DENPASAR – Jika tidak ada aral melintang, bek tengah klub Liga Swedia, Skovde AIK pulang ke Buleleng, Bali, pekan depan.
Sesuai rencana, dia akan berlatih dengan pemain Timnas U-19 dan Bali United U-18 Komang Tri Artha Wiguna.
Apakah ada keinginan untuk meniti karir sepakbola di Indonesia? Nyoman Paul mengaku keinginan tersebut tentu ada, namun tidak untuk saat ini.
Tapi jika benar dia menjadi pemain yang dipanggil untuk Timnas U-19, klubnya saat ini memperbolehkan dia untuk menetap di Indonesia.
Dia juga dipersilakan untuk mencari klub disini. Mungkin saja Bali United yang bisa menampungnya jika wacana tersebut benar-benar terjadi.
Menurut pemain berusia 19 tahun tersebut, saat tanda tangan kontrak profesionalnya bersama Skovde AIK kemarin, ada opsi dia untuk dipinjamkan ke klub asal Indonesia.
“Mereka (Skovde AIK) tahu kalau Piala Dunia ada di Indonesia. Mereka juga tahu kalau saya dari Indonesia. Klub saya sekarang mengerti dan ada opsi untuk dipinjamkan,” kata Nyoman Paul.
“Maksudnya, saya bisa dipinjamkan ke klub Indonesia selama semusim sampai tahun depan agar bisa beradaptasi lebih baik lagi dengan iklim sepak bola disini. Sampai Piala Dunia selesai, saya bisa kembali lagi ke Swedia,” tambahnya.
Namun, dia mengaku masih belum memiliki keinginan untuk benar-benar menetap dan berkarier di Indonesia.
“Saya lebih memilih karier di Swedia dulu dan Eropa. Klub saya sekarang tahu kalau fanatisme di sepak bola sangat tinggi di Indonesia. Bagi mereka, itu menjadi ajang promosi juga,” ungkapnya.
Mungkin pola yang diterapkan Skovde AIK hampir mirip dengan klub asal Polandia Lechia Gdansk.
Setelah mengontrak Egy Maulana Vikri, nama klub asal Polandia tersebut semakin terkenal dan pengikutnya di media sosial semakin bertambah.
Pun demikian dengan klub asal Serbia FK Radnik Surdulica yang merekrut Witan Sulaeman sejak musim ini. Gerak gerik klub tersebut hampir selalu diperhatikan oleh warganet dan pecinta sepak bola Indonesia.