DENPASAR – Piala Presiden 2019 adalah turnamen pra musim yang sarat gengsi. Meski bukan turnamen resmi, tetapi semua tim berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik.
Semua tim tampil ngotot di ajang yang pertama kali digelar pada tahun 2015 karena hadiah yang diberikan panitia begitu besar.
Ajang ini sekaligus jadi ajang berbenah semua tim. Baik tim di Liga 1 maupun Liga 2. Ajang ini juga jadi ajang yang pas untuk menentukan komposisi pemain yang pas untuk liga resmi.
Ajang ini menjadi kesempatan berharga bagi para pemain terutama pemain muda untuk menunjukkan kemampuan terbaik.
Seharusnya hal ini wajib diperhatikan oleh Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra. Coach Teco mestinya memberikan kesempatan bermain sejak menit awal kepada pemain non reguler meski ada pergantian enam pemain di Piala Presiden 2019.
Seperti kasus Bali United di Piala Presiden 2018. Dalam dua pertandingan perdana Bali United tidak pernah bermain dengan kekuatan penuh karena fokus di AFC Cup 2018.
Pelatihnya juga bukan Widodo Cahyono Putro melainkan Hans Peter Schaller didampingi asisten pelatih I Made Pasek Wijaya.
Hasilnya, Bali United bisa keluar sebagai juara grup D dengan poin sempurna, sembilan. Sedangkan Persija Jakarta yang saat itu masih ditukangi Teco hanya finish diperingkat dua dengan raihan enam poin.
Nah, laga terakhir menghadapi Bhayangkara FC malam hari ini di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, seharusnya bisa dimanfaatkan Coach Teco untuk memberi kesempatan kepada pemain yang jarang mendapatkan menit bermain.
“Pasti dalam setiap pertandingan ada perubahan. Tim sekarang sudah lolos dan ada kemungkinan pemain yang belum tampil, bisa bermain kali ini.
Tetapi, kami masih mempunyai satu sesi latihan lagi dan harus berbicara kepada semua pemain apakah siap bermain atau tidak,” kata Coach Teco kemarin.
Dia masih harus melihat apakah memungkinkan merotasi pemain, termasuk apakah pemain yang bermain saat menghadapi Semen Padang siap tampil 100 persen.
Hal ini harus menjadi pertimbangan serius bagi pelatih kelahiran Rio De Janeiro, Brazil tersebut karena jeda waktu antara laga melawan Semen Padang dan Bhayangkara FC hanya berselang tiga hari.
Idealnya, rentang waktu antara satu pertandingan dengan pertandingan lainnya adalah lima hingga enam hari.
“Kami hanya punya waktu ideal selama dua hari saja karena jarak waktu pertandingan yang hanya dua hari. Jadi kami juga harus melihat itu,” dalihnya.
Dia juga tidak mau gegabah dalam merotasi pemain karena Teco memiliki ambisi lain untuk menjadi juara grup.
“Kalau lolos sebagai juara grup tentu sangat bagus karena kami punya kesempatan bermain sebagai tuan rumah di babak berikutnya. Ini bagus untuk kami,” ungkap ayah satu anak tersebut.
Di sisi lain, Pelatih Bhayangkara FC Angel Alfredo Vera juga masih menimbang-nimbang apakah akan melakukan rotasi atau tidak menghadapi Bali United.
Apalagi Bhayangkara juga memiliki ambisi yang sama untuk menjadi juara grup dan memiliki permasalahan yang sama yakni sama-sama memiliki jeda waktu yang singkat.
“Kami hanya melakukan recovery saja dan sedikit taktikal melawan Bali United. Walaupun waktu yang sangat mepet, kami harus siap dan semua pemain sudah harus siap.
Untuk kekuatan tim, Nur Hidayat sudah kembali dengan tim dan masih ada Indra Kahfi juga yang kondisi fisiknya siap,” tuturnya.