28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:58 AM WIB

Statistik Mentereng di PSIS, Begini Kondisi Terbaru Haudi Abdillah..

DENPASAR – Lini belakang Serdadu Tridatu cukup padat musim ini. Cukup banyak pemain belakang yang dimiliki Bali United.

Ada William Pacheco, Gunawan Dwi Cahyo (GDC), Leonard Tupamahu, I Komang Adi Parwa, Dallen Doke, dan Haudi Abdillah.

Jangan lupakan juga Agus Nova Wiantara yang saat ini masih terus berjuang melawan cedera lutut yang dideritanya sejak musim lalu.

Dari Piala Indonesia 2018 hingga Piala Presiden 2019, pemain yang bermain regular di jantung pertahanan Serdadu Tridatu hanyalah Pacheco, GDC, dan Leo.

Haudi Abdillah sedikit menepi di bawah kepelatihan Bali United Stefano Teco Cugurra. Apakah kepindahan Haudi ke Bali United dari PSIS Semarang adalah keputusan yang sangat tepat?

Jika melihat dari data statistik penampilan Haudi musim lalu, performanya cukup menjanjikan. Apalagi dia masih berusia 25 tahun.

Musim lalu, dia sudah bermain sebanyak 27 kali dengan menit bermain sebanyak 2.376. Intersepnya juga cukup banyak yakni 90 kali dengan sapuan sebanyak 155 kali.

Haudi juga berhasil memenangi duel udara sebanyak 64 kali dengan presentase tekel sukses sebesar 65 persen.

Dia juga memiliki akurasi umpan di atas rata-rata yakni sebanyak 703 kali dengan persentase sebesar 82 persen.

Yang perlu diingat, dia juga menjadi kapten PSIS Semarang bersama dengan Hari Nur Yulianto. Nah, Bali United akan bersua Persija Jakarta dibabak delapan besar Piala Indonesia 2018.

Disinilah Haudi harus bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. Namun pertanyaannya, apakah mantan pemain PSCS Cilacap ini bisa mendapatkan kepercayaan dari Teco?

“Kalau masalah itu, saya serahkan kepada pelatih saja. Saya sebagai pemain harus sangat siap kapanpun saya dimainkan. Intinya, semua tergantung pelatih,” ucap Haudi.

Sebagai pemain professional, Haudi mengaku sama sekali tidak merasa kecil hati. Justru sebaliknya, dia mencoba untuk terus berjuang agar mendapatkan tempat di skuad utama.

“Kalau secara spesifik, tidak ada. Yang pasti ada rasa ingin tampil. Yang penting saya harus fight juga di tengah persaingan dalam tim,” ucapnya.

Dia juga merasa optimis Bali Unite mampu meraih gelar juara Piala Indonesia 2018 untuk pertama kalinya.

“Kalau kami juara, kami bisa mewakili Indonesia di AFC Cup. Intinya, kami ingin meraih target yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Saya juga melihat ke dalama  tim yang bagus dan ada rasa optimis untuk juara,” tuturnya. 

DENPASAR – Lini belakang Serdadu Tridatu cukup padat musim ini. Cukup banyak pemain belakang yang dimiliki Bali United.

Ada William Pacheco, Gunawan Dwi Cahyo (GDC), Leonard Tupamahu, I Komang Adi Parwa, Dallen Doke, dan Haudi Abdillah.

Jangan lupakan juga Agus Nova Wiantara yang saat ini masih terus berjuang melawan cedera lutut yang dideritanya sejak musim lalu.

Dari Piala Indonesia 2018 hingga Piala Presiden 2019, pemain yang bermain regular di jantung pertahanan Serdadu Tridatu hanyalah Pacheco, GDC, dan Leo.

Haudi Abdillah sedikit menepi di bawah kepelatihan Bali United Stefano Teco Cugurra. Apakah kepindahan Haudi ke Bali United dari PSIS Semarang adalah keputusan yang sangat tepat?

Jika melihat dari data statistik penampilan Haudi musim lalu, performanya cukup menjanjikan. Apalagi dia masih berusia 25 tahun.

Musim lalu, dia sudah bermain sebanyak 27 kali dengan menit bermain sebanyak 2.376. Intersepnya juga cukup banyak yakni 90 kali dengan sapuan sebanyak 155 kali.

Haudi juga berhasil memenangi duel udara sebanyak 64 kali dengan presentase tekel sukses sebesar 65 persen.

Dia juga memiliki akurasi umpan di atas rata-rata yakni sebanyak 703 kali dengan persentase sebesar 82 persen.

Yang perlu diingat, dia juga menjadi kapten PSIS Semarang bersama dengan Hari Nur Yulianto. Nah, Bali United akan bersua Persija Jakarta dibabak delapan besar Piala Indonesia 2018.

Disinilah Haudi harus bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. Namun pertanyaannya, apakah mantan pemain PSCS Cilacap ini bisa mendapatkan kepercayaan dari Teco?

“Kalau masalah itu, saya serahkan kepada pelatih saja. Saya sebagai pemain harus sangat siap kapanpun saya dimainkan. Intinya, semua tergantung pelatih,” ucap Haudi.

Sebagai pemain professional, Haudi mengaku sama sekali tidak merasa kecil hati. Justru sebaliknya, dia mencoba untuk terus berjuang agar mendapatkan tempat di skuad utama.

“Kalau secara spesifik, tidak ada. Yang pasti ada rasa ingin tampil. Yang penting saya harus fight juga di tengah persaingan dalam tim,” ucapnya.

Dia juga merasa optimis Bali Unite mampu meraih gelar juara Piala Indonesia 2018 untuk pertama kalinya.

“Kalau kami juara, kami bisa mewakili Indonesia di AFC Cup. Intinya, kami ingin meraih target yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Saya juga melihat ke dalama  tim yang bagus dan ada rasa optimis untuk juara,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/