29.1 C
Jakarta
23 November 2024, 10:02 AM WIB

Menilik Perpustakaan Kejari Denpasar: Ada Dakwaan Amrozi, JRX Menyusul

DENPASAR – Kejari Denpasar kini memiliki perpustakaan baru yang nyaman. Ruang perpustakaan berukuran sekitar 3×6 itu diresmikan Kajati Bali Erbagtyo Rohan kemarin (29/12). 

Selain untuk para jaksa, perpustakaan yang ada di lantai dua, persis di ruang kerja Kajari Denpasar ini juga diperuntukkan kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. 

Ada 1.428 koleksi buku yang bisa dibaca. Koleksi buku dibagi menjadi empat. Yakni koleksi inti, koleksi dasar, koleksi spesifik, dan koleksi pendukung. 

Dari koleksi yang tersedia, yang paling menarik perhatian adalah koleksi dakwaan tindak pidana terorisem dengan terdakwa Amrozi bin H. Nurhasyim. 

Dakwaan Amrozy ini masuk koleksi spesifik. Bagi masyarakat Bali, nama Amrozy tidak asing. Pria kelahiran Lamongan, 5 Juli 1962 itu adalah otak tragedi bom Bali satu. 

Dakwaan setebal 33 halaman itu mengurai kronologi lengkap perencanaan hingga peledakan bom. 

Jaksa yang bertugas kala itu ada enam orang. Urip Tri Gunawan; Mohamad Salim; I Nyoman Dila, I Wayan Suwila; I Putu Supartha Jaya; dan Erna Normawati. 

Dakwaan tersebut diberi nomor koleksi 1112 oleh pengelola perpustakaan. “Koleksi karya jaksa senior dalam menangani kasus penting, 

misalnya kasus terorisme (bom Bali satu) ini bisa dipelajari para jaksa yang masih muda,” ujar Erbagtyo kepada Jawa Pos Radar Bali usai meresmikan perpustakaan.

Mantan Kajati Jogjakarta itu menegaskan, dengan adanya perpustakaan ini diharapkan Kejari Denpasar bisa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat umum maupun dari kalangan dunia Pendidikan. 

Khususnya para mahasiswa. Dengan adanya perpustakaan ini mahasiswa bisa melakukan penelitian tentang hukum di Kejari Denpasar. 

“Saya berharap bisa terus dikembangkan koleksinya dan dimanfaatkan,” tukasnya. Di tempat yang sama, Kajari Denpasar Luhur Istighfar menyebut perpustakaan dibangun menghabiskan dana Rp 89 juta. 

Dana itu bersumber dari CSR Pelindo III.  Latar belakang dibuat perpustakaan ini lantaran perpustakaan sebelumnya tidak representatif. 

Tempatnya tersembunyi dan jauh dari kata nyaman. Di sisi lain, Luhur melihat Kejari Denpasar banyak dijadikan penelitian oleh mahasiswa dengan model studi kepustakaan.

“Saya lihat perpustakaan lama kurang representatif, akhirnya saya kepikiran mengubah. Kebetulan ketemu dengan CEO Pelindo III, dan siap membantu dalam bentuk CSR,” tutur Luhur.

Jaksa yang hobi membaca itu menyatakan, ke depan perpustakaan akan menambah koleksi buku. 

Buku tambahan itu berasal sumbangan dari para jaksa, biro hukum kejagung, dan pembelian buku mandiri.

“Kami juga mewajibkan jaksa yang pindah tugas menyumbang minimal dua buku,” tegas Luhur.

Selain buku, dakwaan kasus-kasus penting yang menarik perhatian publik juga akan dibukukan. Yang sudah berhasil dibukukan adalah dakwaan kasus bom Bali satu.

“Kebetulan kami bisa menemukan dakwaan kasus terorisme (bom Bali satu), sehingga bisa menjadi koleksi,” ujar pria asal Tegal, Jawa Tengah, itu.

“Dengan dakwaan dibukukan, selain menjadi bacaan msayarakat sekaligus sarana para jaksa belajar dakwaan jaksa senior,” tukasnya. 

Diwawancarai terpisah, Kepala Urusan Tata Usaha dan Perpustakaan Kejari Denpasar, Eryana Dami terlihat bersemangat karena perpustakaan mudah dijangkau semua orang.

“Dulu sama sekali tidak terurus, letaknya juga agak jauh ke belakang. Dari renovasi sebelum November, kemudian penataan buku dari November,” paparnya.

Di dalam perpustakaan ada ada sepuluh kursi pengunjung yang didesain saling berhadapan dengan sekat transparan. 

Yang menarik, selain dakwaan Amrozy, Eryana menyebut dakwaan kasus menarik lainnya juga akan dibukukan.

Apakah dakwaan pentolan SID, JRX akan menjadi koleksi? “Ya, dakwaan JRX pasti masuk koleksi, kalau jaksanya mau memasukkan. Sekarang kan belum inkracht,” katanya.

Selain nyaman, perpustakaan juga sudah lumayan modern. Pengunjung yang mencari judul buku cukup mencari di layar computer. Setelah itu akan ditunjukkan buku masuk kategori apa dan ada di bagian mana. 

DENPASAR – Kejari Denpasar kini memiliki perpustakaan baru yang nyaman. Ruang perpustakaan berukuran sekitar 3×6 itu diresmikan Kajati Bali Erbagtyo Rohan kemarin (29/12). 

Selain untuk para jaksa, perpustakaan yang ada di lantai dua, persis di ruang kerja Kajari Denpasar ini juga diperuntukkan kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. 

Ada 1.428 koleksi buku yang bisa dibaca. Koleksi buku dibagi menjadi empat. Yakni koleksi inti, koleksi dasar, koleksi spesifik, dan koleksi pendukung. 

Dari koleksi yang tersedia, yang paling menarik perhatian adalah koleksi dakwaan tindak pidana terorisem dengan terdakwa Amrozi bin H. Nurhasyim. 

Dakwaan Amrozy ini masuk koleksi spesifik. Bagi masyarakat Bali, nama Amrozy tidak asing. Pria kelahiran Lamongan, 5 Juli 1962 itu adalah otak tragedi bom Bali satu. 

Dakwaan setebal 33 halaman itu mengurai kronologi lengkap perencanaan hingga peledakan bom. 

Jaksa yang bertugas kala itu ada enam orang. Urip Tri Gunawan; Mohamad Salim; I Nyoman Dila, I Wayan Suwila; I Putu Supartha Jaya; dan Erna Normawati. 

Dakwaan tersebut diberi nomor koleksi 1112 oleh pengelola perpustakaan. “Koleksi karya jaksa senior dalam menangani kasus penting, 

misalnya kasus terorisme (bom Bali satu) ini bisa dipelajari para jaksa yang masih muda,” ujar Erbagtyo kepada Jawa Pos Radar Bali usai meresmikan perpustakaan.

Mantan Kajati Jogjakarta itu menegaskan, dengan adanya perpustakaan ini diharapkan Kejari Denpasar bisa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat umum maupun dari kalangan dunia Pendidikan. 

Khususnya para mahasiswa. Dengan adanya perpustakaan ini mahasiswa bisa melakukan penelitian tentang hukum di Kejari Denpasar. 

“Saya berharap bisa terus dikembangkan koleksinya dan dimanfaatkan,” tukasnya. Di tempat yang sama, Kajari Denpasar Luhur Istighfar menyebut perpustakaan dibangun menghabiskan dana Rp 89 juta. 

Dana itu bersumber dari CSR Pelindo III.  Latar belakang dibuat perpustakaan ini lantaran perpustakaan sebelumnya tidak representatif. 

Tempatnya tersembunyi dan jauh dari kata nyaman. Di sisi lain, Luhur melihat Kejari Denpasar banyak dijadikan penelitian oleh mahasiswa dengan model studi kepustakaan.

“Saya lihat perpustakaan lama kurang representatif, akhirnya saya kepikiran mengubah. Kebetulan ketemu dengan CEO Pelindo III, dan siap membantu dalam bentuk CSR,” tutur Luhur.

Jaksa yang hobi membaca itu menyatakan, ke depan perpustakaan akan menambah koleksi buku. 

Buku tambahan itu berasal sumbangan dari para jaksa, biro hukum kejagung, dan pembelian buku mandiri.

“Kami juga mewajibkan jaksa yang pindah tugas menyumbang minimal dua buku,” tegas Luhur.

Selain buku, dakwaan kasus-kasus penting yang menarik perhatian publik juga akan dibukukan. Yang sudah berhasil dibukukan adalah dakwaan kasus bom Bali satu.

“Kebetulan kami bisa menemukan dakwaan kasus terorisme (bom Bali satu), sehingga bisa menjadi koleksi,” ujar pria asal Tegal, Jawa Tengah, itu.

“Dengan dakwaan dibukukan, selain menjadi bacaan msayarakat sekaligus sarana para jaksa belajar dakwaan jaksa senior,” tukasnya. 

Diwawancarai terpisah, Kepala Urusan Tata Usaha dan Perpustakaan Kejari Denpasar, Eryana Dami terlihat bersemangat karena perpustakaan mudah dijangkau semua orang.

“Dulu sama sekali tidak terurus, letaknya juga agak jauh ke belakang. Dari renovasi sebelum November, kemudian penataan buku dari November,” paparnya.

Di dalam perpustakaan ada ada sepuluh kursi pengunjung yang didesain saling berhadapan dengan sekat transparan. 

Yang menarik, selain dakwaan Amrozy, Eryana menyebut dakwaan kasus menarik lainnya juga akan dibukukan.

Apakah dakwaan pentolan SID, JRX akan menjadi koleksi? “Ya, dakwaan JRX pasti masuk koleksi, kalau jaksanya mau memasukkan. Sekarang kan belum inkracht,” katanya.

Selain nyaman, perpustakaan juga sudah lumayan modern. Pengunjung yang mencari judul buku cukup mencari di layar computer. Setelah itu akan ditunjukkan buku masuk kategori apa dan ada di bagian mana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/