RadarBali.com – Kompetisi Liga 1 yang dijalankan oleh PT LIB (Liga Indonesia Baru) terancam berhenti di tengah jalan.
Itu setelah 15 klub dari total 18 klub peserta kompetisi kasta tertinggi tanah air itu memutuskan untuk mogok kompetisi di pekan ke-29 mendatang.
Itu adalah reaksi atas sikap operator yang mereka nilai tidak transparan. Sikap resistensi klub kepada operator tersebut disampaikan secara resmi dalam jumpa pers di Jakarta Rabu (4/10) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, ada sejumlah tuntutan yang mereka sampaikan ke publik oleh mereka yang mengatasnamakan diri Forum Klub Sepak Bola Profesional Indonesia itu.
Para klub yang tergabung dalam forum tersebut adalah, Arema FC, Persela Lamongan, Gresik United, Sriwijaya FC, Madura United,
Persipura Jayapura, Perseru Serui, Borneo FC, Barito Putera, Mitra Kukar, Persija Jakarta, Semen Padang, PSM Makassar, Persiba Balikpapan dan Bhayangkara FC.
Sementara 3 klub yang belum bergabung, adalah PS TNI, Persib Bandung dan Bali United. Nah, mereka lantas mengultimatum operator untuk segera
merealisasikan seluruh komitmen yang mereka bangun dengan klub tersebut, paling lambat dalam 14 hari kedepan, maka mereka akan mengambil langkah tegas.
Ada tiga aspek yang ingin dituntut oleh ke-15 klub tersebut yakni aspek bisnis, legal, dan teknis. Melihat kondisi seperti, Owner Bali United Pieter Tanuri pun angkat bicara.
Kebetulan Bali United menjadi salah satu dari tiga klub yang tidak bergabung untuk mengancam mundur jika ketiga aspek tidak bisa dipenuhi PT LIB.
“Janganlah ribut-ribut seperti itu. Yang jelas kami belum ada tanggapan apapun mengenai masalah tersebut,” ucapnya kemarin.
Dia menilai hal tersebut justru tidak bijaksana untuk dilakukan. “Bagaimana kalau sepakbola Indonesia dalam hal ini PSSI di suspend lagi?,” jelasnya singkat.