DENPASAR – Sebagai pemain muda, tentu Kadek Haarlem Anggariva tidak bisa disejajarkan dengan pemain bintang Bali United lainnya. Terutama mengenai soal nilai kontrak.
Terlebih Kadek Haarlem baru musim ini mendapatkan kontrak profesional di skuad utama Bali United.
Karena itu, menurut Haarlem, merasakan betul penghentian sementara Liga 1 2020. Hal tersebut berdampak juga dengan pendapatannya.
Maklum, gaji skuad Serdadu Tridatu dipangkas 75 persen tanpa terkecuali termasuk Haarlem. “Walaupun masih dapat gaji, tapi hanya 25 persen.
Susah juga ya. Kebetulan saya juga harus kuliah. Tapi apapun yang terjadi, saya harus tetap bersyukur,” terang Kadek Haarlem.
Dengan kompetisi yang akan bergulir kembali, pemasukan pun bisa bertambah meskipun tidak akan sama dengan nilai kontraknya diawal musim.
Jika ingin lebih baik, mau tidak mau Haarlem harus berjuang. Dia mengaku selama kompetisi dihentikan, dia rutin berlatih.
Tidak hanya di rumah, tetapi latihan di lapangan. Rumahnya yang sangat dekat dengan Lapangan Letda Made Pica, Sanur menjadi keuntungan tersendiri.
“Coach Yogi (Pelatih Fisik Bali United) memang memberikan program latihan. Tapi saya juga harus berlatih dengan bola juga.
Kebetulan lapangan dekat dan ada beberapa teman juga yang berlatih sama-sama,” tutur kakak kandung pemain Timnas U-19, Komang Teguh Trisnanda tersebut.
DI Lapangan Pica, dia berlatih dengan pemain-pemain Bali United U-18 dan juga mantan bek sayap Serdadu Tridatu yang sekarang merapat ke Kalteng Putra, Junius Bate.
Disamping itu, bek Perseden Denpasar Asep Tri Wahono ikut berlatih sekaligus melatih mereka. Asep sendiri sudah memiliki lisensi kepelatihan.
“Ada program latihan yang diberikan. Tapi, tidak wajib, bisa diambil atau tidak. Sudah beberapa waktu terakhir saya juga berlatih di lapangan.
Kemarin-kemarin sama adik, tapi adik sekarang fokus untuk TC virtual. Saya akhirnya latihan sore sama Junius, Mas Asep, dan beberapa pemain Bali United U-18,” tutupnya.