27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:14 AM WIB

Klop Duet dengan Pacheco, Disebut Chiellini Indonesia, Ini Kata Leo…

GIANYAR – Perbandingan kekuatan Bali United saat Piala Indonesia 2018, Piala Presiden 2019, dan Liga 1 2019 sedikit demi sedikit mulai terlihat perbedaannya.

Dalam empat pertandingan terakhir di Liga 1, 12 poin berhasil diraih skuad Serdadu Tridatu dengan hanya satu kali kebobolan ketika menghadapi Persebaya Surabaya dipekan pertama.

Kuncinya adalah lini belakang yang kokoh. Saat Piala Indonesia dan Piala Presiden, Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra tidak pernah menerapkan formasi baku.

Terkadang Teco lebih memilih memainkan William Pacheco – Leonard Tupamahu atau Pacheco – Gunawan Dwi Cahyo.

Sesekali Coach Teco juga mencoba duet GDC – Leo Tupamahu. Tetapi sekarang pilihan jatuh kepada duet Pacheco – Leo Tupamahu.

Dengan kokohnya tembok pertahanan Serdadu Tridatu, suporter juga sempat memberikan julukan baru khususnya kepada Leo Tupamahu.

Jika Pacheco terkenal dengan julukan Tugu Monas saat masih berseragam Persija Jakarta musim 2017, kali ini Leo Tupamahu dijuluki Chiellini.

Giorgio Chiellini adalah bek milik Juventus. Sebenarnya ada persamaan dari kedua pemain tersebut. Keduanya sama-sama berusia uzur.

Leo Tupamahu berusia 35 tahun, sedangkan Chiellini berusia 34 tahun. Selain itu kesamaan lainnya adalah, kedua pemain sama-sama menjadi panutan pemain muda.

Entah apa yang dikatakan suporter tentang Leo Tupamahu berlebihan atau tidak, yang jelas suporter sah-sah saja menilai performa dari pemilik nomor punggung 32 tersebut dalam empat pertandingan terakhir.

Saat diwawancarai kemarin, Leo juga tidak mau terlalu memikirkan julukan tersebut. Bahkan dia mengatakan tidak ada perbedaan sama sekali antara dia dengan Chiellini termasuk daerah asal keduanya.

“Saya disamakan dengan Chiellini? Biasa saja. Saya jauh dan berbeda dari dia.  Dia dari Alor dan saya dari Rote. Hahaha,” seloroh mantan bek Persija Jakarta tersebut diselingi gelak tawa awak media.

Yang jelas dan yang terpenting bagi Leo, dia berusaha sebisa mungkin untuk menjaga rekor kemenangan Bali United di kandang sendiri sampai akhir musim Liga 1 2019.

Sebagai palang pintu terakhir, Leo tentu akan bersua dengan Shohei Matsunaga, Silvio Escobar, dan Hari Nur Yulianto.

Ketiga penyerang milik PSIS Semarang tersebut tentu sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa menembus pertahanan Serdadu Tridatu.

Apalagi Silvio Escobar sempat mengatakan jika dengan postur bek Serdadu Tridatu yang cukup tinggi, harus ada cara lain selain duel udara untuk bisa menembus pertahanan.

Cara tersebut adalah memanfaatkan umpan datar dan kecepatan dari pemain PSIS. Kecepatan inilah yang sedikit menjadi kelemahan Serdadu Tridatu di lini belakang.

Dengan koordinasi yang sangat baik antara Leo dan Pacheco, tentu saja dengan usia yang tidak muda lagi Leo harus pintar-pintar mencari celah untuk menghentikan mereka.

“Mereka adalah pemain yang sudah tidak asing lagi. Mereka pemain bagus. Soal kecepatan, sebisa mungkin saya akan mengimbanginya,” tuturnya. 

GIANYAR – Perbandingan kekuatan Bali United saat Piala Indonesia 2018, Piala Presiden 2019, dan Liga 1 2019 sedikit demi sedikit mulai terlihat perbedaannya.

Dalam empat pertandingan terakhir di Liga 1, 12 poin berhasil diraih skuad Serdadu Tridatu dengan hanya satu kali kebobolan ketika menghadapi Persebaya Surabaya dipekan pertama.

Kuncinya adalah lini belakang yang kokoh. Saat Piala Indonesia dan Piala Presiden, Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra tidak pernah menerapkan formasi baku.

Terkadang Teco lebih memilih memainkan William Pacheco – Leonard Tupamahu atau Pacheco – Gunawan Dwi Cahyo.

Sesekali Coach Teco juga mencoba duet GDC – Leo Tupamahu. Tetapi sekarang pilihan jatuh kepada duet Pacheco – Leo Tupamahu.

Dengan kokohnya tembok pertahanan Serdadu Tridatu, suporter juga sempat memberikan julukan baru khususnya kepada Leo Tupamahu.

Jika Pacheco terkenal dengan julukan Tugu Monas saat masih berseragam Persija Jakarta musim 2017, kali ini Leo Tupamahu dijuluki Chiellini.

Giorgio Chiellini adalah bek milik Juventus. Sebenarnya ada persamaan dari kedua pemain tersebut. Keduanya sama-sama berusia uzur.

Leo Tupamahu berusia 35 tahun, sedangkan Chiellini berusia 34 tahun. Selain itu kesamaan lainnya adalah, kedua pemain sama-sama menjadi panutan pemain muda.

Entah apa yang dikatakan suporter tentang Leo Tupamahu berlebihan atau tidak, yang jelas suporter sah-sah saja menilai performa dari pemilik nomor punggung 32 tersebut dalam empat pertandingan terakhir.

Saat diwawancarai kemarin, Leo juga tidak mau terlalu memikirkan julukan tersebut. Bahkan dia mengatakan tidak ada perbedaan sama sekali antara dia dengan Chiellini termasuk daerah asal keduanya.

“Saya disamakan dengan Chiellini? Biasa saja. Saya jauh dan berbeda dari dia.  Dia dari Alor dan saya dari Rote. Hahaha,” seloroh mantan bek Persija Jakarta tersebut diselingi gelak tawa awak media.

Yang jelas dan yang terpenting bagi Leo, dia berusaha sebisa mungkin untuk menjaga rekor kemenangan Bali United di kandang sendiri sampai akhir musim Liga 1 2019.

Sebagai palang pintu terakhir, Leo tentu akan bersua dengan Shohei Matsunaga, Silvio Escobar, dan Hari Nur Yulianto.

Ketiga penyerang milik PSIS Semarang tersebut tentu sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa menembus pertahanan Serdadu Tridatu.

Apalagi Silvio Escobar sempat mengatakan jika dengan postur bek Serdadu Tridatu yang cukup tinggi, harus ada cara lain selain duel udara untuk bisa menembus pertahanan.

Cara tersebut adalah memanfaatkan umpan datar dan kecepatan dari pemain PSIS. Kecepatan inilah yang sedikit menjadi kelemahan Serdadu Tridatu di lini belakang.

Dengan koordinasi yang sangat baik antara Leo dan Pacheco, tentu saja dengan usia yang tidak muda lagi Leo harus pintar-pintar mencari celah untuk menghentikan mereka.

“Mereka adalah pemain yang sudah tidak asing lagi. Mereka pemain bagus. Soal kecepatan, sebisa mungkin saya akan mengimbanginya,” tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/