GIANYAR – Peluang Persija Jakarta lolos final AFC Cup 2018 zona Asia Tenggara masih terbuka meski di laga kontra wakil Singapura, Home United, macan kemayoran dipermak 3 – 2.
Seandainya Persija sukses membalikkan keadaan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Ismed Sofyan dkk dipastikan lolos ke final.
Masalahnya, laga kontra Home United adalah laga terakhir bagi Persija memanfaatkan SUGBK Jakarta. Pasalnya, SUGBK harus segera disterilkan untuk persiapan Asian Games 2018.
Panpel Persija Jakarta sendiri berusaha untuk meminjam Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor agar menjadi kandang sementara karena jarak yang dekat dengan DKI Jakarta.
Tetapi, seandainya Stadion Pakansari tidak bisa digunakan karena Asian Games, Stadion Kapten I Wayan Dipta menjadi opsi ideal.
Panpel Persija dilaporkan tengah mencoba menjajaki manajemen Bali United untuk bisa meminjamkan Stadion Kapten Dipta untuk laga final mereka.
Keunggulan stadion milik Pemkab Gianyar ini sudah lolos verifikasi AFC. Lantas bagaimana tanggapan Manajemen Bali United?
CEO Bali United Yabes Tanuri yang ditemui di Stadion Kapten I Wayan Dipta kemarin mengaku masih belum mendapatkan surat resmi.
“Kami belum mendapatkan surat resmi dari PSSI dan AFC untuk pemindahan home base. Tergantung dari federasi saja dan lihat jadwal pertandingan Bali United. Tidak mungkin kan memajukan jadwal atau mundur,” terang Yabes.
Meskipun dalam tanda kutip sudah memberikan lampu hijau, tetapi Yabes Tanuri mengimbau agar pihak Persija bisa memperlakukan Stadion Dipta dengan baik dan benar.
Termasuk dari pihak Persija yang harus merogoh kocek lebih dalam untuk branding stadion.
“Harus bisa menjaga ketertiban dan keamanan serta tidak ada perusakan dan lain sebagainya. Sewa Dipta juga bisa dikatakan mahal karena branding-branding yang harus ditutup.
Kami punya branding hampir di semua tempat di stadion. Tapi untuk berapa biayanya kami belum tahu,” tutur Yabes.