28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:14 AM WIB

Harga Tiket di Dipta Paling Mahal, Respons Kelompok Suporter Dingin

DENPASAR – Kenaikan harga tiket tidak bisa dibendung. Manajemen Bali United memutuskan kenaikan harga tiket setelah memperbaiki fasilitas single seat di Stadion Kapten Dipta.

Kenaikan harga tiket resmi diberlakukan terhitung sejak AFC Cup 2020. Sabtu lalu (1/2), manajemen Bali United 

sudah melakukan pertemuan dengan kelompok suporter yang diwakili oleh masing-masing lima orang per kelompok. 

Tujuannya adalah membahas rencana musim ini dan salah satunya tentu harga tiket yang mengalami kenaikan.

Hanya yang masih belum jelas adalah apakah kenaikan tiket berlaku hanya untuk laga big match saja atau 17 pertandingan kandang musim ini? 

Ketua Basudewa Curva Sud I Ketut “Anjelo” Santika mengatakan, kenaikan harga tiket perlu ditanggapi dengan santai dan kepala dingin.

“Tapi dari informasi ada yang masih rancu. Apakah hanya untuk big match atau tidak? Lalu pertandingan yang bisa dikategorikan big match itu seperti apa? Soalnya belum dijelaskan oleh manajemen seperti apa,” tegas Anjelo. 

Menurut Anjelo, pihaknya setuju saja dengan kenaikan harga tiket selama masih dalam batas wajar dan agar tidak memperkeruh suasana. 

“Kalau saya setuju saja. Kemarin manajemen bilang kenaikan tiket karena mendatangkan pemain-pemain bagus dan mahal. 

Kalau tahun lalu alasannya penambahan kursi. Tapi sampai sekarang kami di selatan masih lesehan,” ucapnya.

Melihat apa yang dilakukan oleh manajemen Bali United, menurut Anjelo, harga tiket di Stadion Kapten I Wayan Dipta adalah yang paling mahal diantara kontestan lainnya. 

Itu menurut pandangan dari Anjelo. “Kalau di GBK (Gelora Bung Karno) kan berbeda dari Stadion Dipta. 

Intinya begini, kalau ada yang tidak senang dengan harga tiket naik, jangan nonton ke stadion. Itu saja,” tutupnya. 

DENPASAR – Kenaikan harga tiket tidak bisa dibendung. Manajemen Bali United memutuskan kenaikan harga tiket setelah memperbaiki fasilitas single seat di Stadion Kapten Dipta.

Kenaikan harga tiket resmi diberlakukan terhitung sejak AFC Cup 2020. Sabtu lalu (1/2), manajemen Bali United 

sudah melakukan pertemuan dengan kelompok suporter yang diwakili oleh masing-masing lima orang per kelompok. 

Tujuannya adalah membahas rencana musim ini dan salah satunya tentu harga tiket yang mengalami kenaikan.

Hanya yang masih belum jelas adalah apakah kenaikan tiket berlaku hanya untuk laga big match saja atau 17 pertandingan kandang musim ini? 

Ketua Basudewa Curva Sud I Ketut “Anjelo” Santika mengatakan, kenaikan harga tiket perlu ditanggapi dengan santai dan kepala dingin.

“Tapi dari informasi ada yang masih rancu. Apakah hanya untuk big match atau tidak? Lalu pertandingan yang bisa dikategorikan big match itu seperti apa? Soalnya belum dijelaskan oleh manajemen seperti apa,” tegas Anjelo. 

Menurut Anjelo, pihaknya setuju saja dengan kenaikan harga tiket selama masih dalam batas wajar dan agar tidak memperkeruh suasana. 

“Kalau saya setuju saja. Kemarin manajemen bilang kenaikan tiket karena mendatangkan pemain-pemain bagus dan mahal. 

Kalau tahun lalu alasannya penambahan kursi. Tapi sampai sekarang kami di selatan masih lesehan,” ucapnya.

Melihat apa yang dilakukan oleh manajemen Bali United, menurut Anjelo, harga tiket di Stadion Kapten I Wayan Dipta adalah yang paling mahal diantara kontestan lainnya. 

Itu menurut pandangan dari Anjelo. “Kalau di GBK (Gelora Bung Karno) kan berbeda dari Stadion Dipta. 

Intinya begini, kalau ada yang tidak senang dengan harga tiket naik, jangan nonton ke stadion. Itu saja,” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/