DENPASAR – Sudah ada kesempatan untuk bermain di luar negeri (Thailand), tapi ada pemain yang tidak mau mengambil kesempatan langka tersebut.
Tidak perlu disebutkan siapa pemainnya, publik pasti mengetahuinya. Di tengah kompetisi di Indonesia yang masih belum jelas kapan akan dimulai,
seharusnya menjadi kesempatan emas bagi pemain-pemain Indonesia untuk menerima tantangan di luar negeri.
Contohlah Bagus Kahfi, Brylian Aldama, Witan Sulaiman, dan Egy Maulana Vikri yang berkarier di Eropa.
Jangan jauh-jauh ke Eropa, di Asia Tenggara sudah ada tiga pemain keluar dari zona nyaman mereka.
Mereka adalah Yanto Basna, Ryuji Utomo, dan Rivaldo Todd Ferre. Bagi banyak orang, keberhasilan sebuah negara atau Timnas bisa ditentukan dari seberapa banyak pemain yang merumput di luar negeri dan bukan di “liga dagelan”.
“Liga dagelan” ini adalah sebutan suporter untuk Liga 1 yang masih belum jelas masa depannya. Minimnya pesepak bola Indonesia yang berkarer di luar negeri karena mereka masih belum berani menerima tantangan.
Mereka juga merasa sudah menjadi pemain bintang di Indonesia. Selain itu, faktor kangen rumah menjadi alasan lain.
“Kalau ada pemain yang tidak mau mengambil kesempatan walaupun sudah ada jalannya, saya menyayangkannya sih.
Sepak bola Indonesia bisa maju, salah satu faktornya adalah pemain tersebut berani keluar dari zona nyaman.
Semakin bayak pemain Indonesia berkarier di luar negeri, artinya Indonesia semakin dilihat sebagai salah satu negara yang menghasilkan pemain berkualitas,” terang pemain Barito Putra Nyoman Paul Fernando Aro.