26.7 C
Jakarta
10 Desember 2024, 3:40 AM WIB

PSIS Menjelma Jadi Tim Menakutkan, Coach Eko: Hati-hati di Menit Akhir

DENPASAR – PSIS Semarang bukan lawan yang sembarangan. Sejak musim lalu, PSIS melakukan pembenahan yang lebih baik lagi dengan mendatangkan beberapa pemain anyar asing.

Sebut saja Sylvio Escobar hingga Wallace Costa. Musim lalu, PSIS bahkan berada satu tingkat di atas Serdadu Tridatu.

PSIS berada diperingkat kesepuluh dengan 46 poin, sedangkan Bali United menghuni peringkat kesebelas dengan 45 poin.

Tentu hasil musim lalu menjadi pukulan telak bagi tim dengan market value terbesar di Liga 1 2019 tersebut.

Sebagai mantan Asisten Pelatih PSIS Semarang di era tahun 2005, Asisten Pelatih Bali United Eko Purdjianto jelas tidak mau meremehkan klub kampung halamannya tersebut.

“Yang pasti dalam setiap pertandingan, kami melakukan analisa tentang kelemahan atau kelebihan lawan. Sekarang tahun ini PSIS saya bisa katakan kuat,” terang Eko.

Menurut Eko, PSIS tentu sudah tahu kekuatan dari Bali United dan hal serupa juga dialami oleh Bali United.

Jika ditelisik dalam tiga pertandingan terakhir di Liga 1, Bali United seharusnya bisa berhati-hati karena 75 persen gol yang dilesakkan Laskar Mahesa Jenar – julukan PSIS Semarang terjadi di atas menit ke-70.

Hal tersebut juga hampir sama sebenarnya dengan yang dialami Bali United. 50 persen gol terjadi setelah menit ke-70.

Yang menjadi kelebihan PSIS adalah mereka sudah bisa melewati ujian di kandang lawan dengan lumayan baik.

Saat dijamu Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, PSIS Semarang berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui sepakan keras Septian David Maulana.

“Ini yang saya bilang tadi. Kami analisa kelemahan dan kelebihan mereka. Kompleks itu mas. Yang pasti kami dari tim pelatih sudah menyiapkannya,” ujarnya.

Sebagai mantan pemain belakang, Eko mengatakan jika skuadnya tidak boleh lengah sedikitpun. Empat gol yang dibukukan skuad asuhan Jafri Sastra dalam tiga pertandingan berasal dari kaki Hari Nur Yulianto dan Septian David Maulana.

“Bukan hanya Hari Nur atau David Maulana saja. Tetapi siapapun pemain yang berada didepan gawang kami, harus diantisipasi.

Pemain asing mereka juga jangan dilupakan. Makanya jangan lengah dan harus fokus. Jangan sampai kebobolan, itu saja,” tuturnya. 

DENPASAR – PSIS Semarang bukan lawan yang sembarangan. Sejak musim lalu, PSIS melakukan pembenahan yang lebih baik lagi dengan mendatangkan beberapa pemain anyar asing.

Sebut saja Sylvio Escobar hingga Wallace Costa. Musim lalu, PSIS bahkan berada satu tingkat di atas Serdadu Tridatu.

PSIS berada diperingkat kesepuluh dengan 46 poin, sedangkan Bali United menghuni peringkat kesebelas dengan 45 poin.

Tentu hasil musim lalu menjadi pukulan telak bagi tim dengan market value terbesar di Liga 1 2019 tersebut.

Sebagai mantan Asisten Pelatih PSIS Semarang di era tahun 2005, Asisten Pelatih Bali United Eko Purdjianto jelas tidak mau meremehkan klub kampung halamannya tersebut.

“Yang pasti dalam setiap pertandingan, kami melakukan analisa tentang kelemahan atau kelebihan lawan. Sekarang tahun ini PSIS saya bisa katakan kuat,” terang Eko.

Menurut Eko, PSIS tentu sudah tahu kekuatan dari Bali United dan hal serupa juga dialami oleh Bali United.

Jika ditelisik dalam tiga pertandingan terakhir di Liga 1, Bali United seharusnya bisa berhati-hati karena 75 persen gol yang dilesakkan Laskar Mahesa Jenar – julukan PSIS Semarang terjadi di atas menit ke-70.

Hal tersebut juga hampir sama sebenarnya dengan yang dialami Bali United. 50 persen gol terjadi setelah menit ke-70.

Yang menjadi kelebihan PSIS adalah mereka sudah bisa melewati ujian di kandang lawan dengan lumayan baik.

Saat dijamu Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, PSIS Semarang berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui sepakan keras Septian David Maulana.

“Ini yang saya bilang tadi. Kami analisa kelemahan dan kelebihan mereka. Kompleks itu mas. Yang pasti kami dari tim pelatih sudah menyiapkannya,” ujarnya.

Sebagai mantan pemain belakang, Eko mengatakan jika skuadnya tidak boleh lengah sedikitpun. Empat gol yang dibukukan skuad asuhan Jafri Sastra dalam tiga pertandingan berasal dari kaki Hari Nur Yulianto dan Septian David Maulana.

“Bukan hanya Hari Nur atau David Maulana saja. Tetapi siapapun pemain yang berada didepan gawang kami, harus diantisipasi.

Pemain asing mereka juga jangan dilupakan. Makanya jangan lengah dan harus fokus. Jangan sampai kebobolan, itu saja,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/