33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:43 PM WIB

Stadion Ngurah Rai Bisa Batal, Bali United Lirik Kompyang Sujana

DENPASAR – Sebagian pihak pesimistis Bali United masih bisa bermarkas di Bali disaat Stadion Kapten I Wayan Dipta sedang dalam masa pemugaran. 

Pasalnya, hingga saat ini, Stadion Ngurah Rai yang rencananya menjadi markas sementara di Liga 1 2020 masih belum dilakukan pengerjaan. 

Usut punya usut, Pemprov Bali sebagai pemilik dari Stadion Ngurah Rai masih belum memberikan respons apapun agar stadion 

yang sempat dipakai oleh Gelora Dewata dan Perseden Denpasar bisa segera direnovasi oleh manajemen Bali United.

Di saat belum mendapat kepastian penggunaan Stadion Ngurah Rai, CEO Bali United Yabes Tanuri lantas mendapat bisikan jika Stadion Kompyang Sujana bisa menjadi opsi lain dari Stadion Ngurah Rai. 

Stadion Kompyang Sujana sebenarnya bisa lebih representatif karena kondisi tembok yang masih cukup kokoh dan lebih tinggi dari Ngurah Rai.

Hanya saja, kapasitas Kompyang Sujana lebih kecil dari Stadion Ngurah Rai. Di Stadion Kompyang Sujana, diperkirakan hanya bisa menampung 5 ribu suporter.

Sementara StadionNgurah Rai bisa diisi oleh 8 sampai 10 ribu suporter. Tanpa pikir panjang, Yabes langsung meninjau Kompyang Sujana pada pukul 12.30 Wita.

Dia ditemani langsung oleh General Coordinator Bali United Richie Kurniawan dan Liasion Officer Bali United IGN Ardhika. 

Saat meninjau langsung, dua pegawai PT Harapan Jaya Lestarindo juga tiba untuk berdiskusi dengan Yabes Tanuri. 

Semua aspek dilihat oleh pria berusia 42 tahun tersebut yang untuk pertama kalinya menginjakkakn kaki 

di Stadion Kompyang Sujana dan pertama kalinya mendengar stadion yang sering dipakai oleh SSB Pespa Padangsambian tersebut.

Mulai dari ruang ganti, lapangan, hingga sisi luar stadion yang bersebelahan langsung dengan Kantor Camat Denpasar Barat tersebut. 

Hanya ada empat ruangan saja di Kompyang Sujana. Dua ruang ganti pemain, dan dua ruang kecil yang biasa dipakai untuk wasit.

Untuk standar sebuah stadion di Liga 1, minimal harus ada lima sampai enam ruangan. Ruangan tersebut meliputi ruang medis, wasit, ruang ganti pemain, ruang match commissioner, dan ruang media. 

Solusinya dari percakapanan antara Yabes dan Richie, Bali United bisa membuat ruangan yang disulap dari kontainer.

Mirip seperti ruang ganti di Stadion PTIK Jakarta, markas dari Bhayangkara FC. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah, bagaimana dengan lapangannya? 

Apakah memenuhi standar? Yabes Tanuri mengatakan, masih belum tahu ukuran lapangan di Stadion Kompyang Sujana.

Tapi, adik kandung ANggota Exco PSSI Pieter Tanuri tersebut mengira jika lapangan lebih kecil daripada di Stadion Ngurah Rai. 

“Ukuran lapangan belum tahu, lebih pendek kayaknya. Panjangnya 95 sepertinya. Kalau dari segi renovasi, mirip-mirip dengan Stadion Ngurah Rai. Harus ada penambahan ruangan juga,” tutur Yabes.

Dari pihak Lestarindo kemarin, mereka mengatakan jika waktu untuk mengerjakan lapangan di Kompyang Sujana higga benar-benar bisa dipakai adalah tiga bulan. 

Waktu tersebut hanya untuk perawatan secara intensif. Jika rumput dibongkar total, kemungkinan bisa memakan waktu empat bulan.

DENPASAR – Sebagian pihak pesimistis Bali United masih bisa bermarkas di Bali disaat Stadion Kapten I Wayan Dipta sedang dalam masa pemugaran. 

Pasalnya, hingga saat ini, Stadion Ngurah Rai yang rencananya menjadi markas sementara di Liga 1 2020 masih belum dilakukan pengerjaan. 

Usut punya usut, Pemprov Bali sebagai pemilik dari Stadion Ngurah Rai masih belum memberikan respons apapun agar stadion 

yang sempat dipakai oleh Gelora Dewata dan Perseden Denpasar bisa segera direnovasi oleh manajemen Bali United.

Di saat belum mendapat kepastian penggunaan Stadion Ngurah Rai, CEO Bali United Yabes Tanuri lantas mendapat bisikan jika Stadion Kompyang Sujana bisa menjadi opsi lain dari Stadion Ngurah Rai. 

Stadion Kompyang Sujana sebenarnya bisa lebih representatif karena kondisi tembok yang masih cukup kokoh dan lebih tinggi dari Ngurah Rai.

Hanya saja, kapasitas Kompyang Sujana lebih kecil dari Stadion Ngurah Rai. Di Stadion Kompyang Sujana, diperkirakan hanya bisa menampung 5 ribu suporter.

Sementara StadionNgurah Rai bisa diisi oleh 8 sampai 10 ribu suporter. Tanpa pikir panjang, Yabes langsung meninjau Kompyang Sujana pada pukul 12.30 Wita.

Dia ditemani langsung oleh General Coordinator Bali United Richie Kurniawan dan Liasion Officer Bali United IGN Ardhika. 

Saat meninjau langsung, dua pegawai PT Harapan Jaya Lestarindo juga tiba untuk berdiskusi dengan Yabes Tanuri. 

Semua aspek dilihat oleh pria berusia 42 tahun tersebut yang untuk pertama kalinya menginjakkakn kaki 

di Stadion Kompyang Sujana dan pertama kalinya mendengar stadion yang sering dipakai oleh SSB Pespa Padangsambian tersebut.

Mulai dari ruang ganti, lapangan, hingga sisi luar stadion yang bersebelahan langsung dengan Kantor Camat Denpasar Barat tersebut. 

Hanya ada empat ruangan saja di Kompyang Sujana. Dua ruang ganti pemain, dan dua ruang kecil yang biasa dipakai untuk wasit.

Untuk standar sebuah stadion di Liga 1, minimal harus ada lima sampai enam ruangan. Ruangan tersebut meliputi ruang medis, wasit, ruang ganti pemain, ruang match commissioner, dan ruang media. 

Solusinya dari percakapanan antara Yabes dan Richie, Bali United bisa membuat ruangan yang disulap dari kontainer.

Mirip seperti ruang ganti di Stadion PTIK Jakarta, markas dari Bhayangkara FC. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah, bagaimana dengan lapangannya? 

Apakah memenuhi standar? Yabes Tanuri mengatakan, masih belum tahu ukuran lapangan di Stadion Kompyang Sujana.

Tapi, adik kandung ANggota Exco PSSI Pieter Tanuri tersebut mengira jika lapangan lebih kecil daripada di Stadion Ngurah Rai. 

“Ukuran lapangan belum tahu, lebih pendek kayaknya. Panjangnya 95 sepertinya. Kalau dari segi renovasi, mirip-mirip dengan Stadion Ngurah Rai. Harus ada penambahan ruangan juga,” tutur Yabes.

Dari pihak Lestarindo kemarin, mereka mengatakan jika waktu untuk mengerjakan lapangan di Kompyang Sujana higga benar-benar bisa dipakai adalah tiga bulan. 

Waktu tersebut hanya untuk perawatan secara intensif. Jika rumput dibongkar total, kemungkinan bisa memakan waktu empat bulan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/