24 C
Jakarta
13 September 2024, 1:55 AM WIB

Beri Perhatian ke Seniman, Bagikan Bantuan Paket Sembako

Pada masa pandemi Covid-19 ini, seniman dan para pekerja seni juga sangat terdampak. Betapa tidak, panggung mereka di ranah pariwisata maupun di tradisi juga sudah tidak ada alias tidak bisa pentas. 

Sehingga mereka perlu diperhatikan.   Rumah Budaya Penggak Men Mersi didukung  Kumparan menyalurkan

bantuan sembako kepada seniman tua, para pegiat seni kreatif, sastrawan, yang terdampak Covid-19 belum lama ini. Seperti apa?

 

MADE DWIJA PUTRA, Denpasar

PANDEMI Covid merupakan musibah, melanda seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia dan Bali.

Seniman dan pekerja seni merupakan salah satu yang terdampak dari covid-19 ini, karena seniman  kebanyakan pekerja panggung.

Terlebih panggung mereka di ranah pariwisata maupun tradisi sudah tidak ada lagi. Rumah Budaya Penggak Men Mersi telah melakukan pembagian sembako kepada para seniman dan pekerja seni.  

Pembagian bantuan itu dilakukan Jumat (22/5) lalu, namun tim dari Penggak Men Mersi juga bergerak untuk  menemu seniman lintas generasi dan diberikan paket bantuan sembako. 

Mulai dari seniman di Tabanan, Singaraja, Gianyar, Badung dan lain sebagainnya. Bantuan diprioritaskan kepada seniman berusia lanjut, yang sedang sakit, maupun yang tidak memiliki pekerjaan lain.

“Kami keliling langsung keliling dalam pendistribusian sembako ini dan juga dibantu oleh komunitas seni seperti Komunitas

Mahima di Singaraja dan Sanggar Gita Semara di Ubud,” jelas Kadek Wahyudita selaku Kelian Rumah Budaya Penggak Men Mersi.

Ia menegaskan, bahwa salah satu elemen masyarakat yang terdampak covid-19 adalah seniman.

Khususnya mereka yang langsung bersentuhan dengan seni, tidak punya pendapat lain, mereka hidup dari seni itu sendiri itu sangat terdampak sekali.

Karena ruang berkreativitas  untuk mendapat kehidupan sudah hilang.  Jadi, para seniman ini sangat layak untuk diberikan bantuan.

“Bantuan bahan pokok yang disiapkan untuk para seniman dan kreator totalnya 80 paket berisi 10 kilogram beras,

10 butir telur, 2 liter minyak goreng, 2 kilogram gula pasir, teh, 80 pcs kantong kain serta masker,” kata Kadek Wahyudita.

Kata dia, paket bahan pokok senilai Rp 250 ribu itu merupakan bantuan dari Kumparan yang penyalurannya kepada seniman dipercayakan melalui Rumah Budaya Penggak Men Mersi.

“Selain diberikan kepada para seniman yang mayoritas berusia lanjut, paket bahan pokok ini juga diberikan pada kreator-kreator dewasa dan muda, serta untuk sejumlah penulis budaya,” jelasnya.

Sementara itu, Wayan Sudiarta ,62, seorang seniman arja dan genggong dari Sesetan, Kota Denpasar, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diterima.

”Dalam situasi seperti sekarang ini, kami sama sekali tidak ada kegiatan untuk pentas, sedangkan kehidupan tentu harus tetap berjalan,” ucapnya.

Sudiarta yang sebelumnya juga menjadi “guide freelance” tidak bisa mengandalkan bekerja di sektor pariwisata karena tidak ada kunjungan wisatawan lagi dalam masa pandemi Covid -19.

“Oleh karena itu, para seniman mohon agar diperhatikan juga supaya kami tidak keteteran dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan menghidupi anak-anak,” ujar seniman yang biasa mengambil peran sebagai tokoh Penasar dan Kunta itu.

Wayan “Jengki” Sunarta juga mengaku hal yang sama dan mengucapkan terima kasih atas pemberian bantuan sembako kepada para seniman.

“Karena pada saat covid-19 ini seniman sudah tidak bisa melakukan kegiatan apa pun. Di masa pandemi ini bantuan sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (*)

Pada masa pandemi Covid-19 ini, seniman dan para pekerja seni juga sangat terdampak. Betapa tidak, panggung mereka di ranah pariwisata maupun di tradisi juga sudah tidak ada alias tidak bisa pentas. 

Sehingga mereka perlu diperhatikan.   Rumah Budaya Penggak Men Mersi didukung  Kumparan menyalurkan

bantuan sembako kepada seniman tua, para pegiat seni kreatif, sastrawan, yang terdampak Covid-19 belum lama ini. Seperti apa?

 

MADE DWIJA PUTRA, Denpasar

PANDEMI Covid merupakan musibah, melanda seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia dan Bali.

Seniman dan pekerja seni merupakan salah satu yang terdampak dari covid-19 ini, karena seniman  kebanyakan pekerja panggung.

Terlebih panggung mereka di ranah pariwisata maupun tradisi sudah tidak ada lagi. Rumah Budaya Penggak Men Mersi telah melakukan pembagian sembako kepada para seniman dan pekerja seni.  

Pembagian bantuan itu dilakukan Jumat (22/5) lalu, namun tim dari Penggak Men Mersi juga bergerak untuk  menemu seniman lintas generasi dan diberikan paket bantuan sembako. 

Mulai dari seniman di Tabanan, Singaraja, Gianyar, Badung dan lain sebagainnya. Bantuan diprioritaskan kepada seniman berusia lanjut, yang sedang sakit, maupun yang tidak memiliki pekerjaan lain.

“Kami keliling langsung keliling dalam pendistribusian sembako ini dan juga dibantu oleh komunitas seni seperti Komunitas

Mahima di Singaraja dan Sanggar Gita Semara di Ubud,” jelas Kadek Wahyudita selaku Kelian Rumah Budaya Penggak Men Mersi.

Ia menegaskan, bahwa salah satu elemen masyarakat yang terdampak covid-19 adalah seniman.

Khususnya mereka yang langsung bersentuhan dengan seni, tidak punya pendapat lain, mereka hidup dari seni itu sendiri itu sangat terdampak sekali.

Karena ruang berkreativitas  untuk mendapat kehidupan sudah hilang.  Jadi, para seniman ini sangat layak untuk diberikan bantuan.

“Bantuan bahan pokok yang disiapkan untuk para seniman dan kreator totalnya 80 paket berisi 10 kilogram beras,

10 butir telur, 2 liter minyak goreng, 2 kilogram gula pasir, teh, 80 pcs kantong kain serta masker,” kata Kadek Wahyudita.

Kata dia, paket bahan pokok senilai Rp 250 ribu itu merupakan bantuan dari Kumparan yang penyalurannya kepada seniman dipercayakan melalui Rumah Budaya Penggak Men Mersi.

“Selain diberikan kepada para seniman yang mayoritas berusia lanjut, paket bahan pokok ini juga diberikan pada kreator-kreator dewasa dan muda, serta untuk sejumlah penulis budaya,” jelasnya.

Sementara itu, Wayan Sudiarta ,62, seorang seniman arja dan genggong dari Sesetan, Kota Denpasar, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diterima.

”Dalam situasi seperti sekarang ini, kami sama sekali tidak ada kegiatan untuk pentas, sedangkan kehidupan tentu harus tetap berjalan,” ucapnya.

Sudiarta yang sebelumnya juga menjadi “guide freelance” tidak bisa mengandalkan bekerja di sektor pariwisata karena tidak ada kunjungan wisatawan lagi dalam masa pandemi Covid -19.

“Oleh karena itu, para seniman mohon agar diperhatikan juga supaya kami tidak keteteran dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan menghidupi anak-anak,” ujar seniman yang biasa mengambil peran sebagai tokoh Penasar dan Kunta itu.

Wayan “Jengki” Sunarta juga mengaku hal yang sama dan mengucapkan terima kasih atas pemberian bantuan sembako kepada para seniman.

“Karena pada saat covid-19 ini seniman sudah tidak bisa melakukan kegiatan apa pun. Di masa pandemi ini bantuan sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/