29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:21 AM WIB

Penjualan Ricuh, Calo Bertebaran, Yabes: Tiket Hanya Tersisa Sedikit

GIANYAR – Kejadian kurang mengenakkan mengenai kisruh penjualan tiket Bali United kontra Madura United akhirnya sampai juga di telinga petinggi Serdadu Tridatu.

CEO Bali United Yabes Tanuri akhirnya angkat bicara mengenai kisruh yang terjadi sehingga banyak memakan korban luka-luka karena terkena pecahan kaca pintu.

“Sebenarnya tiket yang disediakan itu sedikit dan permintaan terlalu banyak. Maksudnya kami membuka loket tiket

di café juga agar suporter tidak terlalu mengantre dan tidak menunggu diluar. Kami tidak mau suporter kepanasan,” ucap Yabes.

Masalahnya, suporter juga sangat geram dengan tindakan manajemen yang justru menjual tiket bukan di loket tiket, melainkan di Bali United Café dan harus membeli produk dari café seharga Rp 20 ribu terlebih dahulu.

“Antusias suporter sangat baik sekali dan banyak yang datang sehingga mengakibatkan kaca pecah. Kepenuhan seperti itu. Untuk masalah tiket yang dijual di café,

Bali United Café itu anak perusahaan kami. Jadi kami juga memberikan hak untuk melakukan penjualan,” terang adik kandung Anggota Exco PSSI Pieter Tanuri tersebut.

Disinggung mengenai calo yang kembali bertebaran setelah musim lalu sempat ditangkap dan dijebloskan ke pencara, Yabes mengaku sudah mencoba semaksimal mungkin agar tidak ada calo yang bertebaran.

“Kami mencoba untuk menghindari dan berusaha semampu kami. Dari hal yang kecil dengan membatasi satu orang dua tiket. Kami juga sudah mendistribusikan tiket ke divisi-divisi suporter.

Setelah semua terdistribusi, baru kami lakukan penjualan online ticketing sehingga bisa mengurangi pembeli dari calo,” tuturnya. 

GIANYAR – Kejadian kurang mengenakkan mengenai kisruh penjualan tiket Bali United kontra Madura United akhirnya sampai juga di telinga petinggi Serdadu Tridatu.

CEO Bali United Yabes Tanuri akhirnya angkat bicara mengenai kisruh yang terjadi sehingga banyak memakan korban luka-luka karena terkena pecahan kaca pintu.

“Sebenarnya tiket yang disediakan itu sedikit dan permintaan terlalu banyak. Maksudnya kami membuka loket tiket

di café juga agar suporter tidak terlalu mengantre dan tidak menunggu diluar. Kami tidak mau suporter kepanasan,” ucap Yabes.

Masalahnya, suporter juga sangat geram dengan tindakan manajemen yang justru menjual tiket bukan di loket tiket, melainkan di Bali United Café dan harus membeli produk dari café seharga Rp 20 ribu terlebih dahulu.

“Antusias suporter sangat baik sekali dan banyak yang datang sehingga mengakibatkan kaca pecah. Kepenuhan seperti itu. Untuk masalah tiket yang dijual di café,

Bali United Café itu anak perusahaan kami. Jadi kami juga memberikan hak untuk melakukan penjualan,” terang adik kandung Anggota Exco PSSI Pieter Tanuri tersebut.

Disinggung mengenai calo yang kembali bertebaran setelah musim lalu sempat ditangkap dan dijebloskan ke pencara, Yabes mengaku sudah mencoba semaksimal mungkin agar tidak ada calo yang bertebaran.

“Kami mencoba untuk menghindari dan berusaha semampu kami. Dari hal yang kecil dengan membatasi satu orang dua tiket. Kami juga sudah mendistribusikan tiket ke divisi-divisi suporter.

Setelah semua terdistribusi, baru kami lakukan penjualan online ticketing sehingga bisa mengurangi pembeli dari calo,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/