32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 15:53 PM WIB

Laporan Keuangan Tunggu Otoritas Bursa, Aktif Sasar Konten Digital

DENPASAR – Initial public offering (IPO) yang dilakukan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk sebagai perusahaan induk yang membawahi

Bali United dan beberapa entitas bisnis dibawahnya, sudah terjadi satu tahun lalu atau tepatnya pada bulan Juni 2019.

Nah, mungkin saja pemegang sekitar 2 juta lembar saham saat penawaran perdana di Inna Bali Heritage Hotel yang tersebar dari kalangan suporter, pengusaha lokal, dan politisi yang melek

dengan investasi di dunia saham, mungkin bertanya-tanya mengapa perusahaan yang dpimpin oleh Yabes Tanuri tersebut masih belum juga membeberkan laporan keuangan tahunan mereka.

Apakah karena adanya pandemic Covid-19 yang membuat keuangan perusahaan menjadi terdampak atau ada faktor lainnya?

Seperti diketahui saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk dengan kode emiten BOLA sempat anjlok diangka Rp 128 per lembar saham pada bulan Maret lalu setelah tahun lalu, tepatnya pada bulan Juli sempat menyentuh angka Rp 422 per lembar saham.

Sekarang saham BOLA berangsur naik dengan rata-rata dikisaran Rp 169 – 175 per lembar saham. Itu sebabnya pada waktu itu, Pieter Tanuri melakukan buyback saham dengan jumlah besar.

Saat itu, Pieter membeli kembali saham Bali United sebanyak 20,41 juta lembar saham atau jika dikonversi menjadi rupiah sebesar Rp 2,1 miliar.

Anggota Exco PSSI tersebut saat ini memiliki 24,23 persen saham milik Bali United. Menanggapi hal tersebut,

CEO Bali United sekaligus Direktur Utama PT Bali Bintang Sejahtera, Tbk Yabes Tanuri mengatakan tidak ada kendala yang dialami ditengah pandemic seperti sekarang ini.

Laporan keuangan tahunan yang belum juga dikeluarkan oleh pihaknya juga karena beberapa alasan.

“Salah satunya adalah kami menunggu arahan dan keputusan dari Bursa Efek Indonesia. Maka itu (laporan keuangan tahunan) dapat ditunda sampai akhir Juni. Seharusnya per hari ini (Senin) sudah di-submit ke bursa,” kata Yabes.

Kompetisi sedang hiatus dan baru bergulir pada bulan Oktober. Tentu pemasukan bisa lebih sedikit daripada pengeluaran. Yabes mengaku tidak ada strategi khusus untuk mensiasati kondisi yang terjadi saat ini.

Yang dilakukan Bali United sekarang adalah menggencarkan promosi melalui akun-akun media sosial mereka.

Konten digital pun semakin banyak dilakukan seperti beberapa program baru di akun youtube resmi mereka.

Selain menurut Yabes, penjualan merchandise juga tetap dilakukan di online store yang sudah bekerjasama dengan Bali United.

“Sebenarnya kami tidak punya strategi khusus yang kami lakukan. Tapi kami tetap memperbanyak kegiatan digital dari konten media sosial membesarkan online store melalui mitra e-commerce kami,” tuturnya. 

DENPASAR – Initial public offering (IPO) yang dilakukan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk sebagai perusahaan induk yang membawahi

Bali United dan beberapa entitas bisnis dibawahnya, sudah terjadi satu tahun lalu atau tepatnya pada bulan Juni 2019.

Nah, mungkin saja pemegang sekitar 2 juta lembar saham saat penawaran perdana di Inna Bali Heritage Hotel yang tersebar dari kalangan suporter, pengusaha lokal, dan politisi yang melek

dengan investasi di dunia saham, mungkin bertanya-tanya mengapa perusahaan yang dpimpin oleh Yabes Tanuri tersebut masih belum juga membeberkan laporan keuangan tahunan mereka.

Apakah karena adanya pandemic Covid-19 yang membuat keuangan perusahaan menjadi terdampak atau ada faktor lainnya?

Seperti diketahui saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk dengan kode emiten BOLA sempat anjlok diangka Rp 128 per lembar saham pada bulan Maret lalu setelah tahun lalu, tepatnya pada bulan Juli sempat menyentuh angka Rp 422 per lembar saham.

Sekarang saham BOLA berangsur naik dengan rata-rata dikisaran Rp 169 – 175 per lembar saham. Itu sebabnya pada waktu itu, Pieter Tanuri melakukan buyback saham dengan jumlah besar.

Saat itu, Pieter membeli kembali saham Bali United sebanyak 20,41 juta lembar saham atau jika dikonversi menjadi rupiah sebesar Rp 2,1 miliar.

Anggota Exco PSSI tersebut saat ini memiliki 24,23 persen saham milik Bali United. Menanggapi hal tersebut,

CEO Bali United sekaligus Direktur Utama PT Bali Bintang Sejahtera, Tbk Yabes Tanuri mengatakan tidak ada kendala yang dialami ditengah pandemic seperti sekarang ini.

Laporan keuangan tahunan yang belum juga dikeluarkan oleh pihaknya juga karena beberapa alasan.

“Salah satunya adalah kami menunggu arahan dan keputusan dari Bursa Efek Indonesia. Maka itu (laporan keuangan tahunan) dapat ditunda sampai akhir Juni. Seharusnya per hari ini (Senin) sudah di-submit ke bursa,” kata Yabes.

Kompetisi sedang hiatus dan baru bergulir pada bulan Oktober. Tentu pemasukan bisa lebih sedikit daripada pengeluaran. Yabes mengaku tidak ada strategi khusus untuk mensiasati kondisi yang terjadi saat ini.

Yang dilakukan Bali United sekarang adalah menggencarkan promosi melalui akun-akun media sosial mereka.

Konten digital pun semakin banyak dilakukan seperti beberapa program baru di akun youtube resmi mereka.

Selain menurut Yabes, penjualan merchandise juga tetap dilakukan di online store yang sudah bekerjasama dengan Bali United.

“Sebenarnya kami tidak punya strategi khusus yang kami lakukan. Tapi kami tetap memperbanyak kegiatan digital dari konten media sosial membesarkan online store melalui mitra e-commerce kami,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/