27.1 C
Jakarta
23 November 2024, 17:16 PM WIB

Sekolah Tak Bisa Tampung Murid Baru, Dewan Pendidikan Usulkan SMP Baru di Gerokgak

SINGARAJA– Dewan Pendidikan Buleleng mengusulkan pemerintah membangun SMP baru di Kecamatan Gerokgak. Penyebabnya SMPN 2 Gerokgak yang kini menampung siswa dari Desa Pemuteran, Sumberkima, dan Pejarakan, sudah tak mampu lagi menampung jumlah pendaftar.

 

Kini tercatat ada enam unit SMP Negeri di Kecamatan Gerokgak, salah satunya adalah SMP Negeri satu atap. Dari enam unit SMP negeri itu, SMPN 2 Gerokgak yang paling padat. Pada tahun ajaran 2022/2023 sekolah tersebut menerima 434 orang siswa. Padahal daya tampung normal di sekolah itu hanya 352 orang siswa.

 

Dari kajian Dewan Pendidikan Buleleng, jumlah siswa yang melamar ke sekolah tersebut akan terus bertambah. Bila tidak ditangani, dalam kurun waktu dua tahun mendatang akan ada 506 orang siswa yang melamar ke sekolah tersebut. “Hal ini akan mempengaruhi kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Sebab jumlah siswa jauh di atas standar pelayanan. Proses pendidikan tidak bisa dijalankan dengan maksimal,” kata Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, Made Sedana.

 

Dewan pendidikan sebenarnya telah mendorong orang tua siswa agar mendaftarkan anak mereka ke SMP swasta di wilayah Gerokgak. Namun orang tua enggan menyekolahkan anak mereka ke swasta.  “Mereka lebih memilih tidak menyekolahkan anak, ketimbang di swasta,” imbuhnya.

 

Solusinya, Dewan Pendidikan mengusulkan agar pemerintah membangun SMP negeri baru di Kecamatan Gerokgak. Pembangunan sekolah itu dapat dilakukan di Desa Pejarakan atau di Desa Banyupoh.

 

Menurut Sedana pemerintah memiliki lahan yang cukup luas di Desa Pejarakan. Apabila membangun sekolah baru di wilayah itu, pemerintah hanya perlu memikirkan pembangunan fisik.

 

Solusi lainnya, membangun sekolah baru di Desa Banyupoh. Sedana menyebut Pemprov Bali memiliki lahan seluas 5,49 hektare yang cukup representatif sebagai kawasan pendidikan. Apabila sekolah baru dibangun di sana, maka siswa di Desa Banyupoh dan sebagian Desa Pemuteran, dapat diarahkan ke sekolah tersebut. “Kalau dibangun di Banyupoh, itu bisa mengurangi beban antara 11 persen sampai 24 persen siswa di SMPN 2 Gerokgak. Ini juga mendekatkan siswa di Banyupoh,” kata pria yang juga dosen di STAH Negeri Mpu Kuturan itu.

 

Ia mengklaim usulan tersebut telah disampaikan secara tertulis pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng serta DPRD Buleleng. “Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan. Supaya mutu dan kualitas pendidikan tetap terjaga,” tandas Sedana. (eps)

SINGARAJA– Dewan Pendidikan Buleleng mengusulkan pemerintah membangun SMP baru di Kecamatan Gerokgak. Penyebabnya SMPN 2 Gerokgak yang kini menampung siswa dari Desa Pemuteran, Sumberkima, dan Pejarakan, sudah tak mampu lagi menampung jumlah pendaftar.

 

Kini tercatat ada enam unit SMP Negeri di Kecamatan Gerokgak, salah satunya adalah SMP Negeri satu atap. Dari enam unit SMP negeri itu, SMPN 2 Gerokgak yang paling padat. Pada tahun ajaran 2022/2023 sekolah tersebut menerima 434 orang siswa. Padahal daya tampung normal di sekolah itu hanya 352 orang siswa.

 

Dari kajian Dewan Pendidikan Buleleng, jumlah siswa yang melamar ke sekolah tersebut akan terus bertambah. Bila tidak ditangani, dalam kurun waktu dua tahun mendatang akan ada 506 orang siswa yang melamar ke sekolah tersebut. “Hal ini akan mempengaruhi kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Sebab jumlah siswa jauh di atas standar pelayanan. Proses pendidikan tidak bisa dijalankan dengan maksimal,” kata Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, Made Sedana.

 

Dewan pendidikan sebenarnya telah mendorong orang tua siswa agar mendaftarkan anak mereka ke SMP swasta di wilayah Gerokgak. Namun orang tua enggan menyekolahkan anak mereka ke swasta.  “Mereka lebih memilih tidak menyekolahkan anak, ketimbang di swasta,” imbuhnya.

 

Solusinya, Dewan Pendidikan mengusulkan agar pemerintah membangun SMP negeri baru di Kecamatan Gerokgak. Pembangunan sekolah itu dapat dilakukan di Desa Pejarakan atau di Desa Banyupoh.

 

Menurut Sedana pemerintah memiliki lahan yang cukup luas di Desa Pejarakan. Apabila membangun sekolah baru di wilayah itu, pemerintah hanya perlu memikirkan pembangunan fisik.

 

Solusi lainnya, membangun sekolah baru di Desa Banyupoh. Sedana menyebut Pemprov Bali memiliki lahan seluas 5,49 hektare yang cukup representatif sebagai kawasan pendidikan. Apabila sekolah baru dibangun di sana, maka siswa di Desa Banyupoh dan sebagian Desa Pemuteran, dapat diarahkan ke sekolah tersebut. “Kalau dibangun di Banyupoh, itu bisa mengurangi beban antara 11 persen sampai 24 persen siswa di SMPN 2 Gerokgak. Ini juga mendekatkan siswa di Banyupoh,” kata pria yang juga dosen di STAH Negeri Mpu Kuturan itu.

 

Ia mengklaim usulan tersebut telah disampaikan secara tertulis pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng serta DPRD Buleleng. “Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan. Supaya mutu dan kualitas pendidikan tetap terjaga,” tandas Sedana. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/