DENPASAR – Bagi CEO Bali United Yabes Tanuri mengelola sebuah tim sepak bola profesional diibaratkan seperti membangun sebuah rumah untuk ditinggali bersama keluarga besar.
Harus dibangun secara perlahan dan dievaluasi jika ada kekurangan. Secara terbuka, manajer Bali United ini mengaku belajar banyak dari pengelolaan klub bola di tanah air dan luar negeri.
Di mana saat musim kompetisi berganti, turn over pemain cukup besar. Dampaknya sudah bisa dipastikan berpengaruh terhadap performa tim di lapangan.
Dia menjawab permasalahan ini saat ditanya terkait banyaknya pemain Bali United yang kontraknya habis akhir musim ini.
“Contohlah seperti buat rumah. Ada tukang, ada mandor, dan manajer proyek,” ucap bos Yabes beranalogi.
“Ada tukang di bagian aci hilang, tidak ada masalah karena ada tukang baru yang bisa menggantikan. Tapi, kalau semua tukangnya hilang, bagaimana?
Batu bata tidak tahu ada dimana, aci ada dimana juga tidak tahu. Akhirnya semua pekerjaan berantakan,” tambah pria berusia 42 tahun tersebut.
Itu sebabnya, Manajemen Bali United enggan untuk berspekulasi apalagi membongkar hampir sebagian besar pemain yang mengantarkan Bali United merengkuh gelar juara perdananya tersebut.
“Sepakbola itu seperti bangun rumah dan tidak akan pernah berhenti untuk melakukan renovasi. Semua aspek yang ada di dalam klub sepak bola, tentu sebagian besar tidak dapat dihilangkan,” tutupnya.