LEGIAN – Bali United meraih hasil minor dalam lima pertandingan terakhir. Bahkan, dua pertandingan terakhir menghadapi PSIS Semarang dan PSM Makassar, mereka tumbang dengan skor tipis dengan margin satu gol.
Beruntungnya, disaat yang bersamaan, klub-klub yang menempel ketat Bali United juga meraih hasil serupa. Persipura Jayapura tumbang dua kali.
Pertama melawan PSM Makassar dengan skor telak 4-0 dan tumbang ditangan Persebaya Surabaya dengan skor tipis 0-1.
Borneo FC yang berada diposisi runner up juga mengalami hal serupa tapi tak sama. Mereka tumbang dengan skor 4-2 menghadapi Persija Jakarta.
Tetapi, mereka di laga tandang ke Stadion Maguwoharjo, berhasil menang tipis 0-1 menghadapi PSS Sleman.
Berdoa saja agar Borneo FC tumbang menghadapi Persela Lamongan di pekan ke-29 Liga 1 2019. Yang jelas, apa yang terjadi sekarang seperti efek domino.
Saat pemuncak klasemen meraih hasil minor, klub dibawahnya juga mengikuti dengan hasil serupa. Apakah tekanan di enam pertandingan tersisa sangat besar?
Ataukah ada faktor lainnya yang membayangi? Menurut Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra mengatakan hal tersebut biasa dalam dunia sepakbola.
Terutama disaat Liga 1 2019 sebentar lagi selesai. “Liga sekarang sudah mau selesai. Sekarang masih tersisa enam
pertandingan dan saya pikir di liga ini ada tekanan dari tim yang harus menang serta yang benar-benar butuh poin,” ucapnya.
Coach Teco mencontohkan seperti klub-klub penghuni zona degredasi yang ingin mendulang poin absolut untuk keluar dari jurang degredasi.
Pun demikian dengan klub yang mencoba untuk mengejar Bali United di puncak klasemen. “Di away kami memang empat kali tidak menang. Tapi, saya tidak tahu klub lainnya.
Semoga kami bisa menenangkan pertandingan di kandang nanti(kontra Persib Bandung),” pungkas mantan arsitek Persija Jakarta di Liga 1 2017 dan 2018 tersebut.