Burung mungil ini memang sedang digemari. Tak heran bila satwa dengan kicauan khas ini saat dilombakan para penggila burung langsung antusias menyambutnya.
WAYAN PUTRA, Klungkung
BAGI para pencinta burung bernama latin zosterops ini di Klungkung, hari Minggu kemarin (30/7) adalah hari spesial.
Mereka punya kesempatan memperlihatkan keindahan kicauan binatang kesayangannya. Areal Pura Jagatnatha, Klungkung, mendadak begitu riuh oleh suara burung yang begitu semarak, meriah, nggacor-nya.
Ratusan kurungan dipajang di pergelaran kicauan itu.Acara kali ini digelar dalam rangka peresmian Kimunitas Pleci Manis (PCMI) wilayah Klungkung.
Lomba dibuka oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta didampingi Ketua PCMI Klungkung Tjok Surya, yang ditandai dengan penggantungan sangkar burung dan pelepasan puluhan burung ke alam bebas.
Ajang ini diikuti tak kurang 500-an peserta yang berasal dari seluruh Bali. Bahkan ada sejumlah peserta berasal dari Pulau Jawa.
Dengan aneka jenis burung pleci, tentunya. Karena burung ini tersebar di penjuru Asia, dari Tiongkok, India, hingga kepulauan Nusantara.
Ambil contoh saja misalnya jenis pleci biasa atau burung kacamata biasa, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan oriental white eye, wilayah persebarannya hampir di segala penjuru Asia.
Dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Afganistan, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Tiongkok, India, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Srilanka, Thailand, dan Vietnam.
Di Indonesia pleci ada puluhan spesies. Bahkan, sebagian besar dari jenis-jenis burung pleci tersebut merupakan burung endemik yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Tidak kurang ada 24 jenis burung ini dari Sabang, Aceh, sampai Merauke, Papua. Tak heran bila burung menggemaskan ini melimpah peminatnya.
Burung ini juga dikenal dengan sebutan burung kacamata karena ciri khasnya yang memiliki lingkaran putih di sekitar matanya, bak sepasang kacamata.
Kekhasannya mencolok dari genus zosterops yang merupakan anggota burung pengicau dari famili zosteropidae.
Bila ingin tahu seberapa populer burung ini, coba saja menengok ke toko-toko yang menjual makanan burung dan ternak di seantero Bali, biasanya ada saja yang menjual pleci ini.
Lengkap dengan sangkarnya yang mungil tentunya. Namun, di sisi lain popularitas burung kicauan ini juga berisiko terhadap nasibnya.
Karena burung ini jadi banyak diburu. Misalnya burung pleci Ambon, atau yellow white eye atau Ambon white eye, merupakan burung endemik Pulau Ambon ini populasinya dalam kategori hampir terancam.
Di Bali sendiri saat ini penggemarnya melimpah. Ketua PCMI Klungkung Tjok Surya mengatakan, lomba ini digelar sebagai wadah silaturahmi para pencinta burung pleci sekaligus sebagai peresmian Komunitas Pleci Mania Indonesia (PCMI) untuk wilayah Klungkung.
Lomba digelar selama sehari dengan mendatangkan tim juri yang terdiri dari 4 juri, 1 korlap, 1 asisten korlap dan 1 timer, berasal dari Jawa.
Kelas yang diperlombakan berjumlah 15 kelas dengan kriteria penilaian yaitu durasi suara, volume, irama serta gaya.
Jenis pleci yang ikut berlomba yaitu pleci dada kuning, dada putih montamus, serta pleci Sumatra.
Penilaian dilakukan secara global dan seimbang, para pemenang akan memperoleh hadiah berupa uang, piagam serta piala.
“Terima kasih kepada pemkab Klungkung karena telah mendukung kegiatan ini dan ke depan akan dilaksanakan lomba secara rutin. Namun kami juga berharap akan dibuatkan tempat berkumpul para pencinta burung di sekitar Kota Semarapura,” ujar Tjok Surya.
Sementara itu Bupati Suwirta dalam pidatonya menyampaikan, bahwa ke depan akan lebih sering digelar even even serupa, yang dapat mengundang banyak peserta hingga dari luar Bali.
Dan, ini menurutnya menguntungkan dari sisi pariwisata. “Sejalan dengan akan dilakukannya penataan besar besaran pada lapangan Puputan Klungkung pada tahun 2018, pemkab akan memfasilitasi para pencinta burung supaya bisa memamerkan koleksinya,” ujar Bupati Nyoman Suwirta disambut tepuk tangan ratusan peserta.