28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:54 AM WIB

Ambil Formulir di Golkar, Tamba Demokrat Akui Kekuatan Kandidat PDIP

NEGARA – Bakal calon bupati dan wakil bupati Jembrana yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jembrana 2020 mendatang, mulai bermunculan.

Sejumlah nama tokoh dan polisi mulai mendaftar pada partai politik, diantaranya melalui Partai Golkar yang diikuti sejumlah nama dari lintas partai politik, baik anggota koalisi dan dari luar partai koalisi.

Menurut ketua tim seleksi bakal calon bupati dan wakil bupati partai Golkar Jembrana Nyoman Birawan, sejak pendaftaran

bakal calon yang sudah dibuka beberapa waktu lalu, sudah ada penghubung dari sembilan orang bakal calon yang mengambil formulir.

Namun dari sembilan nama tersebut baru ada dua orang yang mengembalikan formulir, yakni I Nengah Tamba dari Partai Demokrat yang mendaftar sebagai calon bupati dan Nasrun dari PKB yang mendaftar untuk calon wakil bupati.

Selain dua nama tersebut, sejumlah nama sudah mengambil formulir, di antaranya politisi Partai Hanura. Kemudian I Komang Adiyasa juga mengambil formulir pendaftaran.

Sedangkan dari internal Partai Golkar yang mendaftar, I Made Suardana, I Ketut Widastra dan Wayan Suardika.

Selain dari kalangan politisi, terdapat nama I Made Prihenjagat, polisi aktif berpangkat kompol ikut mengambil formulir pendaftaran yang diambil oleh pendukungnya.

Kemudian dua tokoh Jembrana I Nengah Nurlaba dan I Gede Budi Sentoso juga telah mengambil formulir pendaftaran.

Pengembalian formulir pendaftaran dari partai Golkar diperpanjang hingga 24 Desember mendatang.

Selanjutnya, nama-nama yang sudah mengembalikan formulir pendaftaran akan disurvei oleh DPD Partai Golkar Bali untuk menentukan nama yang akan diusung dari partai Golkar.

Namun, untuk menentukan nama yang akan diusung dari tujuh partai koalisi akan diputuskan dalam rapat bersama koalisi yang diberi nama Jembrana maju.

“Kami targetkan bulan Maret dari partai koalisi sudah ada rekomendasi untuk calon yang akan diusung,” tegasnya.

Sementara itu, I Nengah Tamba yang telah menyerahkan formulir pendaftaran kepada Partai Golkar, mengaku optimis bisa mendapat rekomendasi sebagai calon bupati.

Karena, meskipun berstatus sebagai politisi Partai Demokrat sudah maksimal mengikuti mekanisme yang berlaku di partai berlambang pohon beringin tersebut.

“Saya serius mengikuti mekanisme partai Golkar. Dengan mekanisme yang telah diikuti tersebut, saya optimis mendapat rekomendasi dari partai koalisi,” terangnya.

Meski dari Partai Demokrat dan mendaftar dari Partai Golkar, Tamba mengaku sangat yakin bisa mendapat dukungan dari partai koalisi.

Pasalnya, Partai Demokrat sudah final mengusung dirinya sebagai calon bupati untuk Pilkada 2020, sehingga tidak membuka pendaftaran bakal calon.

“Tidak ada rasa gengsi, karena Partai Demokrat sudah bulat untuk mengusung saya sebagai calon,” tegas Tamba.

Dengan maju sebagai calon bupati yang diusung tujuh partai koalisi, skenario pada Pilkada 2020 mendatang adalah head to head.

Tamba mengakui kekuatan PDIP yang sudah pasti mengusung I Made Kembang Hartawan sebagai calon bupati.

Namun dengan kekuatan besar yang dimiliki PDIP, Tamba tetap optimis bisa menang pada Pilkada 2020 mendatang.

“Saya tidak akan mampu menembus kekuatan infrastruktur yang dimiliki oleh tetangga. PDIP itu kuat, bukan lemah,” ungkapnya.

Karena itu, salah satu cara untuk menghadapi adalah gerakan rakyat untuk perubahan Jembrana lebih baik. Koalisi rakyat yang dicetuskan dipastikan bisa menjadi modal untuk mengalahkan kuatnya PDIP.

“Ini gerakan rakyat, dari tujuh partai koalisi adalah modal besar. Kalau terpilih sebagai calon, yakin bisa menang,” tegasnya.

NEGARA – Bakal calon bupati dan wakil bupati Jembrana yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jembrana 2020 mendatang, mulai bermunculan.

Sejumlah nama tokoh dan polisi mulai mendaftar pada partai politik, diantaranya melalui Partai Golkar yang diikuti sejumlah nama dari lintas partai politik, baik anggota koalisi dan dari luar partai koalisi.

Menurut ketua tim seleksi bakal calon bupati dan wakil bupati partai Golkar Jembrana Nyoman Birawan, sejak pendaftaran

bakal calon yang sudah dibuka beberapa waktu lalu, sudah ada penghubung dari sembilan orang bakal calon yang mengambil formulir.

Namun dari sembilan nama tersebut baru ada dua orang yang mengembalikan formulir, yakni I Nengah Tamba dari Partai Demokrat yang mendaftar sebagai calon bupati dan Nasrun dari PKB yang mendaftar untuk calon wakil bupati.

Selain dua nama tersebut, sejumlah nama sudah mengambil formulir, di antaranya politisi Partai Hanura. Kemudian I Komang Adiyasa juga mengambil formulir pendaftaran.

Sedangkan dari internal Partai Golkar yang mendaftar, I Made Suardana, I Ketut Widastra dan Wayan Suardika.

Selain dari kalangan politisi, terdapat nama I Made Prihenjagat, polisi aktif berpangkat kompol ikut mengambil formulir pendaftaran yang diambil oleh pendukungnya.

Kemudian dua tokoh Jembrana I Nengah Nurlaba dan I Gede Budi Sentoso juga telah mengambil formulir pendaftaran.

Pengembalian formulir pendaftaran dari partai Golkar diperpanjang hingga 24 Desember mendatang.

Selanjutnya, nama-nama yang sudah mengembalikan formulir pendaftaran akan disurvei oleh DPD Partai Golkar Bali untuk menentukan nama yang akan diusung dari partai Golkar.

Namun, untuk menentukan nama yang akan diusung dari tujuh partai koalisi akan diputuskan dalam rapat bersama koalisi yang diberi nama Jembrana maju.

“Kami targetkan bulan Maret dari partai koalisi sudah ada rekomendasi untuk calon yang akan diusung,” tegasnya.

Sementara itu, I Nengah Tamba yang telah menyerahkan formulir pendaftaran kepada Partai Golkar, mengaku optimis bisa mendapat rekomendasi sebagai calon bupati.

Karena, meskipun berstatus sebagai politisi Partai Demokrat sudah maksimal mengikuti mekanisme yang berlaku di partai berlambang pohon beringin tersebut.

“Saya serius mengikuti mekanisme partai Golkar. Dengan mekanisme yang telah diikuti tersebut, saya optimis mendapat rekomendasi dari partai koalisi,” terangnya.

Meski dari Partai Demokrat dan mendaftar dari Partai Golkar, Tamba mengaku sangat yakin bisa mendapat dukungan dari partai koalisi.

Pasalnya, Partai Demokrat sudah final mengusung dirinya sebagai calon bupati untuk Pilkada 2020, sehingga tidak membuka pendaftaran bakal calon.

“Tidak ada rasa gengsi, karena Partai Demokrat sudah bulat untuk mengusung saya sebagai calon,” tegas Tamba.

Dengan maju sebagai calon bupati yang diusung tujuh partai koalisi, skenario pada Pilkada 2020 mendatang adalah head to head.

Tamba mengakui kekuatan PDIP yang sudah pasti mengusung I Made Kembang Hartawan sebagai calon bupati.

Namun dengan kekuatan besar yang dimiliki PDIP, Tamba tetap optimis bisa menang pada Pilkada 2020 mendatang.

“Saya tidak akan mampu menembus kekuatan infrastruktur yang dimiliki oleh tetangga. PDIP itu kuat, bukan lemah,” ungkapnya.

Karena itu, salah satu cara untuk menghadapi adalah gerakan rakyat untuk perubahan Jembrana lebih baik. Koalisi rakyat yang dicetuskan dipastikan bisa menjadi modal untuk mengalahkan kuatnya PDIP.

“Ini gerakan rakyat, dari tujuh partai koalisi adalah modal besar. Kalau terpilih sebagai calon, yakin bisa menang,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/