DENPASAR – Di Bali United, pemain anyar Diego Assis bakal bereuni dengan Fahmi Al-Ayubbi. Keduanya sempat bersama-sama di Persela Lamongan saat Liga 1 2017.
Dua musim lalu, Diego Assis memiliki pengalaman berharga di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Dia menjadi salah satu aktor kemenangan Madura United ditengah-tengah pesta juara Serdadu Tridatu.
Assis bahkan berhasil mencetak satu assist saat itu. Kini, dia berseragam Bali United. Bisa dikatakan, Diego Assis menjadi satu-satunya pemain asing yang justru rela kembali ke Indonesia ditengah ketidak pastian kompetisi.
Bandingkan dengan banyaknya pemain asing di Liga 1 yang hengkang ke negara lain. Meski Melvin Platje dengan Brwa Nouri
bertahan di Serdadu Tridatu musim ini, tetap saja mereka berdua memilih untuk dipinjamkan ke negara mereka masing-masing.
Brwa Nouri bersama Sakho SC dan Melvin bersama De Graafschap. Dalam wawancara perkenalan diri, Assis membuat pernyataan yang ngadi-ngadi yang dalam bahasa gaul diartikan sebagai sesuatu yang mengada-ngada.
Dia mencoba untuk membawa Serdadu Tridatu meraih double winner musim ini alias juara Liga 1 dan AFC Cup.
Baginya, ada beberapa alasan yang membuat dia memilih untuk kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Bali United.
Selain karena klub yang sebelumnya bernama Persisam Putra Samarinda tersebut adalah klub yang besar menurut Diego Assis, sosok sang arsitek Stefano Teco Cugurra
menjadi salah satu alasan utama mengapa dia berani hengkang di negara yang tidak jelas kompetisinya dalam satu tahun terakhir ini.
“Mereka (Bali United) adalah klub yang besar dan selalu menunjukkan performa terbaiknya setiap tahun. Saya senang dengan iklim seperti ini dan menjadi motivasi
untuk juara dan berjuang dalam setiap pertandingan. Saya percaya, setiap pemain ingin bermain disini. Bali juga tempat yang bagus untuk berkarier dan tinggal. Keluarga saya mendukung dan mereka senang tinggal disini,” ucap Diego Assis.
Gelandang serang yang sudah berkelana ke beberapa negara seperti Swedia, Finlandia, Thailand, dan Arab Saudi tersebut tidak lupa memuji setinggi langit sosok Teco yang menjadi bagian penting dibalik merapatnya dia ke Bali United.
“Sebelum saya dapat tawaran, saya sudah tahu Coach Teco. Dia orang yang baik dan akan lebih mudah (adaptasi) karena dia juga orang Brasil.
Komunikasi menjadi poin yang penting untuk beradaptasi dengan cepat. Saya pertama kali bertemu Coach Teco saat masih di Persela. Saat itu kami melawan Persija dan Coach Teco mengajak saya berbicara ,” terangnya.
“Saat Bali United menjadi juara, saya juga ucapkan selamat buat dia. Kebetulan saya banyak belajar darinya. Saya harap saya bisa mendapatkan kesuksesan di Bali United bersamanya,” tambah pemain berusia 33 tahun tersebut.
Sebenarnya lanjut Assis, dia mengakui bahwa sempat mendapat tawaran dari Serdadu Tridatu. Kala itu, dia masih berseragam Laskar Joko Tingkir – julukan Persela Lamongan.
Namun karena suatu hal yang tidak bisa dijelaskannya, tawaran tersebut diabaikan dan dia tidak merapat ke Bali United.