bahkan sangat tebal. Total halamannya mencapai 1.123 halaman. Buku tersebut diketahui terbit pertama kali pada tahun 1967 silam.

Didampingi koki profesional, sejumlah politisi mulai mengulik resep-resep yang ada di dalam buku tersebut. Bahan dasar yang digunakan pun bermacam-macam.

Ada yang menggunakan daging ayam, ikan, ada pula daging babi. Masakan yang dihasilkan juga beragam. Salah satu yang menjadi favorit ialah ayam rica-rica.

Ketua Indonesia Chef Association (ICA) Provinsi Bali, I Gede Putu Eka Hendra Mahena mengungkapkan, resep yang tercantum dalam buku mustika rasa, memunculkan rasa yang otentik.

“Taste-nya memang enak. Tapi kami sebagai chef juga bisa melakukan kreasi dan melakukan modernisasi,” katanya.

Resep-resep yang tercantum dalam buku mustika rasa, kata Hendra, sebenarnya layak dijual di hotel maupun restoran.

Dengan sedikit sentuhan dari para chef, hidangan itu bisa menjadi ciri khas tersendiri. “Di buku ini ada 150 jenis masakan. Anggap saja di tiap-tiap kabupaten mengadopsi 5 resep.

Jadi, sudah ada 45 jenis masakan yang diadopsi dan dijual. Memang resep-resep yang dihadirkan sangat khas masakan Indonesia, sangat kaya rempah,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan, pihaknya sengaja menggelar live cooking resep masakan yang tercantum dalam buku mustika rasa.

Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya para kader, merayakan Bulan Bung Karno yang jatuh sepanjang bulan Juni ini.

“Ini juga pengamalan dari Trisakti Bung Karno. Yakni berdikari di bidang ekonomi. Kita punya banyak sekali bahan baku yang bisa dimanfaatkan untuk masakan kita.

Tapi, sekarang anak-anak kita lebih banyak konsumsi fast food. Sehingga tanpa kita sadari, ekonomi kita juga tertekan.

Kami harap kedepan dengan proses semacam ini, anak-anak kita bisa jadi lebih menggemari masakan khas Indonesia,” ujar Agus. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/