RadarBali.com – Bibit rivalitas antara Bali United dan PSM Makassar sudah mulai muncul. Beberapa hari sebelum duel final kedua tim, baik Robert Rene Alberts di kubu PSM dan Widodo Cahyono Putro di kubu Bali United sudah mulai tebar psywar.
Pendukung kedua suporter tak kalah memanaskan situasi di jejaring dari media sosial. Bahkan penjagaan cukup ketat terjadi saat Official Training (OT) Bali United di Stadion Andi Mattalatta Minggu pagi.
Latihan tertutup juga dilakukan anak asuh Coach Widodo. Usai latihan, kejadian tidak mengenakkan dialami Serdadu Tridatu. Teror dilakukan suporter PSM.
Pendukung PSM mulai sedikit mengumpat dan menunjukkan jari tengah jati tengah kepada suporter Bali United. Beruntung saja ada anggota keamanan yang membentuk barisan penjagaan.
Gelandang Bali United Nick Van Der Velden bahkan nyaris terlecut emosinya. Dia sedikit memandang pendukung PSM. “Hati-hati disini Makassar, Red). PSM juara,” umpat salah seorang suporter.
Selain itu ada yang mengatakan bahwa PSM harus menang kontra Bali. Hasil imbang ataupun kalah untuk PSM, menurut sumber kemungkinan pertandingan akan sedikit ricuh.
Sejatinya terror terasa sejak skuas Serdadu Tridatu mendarat di bandara Sultan Hasanuddin. Bahkan, hingga ke hotel tempat menginap di Four Points by Shantika Hotel.
Terlebih kepada marquee player Serdadu Tridatu, Nick Van Der Velden. VDV memang terlibat bentrok sengit saat Bali United mengalahkan PSM di putaran pertama lalu dengan Marc Anthony Klok.
Terkait insiden itu pula Nick Van der Velden diteror oleh pendukung PSM saat di lapangan maupun di akun media sosial milik VDV – sapaan akrabnya.
VDV pun langsung menghapus semua media sosial miliknya sementara. “Iya saya hapus sementara. Banyak yang komentar ke saya,” beber Nick usai latihan Minggu pagi.
Tetapi terkait masalah tersebut, dia sama sekali tidak takut dan tidak gentar. Apalagi dia tidak mau memikirkan insidennya dengan Klok saat putaran pertama lalu.
“Saya tidak mau memikirkan itu. Saya mau fokus lawan PSM. Ini pertandingan penting bagi kami,” ucapnya. Dia menuturkan, kejadian seperti sudah biasa menimpanya.
Bahkan saat di Liga Belanda teror dari suporter lebih parah daripada sekarang. “Disepanjang jalan menuju stadion, kami diteror. Lihat contoh misalnya Ajax Amsterdam lawan AZ Alkmaar. Situasi lebih parah dari ini,” bebernya.
Terkait kondisi stadion milik PSM, dia menyebut lapangannya bagus. Maksudnya rumput lapangan tidak terlalu buruk. Hanya saja dia menilai kondisi stadion yang kurang layak.
“Jelas stadion kami (Stadion Kapten I Wayan Dipta, Red) lebih bagus dari stadion mereka (PSM, Red),” ujarnya