DENPASAR – Minimnya pesepak bola Indonesia yang berkarer di luar negeri karena mereka masih belum berani menerima tantangan.
Mereka juga merasa sudah menjadi pemain bintang di Indonesia. Selain itu, faktor kangen rumah menjadi alasan lain.
Itulah penilaian pemain Skovde AIK, klub Liga Swedia, Nyoman Paul Fernando Aro. Pemain asal Singaraja, Bali ini menilai, sepak bola Indonesia bisa maju, salah satu faktornya adalah pemain tersebut berani keluar dari zona nyaman.
Apa yang dia ucapkan bukan untuk menggurui. Dia mengatakan demikian karena sudah merasakan bagaimana sengitnya persaingan di Eropa.
Saat ini, pemain berdarah Swedia – Buleleng tersebut masih terikat kontrak dengan klub Swedia, Skovde AIK. Kontraknya baru habis di akhir musim depan.
Di Barito, dia hanya dipinjam satu musim saja. Setelah itu, Paul Aro akan kembali ke Eropa dan masih belum memikirkan untuk bermain di Indonesia.
Dia menerima pinangan Barito karena ingin beradaptasi dengan kontur sepak bola Indonesia karena ambisi besarnya adalah bisa memperkuat Timnas U-20 di Piala Dunia U-20 tahun depan.
“Kalau bisa, kesempatan jangan dibuang-buang. Liga negara lain untuk saat ini lebih baik dari Indonesia. Saya salut dengan perjuangan Ryuji, Yanto Basna, Bagus Kahfi,
dan pemain Indonesia lain yang berani keluar negeri. Kompetisi yang tidak ada di Indonesia, menjadi peluang besar untuk pemain bisa berkarier di luar negeri,” tutupnya.